Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Anggap Remeh Penyimpangan Prilaku

21 Juni 2016   20:33 Diperbarui: 21 Juni 2016   20:41 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan Anggap Remeh Penyimpangan Prilaku

Penyimpangan prilaku yang berlanjut, jangan dianggap remeh .Perlu di antisipasi sedini mungkin,agar jangan menimbulkan penyesalan dibelakang hari.

Penyimpangan prilaku tidak hanya sebatas masalah seks,tapi dalam beragam corak kehidupan.Pada umumnya manusia sangat rentan terhadap gangguan kesehatan dibidang mental ini. Yang sering kita dengar dengan istilah :” mental disorders” atau distorsi kejiwaan. Bahkan menurut berbagai penelitian, 1 dari 5 orang berpotensi terkena gangguan kejiwaan ini. Gangguan ini menyerang lintas umur dan gender. Tidak peduli berusia muda, maupun tua.Wanita ataupun pria.

Dalam kondisi yang paling parah ,bisa kita tengok, ,hingga di zaman modern ini, masih banyak orang yang dipasung di kampung kampung dan hampir tidak tersentuh oleh uluran tangan pemerintah setempat. Keluarga merasa tidak mampu menjaga, karena hidup mereka sendiri sudah sangat memprihatinkan ,sehingga tidak ada waktu untuk mengurus anggota yang mengalami gangguan kejiwaan sepanjang hidupnya.Maka jalan pintas adalah memasung dan menempatkannya ditempat ,semacam kandang,

Bagi yang sudah pernah menengok dengan mata kepala sendiri, pasit bisa merasakan betapa menderitanya orang orang yang dipasung.Dan kita tidak bisa,,secara serta merta memvonis, keluarganya tidak manusiawi,kalau kita menyimak kondisi hidup mereka. Jadi keadaaanlah yang memaksa mereka memasung orang yang dicintai.

Tidak 100 Persen Gila

Saya sudah pernah berdialog langsung dengan orang yang dipasung, disaat saat ia lagi normal. Mampu berbicara dengan baik walaupun agak terbata bata dan berbicara sambil menangis, Berarti orang yang dipasung, tidak seratus persen gila, karena ada saatnya sadar dan merasakan kepedihan hidup terpasung.

Mencegah Lebih Baik

Sementara menunggu uluran tangan pemerintah, yang kita tidak tahu, kapan akan terlaksana dengan baik,maka jalan terbaik adalah  mengantisipasi, sedini mungkin, agar jangan lagi berjatuhan orang orang akibat dari gangguan kejiwaan .Dan orang itu bisa jadi adalah diri kita sendiri.

Penyebabnya:

Selama lebih kurang 16 tahun berkeliling Indonesia ,dalam kapasitas sebagai Ketua Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia,yang  berada dibawah naungan Departemen Kesehatan RI, saya banyak berkunjung hingga ke kampung kampung,dari Sabang hingga ke Merauke.  Ini bukan hanya sebatas kiasan, tapi dalam arti sesungguhnya,memang saya sudah berkunjung ke Sabang dan seluruh Nusantara ,hingga ke Merauke.

Penyebab Orang Mengalami gangguan kejiwaan

  • Berasal dari keluarga broken home
  • kehilangan orang yang dicintainya
  • Miskin dan  melarat berkepanjangan
  • Tidak mendapatkan kasih sayang dalam keluarga
  • Mengalami kekerasan dimasa kanak kanak
  • Merasa dikucilkan dari pergaulan
  • Menganggur bertahun tahun

Tanda Tanda Yang Tampak Kasat Mata:

  • Melamun berjam jam
  • Berkeluh kesah sepanjang hari
  • Tidak suka menengok orang senang
  • Senang bila dapat menyakiti orang lain
  • Menganggap orang lain gila
  • Berbicara dengan dinding
  • Tanpa sebab muncul keinginan bunuh diri
  • Sering seakan mendengar orang memanggil namanya

Secara phisik orang yang terkena gangguan kejiwaan ini,tampak normal dan bisa berinteraksi kepada orang lain. Namun pandangan matanya biasanya liar dan wajahnya menunjukkan kebencian kepada siapapun. Senang bisa dapat menemukan kekurangan atau kesalahan pada diri orang lain.Rajin mencari cari kesalahan orang.

Perlu Orang Tempat Curhat

Walaupun background saya bukan dokter, juga bukan seorang Psikolog,tapi pengalaman selama belasan tahun,menghadapi beragam orang,setidaknya ada catatan ,yang saya anggap penting dan dapat membantu orang orang, yang baru dalam tahap awal mengalami gangguan kejiwaan ini, Yakni menemukan orang yang dapat dipercayai nya untuk tempat curhatnya. Sewaktu masih di Indonesia ,saya menerima minimal 100 -200 sms setiap hari dari seluruh Indonesia, Yang intinya adalah konsultasi .Walaupun saya sama sekali tidak dibayar untuk itu,namun saya lakukan dengan ikhlas, karena sudah pernah mencoba hidup menderita ,tanpa bantuan orang lain.

Apa Yang Dapat Kita Lakukan?

Menghadapi orang orang yang mendapatkan gangguan ini, sikap kita adalah jadilah pendengar yang baik Jangan menertawakan,walaupun terkadang apa yang diceritakannya,sangat tidak masuk akal.

Saya sudah sering kali berhadapan dengan tipe orang seperti ini, Kita dengarkan dengan serius pembicaraannya, termasuk ketika ia bercerita tentang temannya yang bisa muncul di dinding , Juga tentang pemikirannya, bahwa teman temannya dikantor sudah gila semuanya, Pokoknya, apapun ceritanya.jadilah pendengar yang baik, Karena dengan menemukan orang yang dapat diajak berbicara hati kehati,setidaknya,kita sudah menyelamatkannya dari bunuh diri.

Mendapatkan orang yang mau mendengarkanya,adalah salah satu jalan untuk penderita menemukan kembali jati dirinya. Dan secara bertahap dapat menyarankan penderita mengikuti berbagai kegiatan phisik,yang dapat menghadirkan kegembiraan ,untuk mempercepat kesembuhannya.

Namun untuk melakukan hal ini, memang dituntut keikhlasan yang mendalam dari diri kita.Setidaknya dengan jalan ini, kita sudah ikut berpartisipasi dalam upaya mengurangi  jatuhnya korban gangguan kejiwaan kedalam pasungan atau bunuh diri.

Tulisan ini,bukan bermaksud meniadakan peran medis, melainkan semata ,mengajak orang untuk ikut berperan aktif membantu mencegah penderita gangguan jiwa atau mental disoders ini, agar tidak semakin dalam terperosok.Dan menuntunnya menemukan kesembuhan secara alami.

Salah Satu Penderita Yang Sembuh

Salah satu diantara yang tadinya di pasung selama 2 tahun ,kemudian sembuh secara alami, adalah seorang mantan guru sekolah di Bukittinggi, Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, ketika saya mendapatkan sms dari bu Mai..yang isinya:"Pak ,alhamdulilah, ambo kini di Tanah 'Suci menunaikan Ibadah Haji.Doakan ambo yo pak. " Walaupun wanita ini ,sama sekali tidak ada hubungan kekeluargaan, namun saya sempat menangis terharu mendengarkan bahwa orang yang saya tengok di pasung,dapat menunaikan Ibadah Haji, Sama sekaii bukan mengatakan bahwa bu Mei sembuh karena saya, tapi yang penting adalah tidak sia sia membantu orang, walaupun sama sekali tidak dapat apa apa,

Bu Mai ini , menjadi motivator di kotanya, karena berani mengatakan :" Saya dulu dipasung, tengok ini masih ada bekas di pergelangan tangan,tapi alhamdilliah saya sudah sembuh," Salah satu bukti empiris ,yang menyatakan bahwa gangguan kejiwaan atau mental disorders, bisa disembuhkan, bila ada orang yang mau membantu dengan ikhlas,disamping dukungan dari keluarganya, Semoga kita semua ,setidaknya dapat ikut berperan serta, dalam upaya meraih Indonesia sehat jiwa dan raga.

(artikel ini saya tulis dalam kapasitas sebagai Ketua ARSI yang bernaung dibawah KepMenkes,1076/VII/2003)

Iluka, 21 Juni, 2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun