90 Persen Kecelakaan Lalin, Akibatkan Cidera Otak Pengendara Sepeda Motor
Menurut data dari GRSP–Global Road Safety Partnership, hampir 3.500 orang tewas setiap hari di jalan raya. Dan 84 persen melibatkan sepeda motor. 90 persen dari korban mengalami cidera parah pada otak.
Hal ini didukung oleh data statistik yang pernah dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan bahwa dari 130.000 kecelakaan lalin sekitar 95.000 di antaranya adalah pengendara sepeda motor.
Helm Bukan untuk Gaya, Tapi Melindungi Otak
Kalau kita menengok cara pengendara sepeda motor di Indonesia, kebanyakan menggunakan helm secara asal-asalan. Hanya sebatas formalitas agar tidak ditilang. Merasa terganggu menggunakannya dan sama sekali tidak menyadarai bahwa menggunakan helm bukan untuk bergaya, melainkan sangat penting untuk melindungi kepala.
Di Australia Bukan Hanya Sepeda Motor, Tapi Pengendara Sepeda Juga Wajib Gunakan Helm
Di Australia, bukan hanya pengendara sepeda motor yang menggunakan helm, tapi juga pengendara sepeda. Bahkan untuk keamanan pengendara sepeda menggunakan lampu di kepalanya pada waktu hari mulai gelap, walaupun masih sore.
Begitu pentingnya peran helm di sini, sehingga Queesland Brain Institute yang dipimpin oleh Professor Pankaj Sah, secara khusus menerbitkan majalah The Brain. Majalah ini membahas secara rinci, bagaimana peran helm dalam melindungi otak bila terjadi benturan, entah karena kecelakaan atau pun karena terjatuh.
Dalam Majalah ini Antara Lain Disebutkan;
Bahwa benturan pada kepala dapat menyebabkan cidera berat pada kepala dan tidak jarang yang tewas di tempat. Walau pun menurut penjelasan Professor ini bahwa menggunakan helm bukan berarti dapat mencegah secara efektif dalam segala kecelakaan, tapi setidaknya meminimalkan  efek bila terjadi benturan.
Kutipan dari The Brain;
- Helmets of course are good for protecting against brain injuries.
- But  they don’t do a good job against all types of head  impact
- Different impacts cause different head movements and different head movements result in different injuries
Yang saya terjemahkan secara bebas;
- Helm tentu baik untuk melindungi terhadap cedera otak.
- Tapi jangan diartikan dapat berfungsi dengan baik terhadap semua benturan pada kepala.
- Dampak yang berbeda menyebabkan gerakan kepala yang berbedaÂ
- Gerakan kepala yang berbeda mengakibatkan cedera yang berbeda
Kesimpulannya, jangan merasa karena sudah mengenakan helm kemudian sudah merasa aman untuk kebut-kebutan.
Hindari penggunaan helm asal-asalan, karena justru akan mengganggu pandangan mata.
Carilah helm yang pas dan dirasa nyaman untuk digunakan dan memang diperuntukkan sesuai standar yang sesuai aturan. Penggunaan helm yang tidak pas justru dapat mengundang terjadinya kecelakaan.
Helm tidak hanya melindungi kepala, tetapi juga mata dan wajah, dari benda benda yang berterbangan di sepanjang perjalanan maupun kotoran yang terbawa angin. Ketika sedang berkendara dan mata kemasukkan debu, walaupun hanya satu dua detik mengosok gosok mata, kecelakaan bisa saja terjadi.
Benturan pada Kepala Jangan Dianggap Enteng
Masih menurut The Brain, benturan pada bagian kepala jangan dianggap enteng, Karena kepala adalah bagaikan sebuah porselein yang harus dijaga dengan sangat ekstra hati-hati. Benturan sekecil apapun dapat mengakibatkan TBI.
T.B.I. adalah singkatan dari Traumatic Brain Injury yang disebabkan oleh faktor eksternal. Bisa jadi karena kecelakaan, terjatuh dari kendaraan, maupun benturan yang diakibatkan oleh sebab sebab lainnya.
TBI ditandai dengan;
- Sakit kepala berkepanjangan
- Pusing .susah tidur,
- Sulit berkonsentrasi,
- Pandangan mata yang bisa tiba tiba kabur
Inti dari tulisan ini menegaskan bahwa menggunakan helm itu sangat penting
Untuk melindungi cidera pada otak yang dapat menyebabkan kematian. Helm yang dimaksudkan tentu adalah helm yang sesuai dengan standar untuk digunakan pengendara sepeda motor.Â
Sumber bacaan: The Brain - terbitan The University of Queesland Â
Semoga ada manfaatnya.
Iluka, 21 Juni, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H