Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

68 Persen Sungai di 33 Propinsi Tercemar, Salah Siapa?

9 Juni 2016   17:24 Diperbarui: 10 Juni 2016   12:52 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keterangan foto: Sungai Batang Arau di Padang, dulu selain dari merupakan sarana lalu lintas perahu nelayan,juga dimanfaatkan warga setempat untuk keperluan mandi setiap hari dan sekaligus memancing, Kini jangankan untuk mandi, menengoknya saja orang sudah jijik/foto: tjiptadinata effendi

68 Persen Air Sungai di 33 Propinsi Tercemar, Salah Siapa?

Walaupun setiap perusahaan yang menghasilkan limbah, perlu mendapatkan AMDAL atau Analisa Mengenai Dampak Lingkungan, sebelum diijinkan untuk operasional,namun ternyata sebagian air sungai di Indonesia sudah tercemar berat.

AMDAL adalah kajian dan penelitian yang dilakukan oleh dinas terkait,untuk meneliti dan melakukan analisis, tentang dampak besar dari suatu usaha atau kegiatan apapun, sebelum mengambil keputusan untuk menerbitkan AMDAL, petanda bahwa usaha atau kegiatan tersebut, sudah memiliki sarana untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

Sungai di 33 Propinsi di Indonesia Sudah Tercemar

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di tahun 2015 hampir 68 persen atau mayoritas mutu air sungai di 33 provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat.

Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat air sungai hingga saat ini merupakan sumber utama air bersih yang dikonsumsi mayoritas penduduk di Indonesia..

Menurut Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, sumber utama pencemar air sungai di Indonesia sebagian besar berasal dari limbah domestik atau rumah tangga. "Selama ini kebanyakan masyarakat salah mengira bahwa sumber utama pencemar sungai adalah limbah industri, padahal bukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di sungai-sungai yang dijadikan titik pantau, limbah domestik yang paling berperan sebagai pencemar air sungai," (sumber ; Kompas,29 april ,2016)

Benarkah Limbah Rumah Tangga Penyebab Utama?

Berapa banyak rumah tangga yang membuang limbah kesungai?  Apakah mereka yang tinggal jauh dari sungai,sengaja  datang untuk buang sampah kesungai? Tentu saja hal ini terlalu mengada ada. Limbah dari rumah tangga, biasanya merupakan sisa sisa makanan atau sayuran . Secara logika, mana ada penduduk yang membuang minyak goreng kedalam sungai?Berdasarkan atas penilaian apa, maka dinas terkait ,memastikan bahwa pencemaran terbesar disebabkan oleh limbah rumah tangga?Sesungguhnya dengan mengambil sample  air di sungai dan dibawa ke laboratorium, sudah dapat dipastikan, sumber limbah dari mana yang terbesar memiliki andil dalam mencemarkan air di sungai sungai,
Salah satu contoh

Sungai Batang Arau di Padang, Dulunya,selain dari tempat berlalu lalangnya perahu nelayan, juga sekaligus digunakan warga setempat untuk mandi . Lokasi sepanjang sungai  ini, merupakan tempat yang cocok untuk yang hobbi mancing, Pasti akan dapat ikan,tergantung besar atau kecinya.

Namun belakangan, jangankan untuk mandi, ikan saja sudah tidak mampu lagi hidup disana,Karena airnya sudah berwarna coklat kehitam hitaman , berbau dan sisa limbah pabrik karet mengendap di dasar sungai, sehingga menjadi lumpur dan memicu terjadinya pendangkalan .

Air Limbah Pabrik Dibuang Dimalam Hari

Sebenarnya sudah menjadi rahasia umum di kota Padang,bahwa limbah dari beberapa  pabrik dan industry ,sengaja dibuka pada malam hari dan airnya hanyut melalui kali dan terus ke sungai sungai terdekat. Bertahun tahun hal ini berlangsung terus menerus. Pada  tahun lalu ,kami mengunjungi kota Padang, menengok air sungai Batang Arau, jangankan untuk berenang atau mancing,membasuh tangan saja kita enggan,Karena begitu kental dan hitam pekat.

Ini baru salah satu contoh saja,karena saya berasal dari Padang,Kemungkinan besar,hal ini terjadi juga di daerah daerah lainnya.,Apakah perlu diturunkan tim peneliti dari Pusat, untuk mengetahui,apa penyebab sesungguhnya dari pencemaran air sungai ini ? Ataukah laporan bahwa penyebabnya adalah limbah rumah tangga di amin kan saja dan berhenti sampai disana ,tentu terpulang pada pemerintah.

Tjiptadinata Effendi/ 09 Juni, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun