Karena mantu kami adalah orang Australia (kulit putih),maka kami tahu kebiasaan mereka,sehabis santap malam, selalu ada minuman beralohol.terutama di musim gugur dan musim dingin. Karena itu, dalam acara santap malam bersama pada waktu itu ,adalah merupakan pengalaman pertama bagi mereka, santap malam tanpa alcohol.
Hal ini bukan saya yang mengusulkan ,melainkan dari mereka sendiri.bahwa karena makan malam bersama teman teman Muslim, maka kami sepakat santap malam akan dibuka dengan secangkir teh hangat manis dan penutupnya ada pilihan the atau kopi.Kloplah sudah rencana dan saya jadi lega.
Maka diatas meja ,hanya ada cangkir teh dan cerek yang berisi teh hangat. Tapi semua cangkir masih kosong. Walaupun ketiga teman saya yang Muslim berkali kali mengatakan:” Tidak apa ,silakan, anda yang tidak berpuasa silakan minum “,tapi tidak seorangpun diantara kami yang bergerak untuk minum. Kendati secangkir teh hangat di udara dingin menusuk, jelas merupakan sesuatu yang mengoda.
Tidak Ada Beduk atau Sirine
Kami duduk ngobrol,tanpa seorangpun menyentuh minumanTampak ketiga teman saya yang Muslim, berunding sambil melihat kejam tangan mereka. Karena di Australia tidak ada beduk atau sirene berbunyi, petanda waktu berbuka puasa dimulai. Maka mereka mengandalkan jam tangan.
Setelah berdiskusi sesaat, Mohammed, asal Pakistan yang sama sama kursus bahasa Inggeri dengan saya 10 tahun lalu, mengatakan,sudah waktunya berbuka puasa. Mohammed dengan suara jelas mengucapkan:” Bismillahirrachmanirrahim.”..sambil mengangkat cangkir teh..manis, sebagai isyarat sudah waktunya berbuka puasa.Ritual selanjutnya, masing masing bebas mengambil makanan. Namun karena tampak teman teman yang puasa, mengawali dengan makan buah kurma, yang dibawa dari rumah.,maka kami hanya mengikuti jejak mereka.
Hikmah Yang Dapat Dipetik
Dalam komunitas kecil,yang terdiri dari 7 suku bangsa di dunia ini, minimal telah tertanam suatu benih persahabatan yang lebih mendalam,bahwa perbedaan suku bangsa, budaya dan agama, sama sekali tidak menjadi penghalang untuk menjalin persahabatan. Dan terlebih lagi, bahwa dalam persahabatan ,harus ada saling menghargai dan saling menghormati.
Walaupun berbuka bersama ini,sama sekali tidak ada hal hal yang spektakuler,namun bagi kami semuanya sungguh merupakan makan malam yang paling berharga dan bermakna. Ada kenangan manis bagi semua yang hadir. Bulan ini teman teman malah menyampaikan undangannya ,akan kami kembali makan bersama.Sayang sekali, kami berdua sudah berada di Western Australia.
Sebuah momentum kecil ,yang mungkin saja bagi orang lain,tidak ada apa apanya, namun bagi kami ,selalu ada hikmah yang dapat dijadikan pelajaran hidup.Setidaknya, kami semakin yakin, bahwa untuk menjalin sebuah persahabatan, tidak ada sekat ataupun diinding yang mampu membatasi, selama semuanya dilakukan dengan tulus ikhlas.
Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalaninya.Ramadhan 1437 Syawal.