Bunyi gesekan biola yang seakan akan menyayat nyayat hati, ditambah dengan iringan piano dan voice dari Angelia, menghadirkan sebuah pesona tersendiri, walaupun saya yakin tidak semua yang hadir memahami secara detail tentang drama kehidupan gadis kecil yang diimplementasikan dalam musik konser ini  tak urung mampu menciptakan suasana mencengkam. Semua penonton terdiam dan tak berkedip. Baru setelah Angel selesai menyanyi dan iringan piano, serta biola mengakhiri  pesona drama tersebut memberikan tepuk tangan yang meriah hingga memenuhi seluruh ruangan.
Beberapa diantara yang hadir tampak sudah mempersiapkan beberapa kuntum bunga. Begitu konser selesai dan standing applaus mereda, berberapa dari yang hadir menyerahkan karangan bunga kepada Angelia. Sekali  lagi tepuk tangan yang meriah untuk Angel.
Setelah acara usai dan masuk pada acara menikmati makanan kecil, ada kejutan lainnya, yakni ternyata beberapa dari penonton konser adalah Kompasianers, walaupun sebatas sebagai silent reader. Untuk menyakinkan saya dan istri, bahwa mereka bukan asmong atau asal ngomong, beberapa judul dari tulisan kami berdua disebut dengan lengkap. Bahkan ada yang sudah mempraktekkan resep bikin kentang balado yang ditulis oleh bu Lina .
keterangan foto: lokasi konser adalah di rumah putra kami keluarga Putra kami Irmansyah Effendi .Semua foto adalah dokumentasi pribadi)
Romano Street . Iluka, Western Australia, 12 Juni, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H