Bagaimana Mendapatkan Ide Untuk Menulis 2 Artikel Setiap Hari?
Ada beberapa pertanyaan yang disampaikan kepada saya, yakni :”Bagaimana caranya mendapatkan ide untuk menulis dua artikel setiap hari? dan pertanyaan senada kembali saya baca disalah satu komentar pada tulisan saya. Yakni dari salah seorang Kompasianer. Saya kutip secara utuh, sebagai berikut:
Denny Erictama
Pak Tjip, Kalau boleh bertanya. Bagaimana cara pak Tjip mencari Ide untuk di jadikan sebuah tulisan? Karena 1 hari 2 artikel itu adalah sesuatu yang sangat membutuhkan keterampilan dan kreativitas tinggi
Jawabannya adalah :
Sesungguhnya disekeliling kita bertebaran ide sepanjang hari. Bisa datang dari mana saja. Misalnya,. Sambil duduk ngopi kita tengok ada seekor semut mendapatkan sebutir nasi atau beras. Tapi beda dengan manusia, bila dapat rejeki, kebanyakan akan berdiam diri dan menyimpannya untuk dirinya sendiri,Tapi ternyata seekor semut yang sering dianggap sepele, ternyata memberikan contoh,bagaimana sesungguhnya mengaplikasikan hidup berbagi. Beras atau sebutir nasi yang diperolehnya ,dengan susah payah diseretnya kerumahnya dan disana, mereka makan bersama sama.
Nah, dari sini sudah dapat satu ide, maka kita mulai menulis dengan judul (misalnya): “Belajar Hidup Berbagi dari Seekor Semut”. KIta tinggal menuliskan kronologi peristiwa.sebagaimana apa adanya. Tidak usah ditambah tambah,sehingga orang yang membaca dapat merasakan, bahwa memang kita sendiri yang menengok semua kejadian ini. Bukan hasil kutip sana, kutip sini.
Tuliskan juga bagaimana perasaan kita melihat seekor semut saja ,mampu menerapkan hidup berbagi, Padahal hanya seekor serangga yang tidak diberikan akal budi ?
Esensialnya sudah ada, tinggal menyusun kerangka artikel dan melengkapi konten tulisan kita., sehingga memenuhi standard yang diwajibkan Admin.
Contoh kedua:
Kebetulan angin kencang dan hujan lebat, Dahan dahan pepohonan banyak yang patah. Termasuk beberapa sarang burung pipit ikut diporak porandakan angina badai. Begitu hujan dan angin reda,tampak sepasang burung pipit yang kecil dan imut imut, menciap ciap... Mungkin saja sedih, menengok sarangnya hancur, Namun meraka berdua tidak bermenung untuk meratapi nasib. Tap langsung bekerja, Sepasang burung pipit ini ,mematuk satu persatu rerumputan dan dibawanya terbang kepohon yang tinggi, untuk membangun kembaloi sarangnya yang sudah hancur.
Menengok ini, kita terpana... Burung yang dipasar hanya dijual 10 ribu rupiah sepasang ini, ternyata mampu menjadi inspiratory dan motivator kita sebagai manusia, Untuk tidak meratapi nasib.
Nah., ide untuk tulisan kedua sudah ada dan tinggal menuliskan judul: ”Belajar Tegar Hati dari Sepasang Pipit”
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kita tinggal menuliskan apa saja yang kita lihat, kita rasakan dan apa reaksi kita menyaksikan semuanya itu? Bagaimana terasa betapa sepasang pipit ini, seakan menyindir kita anak manusia,yang sering kali cengeng, Apa apa meratap dan mengurung diri;.Nah,tinggal selangkah lagi melakukan finishing touch,,maka artikel kedua sudah selesai dan siap posting,,Masalah di highligtkan atau tidak ,itu mah bukan urusan kita dan bukan wewenang kita untuk mencampurinya,, Tugas kita adalah menulis sebaik baiknya..
Artikel Ketiga
Mau menulis 3 Artikel sehari? Mengapa tidak ?
Kami pulang sudah agak malam ,Apalagi sudah memasuki awal musim dingin,maka cuaca cepat sekali berubah.Disenja hari ,sudah bagaikan malam. Kami naik kereta api. Penuh sesak ,karena barengan dengan para pekerja yang pulang kantor dan juga mahasiswa yang selesai kuliah. Namun kalau menunggu kereta api berikutnya, berarti kami harus menunggu setengah jam lagi, Maka kami berdua masuk.dengan pikiran ,berdiri juga nggak masalah. Yang penting tidak kemalaman sampai dirumah
Ee begitu masuk dan melangkah masuk kereta api, tanpa diminta, ada wanita yang berdiri dan mempersilakan kami duduk. Agak terpana kami menengoknya. Karena pasti tadi untuk mendapatkan tempat duduk di kereta api yang penuh sesak tersebut, tentu tidak mudah.Namun sekali lagi dengan senyum manis mempersilakan kami duduk :”Please take a seat” . Tentu kami tidak mau lagi berbasa basi dalam kondisi ini. Kami duduk dan mengucapkan terima kasih banyak.
Nah, artikel ketika sudah ada bahannya. Judul: “Tengok Warga Australia Hormati Orang Tua”.. Cara penulisannya sudah dicontohkan diatas. Yakni tulislah apa yang kita tengok,kita rasakan dan reaksi orang terhadap kita..Jangan ngarang, kecuali menulis fiksi
Sebagai penutup dapat disampaikan unek unek atau harapan kita ,agar kelak di Indonesia juga bisa seperti disini
Terlalu Mikir Yang Rumit Rumit
Mengapa kebanyakan orang merasa sangat sulit menemukan ide menulis? Karena pada umumnya orang mikir yang rumit rumit. Yang rumit rumit butuh data data konkrit sebagai bahan menulis. Jadi tidak bisa diceritakan seperti kita bercerita tentang berbagai kejadian. Perlu referensi ,dari siapa ,sumbernya mana?
Kalau menulis tentang seekor semut atau sepasang burung Pipit ,maupun tentang cara warga Australia hormati orang yang lebih tua, tidak perlu merujuk pada referensi manapun dan tidak harus menuliskan sumbernya, Karena sumber berita adalah diri kita sendiri. Tulisan sejenis ini,tak akan dihapus oleh Admin.
Fotonya?
Tinggal menjepret semut atau burung pipit, maupun orang lagi dikereta api ,tidak ada sulitnya. Seandainya tidak memungkinkan, gampang tinggal comot dan cantumkan dari shutterstock. Atau biar Admin yang bantu isi gambarnya. Selesai. Nggak rumit kan.?
Silakan mencoba, semoga berhasil.
Iluka. 23 Mei, 2016
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI