Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Benarkah Rejeki Bisa Datang dari Mana Saja?

18 Juni 2016   07:11 Diperbarui: 18 Juni 2016   09:53 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kita dengarkan ada ucapan: "Rejeki bisa datang dari mana saja" Kalimat ini agaknya sangat penting diberikan batasan agar tidak membias, seakan uang dari manapun dihalalkan, karena dianggap rejeki.

Ada banyak contoh contoh hidup, di mana orang menganggap bahwa  menerima   uang dari manapun dan diperoleh dengan cara apapun diyakini sebagai rejeki paradigma yang keliru ini, secara tanpa sadar telah menyebabkan pelaku pelaku kejahatan, sama sekali tidak merasa bersalah. Merasa mendapatkan rejeki, walaupun memperoleh uang dengan jalan melakukan tindak kejahatan. Hal ini diawali dengan contoh contoh yang diberikan oleh orang yang seharusnya jadi panutan masyarakat,

Salah satu contoh yang mungkin dapat memberikan gambaran, bagaimana seorang yang dijadikan panutan dan tokoh masyarakat, bahkan dapat menerima  cara berpikir yang demikian. Tentu bukan sebuah imaginasi, melainkan sepotong kisah hidup,yang dituliskan sedemikian rupa, sehingga tidak mengarah kepada pencemaran nama baik siapapun

Ceramah Tokoh Masyarakat

Suatu hari ratusan warga usia muda, memenuhi gedung pertemuan yang ada di kota.Tak ada  kursi yang kosong, karena begitu antusiasnya warga, bahkan sebagian ada yang berdiri untuk dapat mendengarkan ceramah dari tokoh terkenal ini. Apalagi Pak Aden (bukan nama sebenarnya) sangat piawai dalam bertutur kata.dan menghafal ayat ayat kitab suci.,sehingga menghadirkan kekaguman dari seluruh yang hadir.

Dalam ceramah yang hampir dua jam itu, pak Aden dengan sangat piawai menyampaikan bahwa generasi muda,harus selalu mawas diri.Diantaranya adalah agar selalu menjaga diri ,untuk jangan pernah menyentuh, apa yang dinamakan 3M.

Menjauhkan diri dari: 3 M

  1. Mabuk mabukan
  2. Main perempuan
  3. Main judi

Karena ke 3 M disebutkan diatas,dapat merusak mental generasi muda. Karena itu sebagai generasi muda penerus bangsa, sudah seharusnya semua bertekad jangan pernah lakukan ke 3 M tersebut

Dan sebagai penutup Pak Aden mengatakan: "Saudara saudara,sebagai generasi muda, hendaknya selalu mawas diri,untuk tidak terkecoh oleh yang saya sebukan 3 M tadi, Karena bila terjebak, maka harkat dan martabat kita sebagai manusia yang berbudi luhur, sudah ternoda ,Kalau sudah ternoda, apalagi yang dapat diharapkan dari kita? Jangan lupa, sekali lagi, anda semua  adalah generasi muda bangsa, yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa. Di tangan andalah kelak negeri ini di titipkan."

Maka seketika, seluruh ruangan penuh dengan applaus yang gegap gempita....

Selesai Ceramah

Selesai  memberikan ceramah  kepada generasi muda, Pak  Aden sebagai tokoh masyarakat yang sangat dihormati di kampungnya, tidak langsung pulang, melainkan menunggu di luar gedung pertemuan untuk menyambut uluran tangan peserta ceramah yang berebutan menyalaminya.

Lumayan lama pak Aden menyediakan waktunya untuk begitu banyak orang yang ingin bersalaman dan berbicara.Setelah semua dapat giliran menyalaminya, matanya menengok kesekeliling tempat parkiran kendaraan,Dan salah seorang bertanya, ” Maaf Bapak Aden lagi menunggu seseorang?”

Benar, saya  menunggu putra saya, yang berjanji mau menjemput disini. Koq sampai sekarang belum datang yaa?” Kata pak Aden.

“Ooo kalau anak Pak Aden yang bernama  Charles, tadi saya tengok sedang asyik tarohan sepak bola di ruang nonbar hotel ABC.”

“Apa ? Taruhan? Gila benar tuh anak,“ kata pak Aden dengan wajah merah padam. Syukur saya sebagian besar yang ikut ceramah sudah pulang, sehingga Pak Aden tidak menanggung malu yang terlalu besar.

“Tapi…pak Aden… putra bapak menang puluhan juta rupiah, karena tim yang dijadikan tarohannya, ternyata menang dan mencetak goal 2.-0”

“Oyaaa? Kata pak Aden .Wajah yang tadinya menunjukan kemarahan yang amat sangat,entah sadar ataupun tidak, perlan lahan berubah ceria.… Hmmm yaaaa, yang namanya rejeki itu bisa datang darimana saja kan?” Katanya seperti berguman dengan dirinya sendiri dan membayangkan putranya dapat uang jutaan rupiah dari taruhan sepak bola….."Ya deh, kalau gitu ,saya naik taksi saja," kata Pak Aden sambil melangkah pergi..dengan wajah ceria, membayangkan putranya membawa pulang "uang rejeki" puluhan juta rupiah dari hasil menang tarohan pertandingan sepak bola... 

Catatan Penulis:

Nama nama yang ditulis bukan nama sebenarnya. Jika ada yang kebetulan sama, hanyalah sebuah kebetulan saja. Kebetulan itu bisa terjadi kapan saja dan dari mana saja...

Iluka, 18 Juni, 2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun