Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiat Kiat Menata Hati

19 Juni 2016   19:44 Diperbarui: 19 Juni 2016   20:16 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*hidup adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir.Barangsiapa yang berhenti belajar, maka ia akan hanyut, terbawa arus kehidupan*belajar dari sejak buaian,hingga .............*

Mencoba Merangkai Mutiara Mutiara Kehidupan

Walaupun saya bukan seorang Pengamat Sosial ke hidupan,namun setidaknya dalam perjalanan hidup yang hampir mencapai ke 74 tahun, ada hal butir butir mutiara kehidupan yang berhasil saya himpun dalam catatan harian .

Setelah saya baca berulang ulang kali, lahir dorongan dari dalam diri,untuk menulis ulang dan  mempublishednya ,untuk dapat dibaca banyak orang.

Agar tidak membias terlalu jauh, saya membatasi diri dengan menuliskan hal hal yang berhubungan dengan lika liku ketika berinteraksi dengan berbagai suku bangsa di dunia. Bagaimana menyikapi beragam perbedaan.Baik berbeda suku,asal muasal, budaya , latar belakang kehidupan, beda pendidikan ,beda agama dan beda bahasa.Akhirnya , saya memahami ,bahwa satu satunya yang dapat menyembatani semua perbedaan tersebut adalah kerelaan kita untuk mau membuka hati. 

Belasan tahun dinegeri orang, bahkan berpindah dariQueensland ke New South Wales dan kini ,kami berada di Western Australia ,bergaul dengan puluhan suku bangsa, makan bersama dan bahkan camping selama berhari hari dengan mereka, tak satupun yang menungkit ungkit masalah perbedaan .Kami memang berbeda, namun semuanya mampu menyatu dalam keterbukaan hati.

Walaupun sudah ada begitu banyak buku buku dan tulisan yang mengulas panjang lebar,tentang bagaimana dapat menjalin persahabatan,lintas perbedaan. Baik beda suku, bangsa ,budaya, latar berlakang kehidupan .,maupun agama.,namun saya yakin, butir butir mutiara kehidupan yang tercecer disana sini dan berhasil saya himpun, memiliki daya hidup tersendiri.

Diantaranya adalah sebagai berikut:

  • segala kelebihan  diri kita, tidak bermakna ,bila tidak bermanfaat bagi orang lain
  • merasa pintar? jangan lupa ada banyak orang yang lebih pintar dari kita
  • kaya?,apa yang kita miliki,mungkin bagi orang lain hanya recehan
  • yang kita miliki hari ini, belum tentu besok akan tetap milik kita
  • Biarkanlah orang merasa dirinya hebat , tidak akan ada yang berkurang dari kita
  • Memahami bahwa setiap orang berhak berbeda dari kita
  • Menerima perbedaan,bukan berarti kehilangan jati diri

Alangkah baiknya bila kita mampu mawas diri dan tidak merasa:

  •  diri paling benar
  • Paling pintar dalam segala hal
  • Hanya ingin didengar
  • Tapi tidak pernah mau mendengarkan
  • Mau dihormati ,tapi tidak mau menghargai orang.
  • Mau menang sendiri
  • Merasa semua orang harus menghormati kita
  • Ingin senantiasa menjadi pusat perhatian
  • Tidak terbuka untuk mendengarkan orang lain
  • Merasa diri paling saleh

Ikhlas Melepaskan Atibute 

Dalam pergaulan dan saling berinteraksi dengan orang lain, kita harus ikhlas melepas semua atribut yang mungkin saja melekat pada diri kita. Tampilkanlah niat baik kita untuk membuka tangan bagi sebuah persahabatan. Ketika memperkenalkan diri, cukup dengan menyebutkan nama, tanpa perlu menyebutkan segala embel embel kebesaran diri. Kecuali memang dalam tugas kerja, yang mengharuskan kita tampil dalam kapasitas sesuai jabatan kita.

Saya sudah mempraktekkannya dalam hidup. Silakan menengok di Profile saya. Hanya nama dan  pensiun.Walaupun sesungguhnya saya dapat menuliskan beberapa jabatan dibelakang nama saya ,bilamana diperlukan.

  • Jangan mendominasi pembicaraan
  •  tempatkanlah diri sejajar dengan lawan bicara
  •  Jangan mengedepankan kehebatan diri
  •  Hidari segala kritikan,kalau ada yang salah,
  •  sampaikanlah secara santun
  •  martabat kita sebagai manusia adalah sama

Percayalah ,hidup ini akan terasa semakin indah, bila kita dapat menjalani hidup tanpa ada beban dihati.Tanpa kebencian, apalagi sampai ada dendam. Akan  sia sialah kita berdoa hingga air mata darah keluar,bila dalam hati kita masih menyimpan kebencian dan dendam kesumat terhadap seseorang.

Tulisan ini tidak bermaksud menggurui, melainkan hanya ingin menampilkan seuntai mutiara, yang saya coba merangkumnya,selama perjananan hidup,Semoga ada manfaatnya.

Iluka, 19 Juni, 2016

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun