"sifat peragu menjadikan orang gamang mengambil sebuah keputusan. Akibat peragu tidak hanya membahayakan diri sendiri,tapi juga keluarganya."(tjiiptadinata effendi)
Sifat peragu ,tidak hanya merugikan diri sendiri,tapi berpotensi membahayakan Keluarga. Karena sifat peragu ,menjadikan orang gamang mengambil keputusan. Dan pada saat mengambil keputusan ,kendati hanya selisih dua tiga detik,sudah terlambat.
Ada banyak contoh contoh hidup,kecelakaan yang tragis,terjadi bukan karena pengemudi tidak pandai menyetir kendaraan ,melainkan karena timbul keraguan. Dalam saat saat lampu hijau menyala dan kendaraan yang dikemudikan mulai melaju di jalan raya,tiba tiba ada kendaraan lain menyelonong. Seharusnya Pengemudi secara serta merta dan refleks mengerem kendaraanya agar tidak terjadi tabrakan.Namun dalam detik detik yang menentukna timbul keraguan:” mau injak rem atau mau membanting stir.” Satu dua detik kemudian ,baru ada keputusan untuk menginjak rem. Namun semua sudah terlambat. Tabrakan sudah tidak dapat lagi dihindari.
Ragu Ragu Menyeberang
Ketika berdiri di zebra cross dan lampu hijau ,petanda pejalan kaki boleh mulai melangkah,seorang wanita melangkah dengan ragu ..Belum tiba di seberang,tiba tiba jadi ragu dan membatalkan niat untuk menyeberang, Sementara itu lampu hijau untuk kendaraan boleh lewat ,Maka sudah dapat dibayangkan apa yang terjadi.
Ragu Ragu Dalam Berbisnis
Bila dalam berbisnis,maka diri kita harus menjadi sosok decision maker atau Pengambil Keputusan. Bila terjadi tawar menawar ,maka kita sudah harus siap mengambil keputusan :" ya atau tidak" Sekali saja kita mengatakan :" Maaf, saya akan rundingkan dulu" maka selanjutnya mitra dagang kita tidak akan menaruh respect lagi kepada kita, Karena percuma ia buang buang waktu untuk tawar menawar dengan orang yang tidak dapat mengambil keputusan. Jangan lupa .bagi orang bisnis time is money!!"
Ragu Ragu Dalam Persahabatan
Ada telpon masuk ,menanyakan apakah bisa hadir dalam pertemuan ,sesesuai undangan? Nah,orang peragu ,tidak bisa menjawab, Paling jawabnya :"nantilah saya kabarkan" Karena dibenaknya ada begitu banyak pertanyaan:"Bagaimana kalau tidak dapat tiket? Bagaimana kalau jatuh sakit? Bagaimana kalau ada halangan..?dan seterusnya.. Percayalah , perlahan ,tapi pasti orang akan meninggalkan kita
Mengapa Orang Jadi Peragu?
- Mental yang tidak stabil
- Takut mengambil resiko
- Terlalu banyak berteori
- Tidak yakin diri
- Ingin sempurna
Waspada Perlu,Tapi Jangan Berlebihan
Waspada mengambil keputusan bukan hanya baik,tapi sangat penting,Namun apapun yang berlebihan,termasuk berlebihan dalam mewaspadai sesuatu,menjadikan kita manusia peragu.Dan akibatnya hidup di garis abu abu,antara iya dan tidak, antara maju atau mundur.Tidak berani lagi melangkah.
Padahal apapun tindakan yang akan diambil.betapapun sempurnanya menurut daya pikir kita,tetap saja mengandung resiko. Dan dalam hidup,kalau ingin maju, resiko itu harus berani ditempuh. Dalam kehidupan ,yang paling memalukan ,bukanlah gagal dalam usaha,tapi menjadi manusia yang peragu dan tidak berani melakukan apapun.Sehingga orang harus puas ,asal bisa hidup.
Beda Orang Sukses dan Orang Biasa
Orang sukses bukanlah karena ia orang luar biasa,melainkan orang biasa biasa saja,tapi berani mengambil sikap dan keputusan yang tepat dan cermat. Semakin tinggi impian yang ingin dicapai,maka semakin besar resiko yang harus dihadapi. Untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang besar,jelas tidak mungkin kita memancing di selokan.melainkan harus berani kelaut lepas.
Orang Peragu Kehikangan Rasa Percaya Diri
Orang Peragu kehilangan rasa peraya diri.bahkan untuk tampil berbicara didepan umum saja tidak berani.,Karena takut salah omong,Takut keliru dan seterusnya. Orang peragu tidak pernah akan sukses dalam hidupnya,karena tidak berani mengambil resiko
Cara Mencegah Keraguan
- Bangunlah sikap percaya diri
- Bacalah buku bacaan yang bermanfaat’
- Bergaullah dengan orang orang berpikiran positif’
- Hindari berteman terlalu dekat dengan Peragu
- Buang semua pikiran yang negative
- Jadilah manusia yang terbuka untuk perubahan
- Jangan menyimpan kebencian dan dendam
- Berserah diri kepada Tuhan
Semoga langkah langkah ini dapat mencegah dan menghilangkan sifat peragu dalam diri dan menjadi manusia bebas ,yang dapat mengambil keputusan pada saat yang tepat dan keputusan yang cermat.Do your best and let God do the rest!
Iluka, 25 Mei, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H