Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengawal Garis Demarkasi Suami dan Istri

10 Juni 2016   19:11 Diperbarui: 10 Juni 2016   19:31 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan Lupa Tulisan Kita Dibaca Orang Banyak

Jangan lupa, apapun canda kita melalui dunia maya dibaca banyak orang. Ikut serta dalam canda yang tidak santun, seakan mengisyaratkan kepada orang lain, bahwa ”saya tertarik“ atau bahkan mungkin diterjemahkan ”saya juga mau seperti itu”. Sebagai orang yang sudah cukup dewasa, tentu tidak perlu diberikan contoh-contoh secara vulgar. 

Seharusnya sebagai seorang wanita, apalagi sebagai seorang istri sudah mengetahui atau setidaknya merasakan apa yang pantas dan apa yang tidak pantas dijadikan candaan. Bercanda kebablasan sama sekali bukan petanda, bahwa kita sudah dewasa sebagaimana orang tidak harus merokok untuk menunjukkan bahwa dirinya sudah dewasa karena kedewasaan bukan diukur dengan parameter yang keliru dan menyesatkan.

Menjaga kehormatan diri dan menjaga image perlu waktu bertahun-tahun, namun untuk merusakannya cukup dengan satu kalimat saja dan butuh waktu hanya beberapa menit,bahkan mungkin dalam hitungan detik.

Cara Mengawal  Garis Demarkasi

  • Jangan biarkan siapapun masuk kedalam kehidupan pribadi
  • Walaupun sahabat sedekat apapun, harus ada batasan
  • Kamar tidur adalah privasi suami dan istri
  • Tak layak ada orang lain disana
  • Hargailah martabat kita
  • Sebagai seorang suami  ataupun seorang istri
  • Kehilangan harta dapat diganti
  • Kehilangan martabat ,kita sudah tidak bernilai lagi

Semoga tulisan ini ada manfaatnya,

Western Australia, 10 Juni 2016

Tjiptadinata Efffendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun