Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Serambi Mekah, Kami Diterima dengan Hati Terbuka

9 Juni 2016   21:51 Diperbarui: 9 Juni 2016   21:54 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ketetangan foto.Kami berbeda dalam banyak hal,tapi kekeluargaan telah mempersatukan kami/foto tjiptadinata effendi

Berbeda Dalam Banyak Hal, Tapi Kekeluargaan Telah Menyatukan Kami

Coba kita bayangkan,andaikata di dunia ini,hanya ada warna putih atau merah semata. Atau semua berwarna  hitam,tidak dapat kita membayangi ,hidup seperti apa yang akan dilalui.. Karena setiap hari akan berhadapan dengan alam yang membosankan. Semua orang satu wajah dan satu warna, semua bunga juga satu warna. Pokoknya apapun yang kita tengok ,tidak ada bedanya. Sejauh jauh mata memandang, yang kita tengok adalah warna yang sama. Lari keluar negeri,ternyata menemui hal yang sama. Maka dapat dipastikan dalam waktu singkat ,orang akan mendapatkan gangguan saraf atau bahasa kasarnya dibilang :”gila”.

Hal ini sesungguhnya membuktikan pada kita semuanya, bahwa perbedaan itu indah adanya. Dan manusia mampu bertahan hidup,serta dapat menikmati hidup,karena ada perbedaan perbedaan dimuka bumi ini. Ada bunga aneka warga, ada burung yang beragam  warna dan begitu juga dengan manusia manusianya. 

Perbedaan ,entah karena alasan apapun, tidak harus menjadi sekat.apalagi menciptakan jurang pemisah antara manusia yang  berbeda warna ,maupun berbeda budaya dan agama. Justru dengan hidup berdampingan dalam keberagaman itulah kita semakin merasakan ,betapa indahnya karunia hidup yang diberikan Tuhan kepada kita

552d2a9b0423bda1428b456a-5759819a6823bda20e565cb2.jpeg
552d2a9b0423bda1428b456a-5759819a6823bda20e565cb2.jpeg
Keterangan foto, Kami diterima dengan hati terbuka oleh teman teman di daerah yang dijuluki :"Serambi Mekah"/foto: tjiptadinata effendi

Saya dan Anda adalah Kita

Saya dan anda jelas berbeda. Beda asal muasal.beda budaya,beda latar belakang kehidupan, beda status sosial,beda kebiasaan dan mungkin juga beda agama. Namun anda dan saya adalah kita. Sebuah falsafah hidup yang sudah  kuno,tapi tetap uptodate untuk dijadikan pedoman dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.

Bila tempat berpijak sudah kokoh maka selanjutnya tidak ada lagi kendala atau jarak yang menjadi halangan untuk menjalin sebuah persahabatan.

Saya Pernah Ditakut  Takuti  Ketika Mau Ke Banda Aceh

Beberapa tahun lalu,ketika saya dan istri mau berangkat ke Banda Aceh, sempat di takut takuti oleh beberapa orang teman.Salah satu kalimat yang masih terus terngiang adalah:” Apa nggak salah Pak Tjipta dan ibu mau ke Aceh? Orang orang disana tidak suka menerima tamu yang berbeda. Lebih baik batalkan saja niat pak Tjipta ,demi keselamatan bapak dan ibu”

Namun, kami sudah terbiasa ,sejak masih muda, untuk tidak pernah goyah akan ancaman ataupun  ada orang yang menakuti nakuti. Karena menurut saya pribadi, tidak elok membatalkan rencana keberangkatan,hanya karena mendengarkan isu isu yang tidak ada buktinya.Maka kami tetap berangkat .Disana kami dijemput oleh pak Asrul Adami sahabat kami dan dibawa ke Hotel Lading untuk menginap.

Kami Berbeda,tapi Kami Makan Bersama

Sorenya ada undangan untuk berbuka bersama ke Jantho. Maka tanpa ada keraguan secuilpun, kami nyatakan siap untuk datang,  Sorenya ketika acara makan bersama, ternyata kami diterima bukan hanya dengan tangan terbuka, tapi juga dengan hati yang terbuka. Tak satu patah kata juga ada yang menanyakan tentang agama kami. Kami berbeda dalam banyak hal, tapi kami makan bersama dengan damai. Adakah kebahagiaan yang lebih besar,daripada diterima sebagai seorang sahabat ?

(Kenangan bersama teman teman di Banda Aceh ,bahkan kami dihadiahkan batu akik oleh pak Haji, sebuah contoh hidup keberagaman yang nyata))

Tjiptadinata Effendi/09 Juni, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun