Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Malu yang Semakin Tergerus

17 Juni 2016   21:05 Diperbarui: 22 Juni 2016   16:43 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba di Mall

Tiba di Mall ,begitu kendaraan diparkir,cucu kamiberlari sekencangnya ke dalam mall dan kami mengikuti dari belakang. Saat saatmenegangkan seperti ini, tentu membuat jantung berdebar debar, karena 5000dolar sebuah jumlah yang cukup banyak bagi kami.

Begitu tiba di Mall, kami langsung menuju ketoilet .Namun belum sampai disana,sudah tampak Kevin berlari mendatangi ,sambilmelambaikan tangan dengan gembira.Walaupun belum sempat berkomunikasi, kamisudah yakin,bahwa ia sudah menemukan dompet tersebut.. Tentu saja ,kami sangatbersyukur.

Kevin mengatakan bahwa dompet ditemukan pelayanCoffee Shop dan menyerahkan kepada Boss nya, Tentu yang boleh mengambil adalahpemiliknya,yakni istri saya sendiri,

Bergegas kami ke Gloria Jeans ,tempat gadis yangmenemukan bekerja, Begitu tiba, si Boss langsung menyalami istri saya:” Madam,you have a lot of money..here you are” sambil menyerahkan dompettersebut.Rupanya si Boss sudah menengok foto kami di Paspor,maka langsungmengetahui, bahwa istri saya adalah pemilik dompet tersebut.

Tidak Boleh Kasih Uang

Istri saya minta bertemu dengan gadis pelayancoffee shop tadi, untuk mengucapkan terima kasih dan sekaligus mau memberikantips 200 dolar, sebagai ucapan terima kash,Namun si Boss mengelengkan kepaladan mengatakan :” Jangan , Itu kewajiban kita semua, Menemukan milik  orang ,harus dikembalikan, Jadi jangandikasih uang”

Maka tentu aturan ini kami taati ,Namun sebagairasa terima kasih ,kami kembali lagi setelah membawa barang perhiasan,sebagaitanda terima kasih .Dan hal ini diijinkan oleh Boss Coffee shop tersebut..Seandainya gadis pelayan di Coffee Shop mau mengambil uang tersebut ,tentu sangat mudah baginya, Tinggal mengambil uangnya dan memasukkan dompet dan surat lainnya kedalam bak sampah,beres;Tapi sudah mendarah daging bagi mereka,untuk merasa malu ,mengambil sesuatu yang bukan haknya, Sama seperti yang dilakukan cucu kami,

Bukan Bermaksud Melecehkan  Negeri Sendiri

Pejabat dapat hadiah sekotak coklat,harus lapor..Teman saya  Traver, adalah kepala bagian pengawasan bangunan di tata kota . Kami sudah saling kunjungi rumah masing masing, Sambil bercanda, saya katakan :" wah,enak ya Traver,sebagai Kepala Bagian Pengawasan Bangunan". Langsung di jawab,:" Enak apanya ? Peraturan disini amat ketat, terima coklat sekotak saja, harus lapor,. Kalau tidak lapor dan ketahuan, langsung dipindah tugaskan ketempat lain,:Karena prinsip di pemerintahan di Australia, bila orang sudah menerima satu kotak coklat, berarti kemungkinan besar ia juga menerima hadiah hadiah lainnya."

Terpana juga saya mendengarnya, Rupanya tempat tempat yang di Indonesia dianggap :" basah: dan gampang dapatkan sesuatu,disini justru merupakan tampat yang kering kerontang, Karena tidak dibenarkan menerima hadiah apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun