Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sama Nggak Ya "Iri" dengan "Cemburu?"

22 Mei 2016   17:29 Diperbarui: 22 Mei 2016   17:50 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto:invictusgamefoundation.org/personnelitytoday

Iri Hati 

Iri hati adalah tidak suka atau tidak senang menengok bila orang memiliki kelebihan yang tidak dimilikinya. Bisa dalam hal apa saja,Bukan hanya dari sudut materi,tapi bisa dalam segala bidang kehidupan. Semakin banyak kelebihan orang lain ,dibandingkan dirinya, maka akan semakin  memuncak rasa iri hatinya. Bahkan bisa merasuk menjadi sakit hati dan kebencian. Padahal orang  atau sosok yang dibencinya ,mungkin saja sama sekali belum pernah bertemu  muka Bahkan mungkin tidak pernah bertegur sapa.. Aneh memang,tapi ini adalah sebuah kenyaaan pahit, bahwa iri hati mampu membuat orang tidak sadar diri.

Tidak sadar diri dalam keartian, tidak mampu lagi mengunakan akal sehat dalam berpikir ,bertutur kata dan bersikap. Karena seluruh sendi sendi kehidupan yang ada di dalam dirinya, sudah diracuni oleh rasa iri hati.

Satu satunya keinginan dan kepuasan batin bagi tipe orang seperti ini adalah :”sangat senang bila bisa menyakiti melukai,minimal mengganggu” orang yang dianggapnya memiliki nilai lebih dari dirinya. Hal ini sangat berbahaya, tidak hanya untuk lingkungan dimana ia berada ,tapi juga sangat berbahaya bagi dirinya sendiri dan keluarganya.

Tulisan Pelengkap 

Hidup Tertumpu Pada Iri Hati

Hidup tertumpu pada rasa iri hati,membuat orang tidak lagi memikirkan dirinya,keluarganya dan lingkungannya. Begitu bangun tidur, maka seluruh pikiran dan hatinya  sudah tergoda ,untuk memikirkan, apa lagi yang dapat dilakukan ,agar rasa iri hatinya terpuaskan?
 Tipe orang seperti ini ,sangat emosional , Sekecil apapun hal yang yangdianggap menyinggung rasa harga dirinya, dapat menyebabkan pemicu meledaknya kemarahan.

Makanya jangan heran bila diperjalanan ,kita temui, hanya lantaran merasa didahului oleh kendaraan lain, terus yang merasa “tersinggung” mengejar dan menghakimi orang yang dianggap telah melukai kehormatan dirinya. Yang sesungguhnya adalah kehormatan diri yang palsu atau semu.

Cara Mencegah

Bersyukurlah untuk apa yang ada pada diri kita. Pada keluarga kita.Walaupun mungkin saja pada saat ini, orang lain yang dulunya sama sama senasib dan sepenanggungan bersama kita ,kini sudah jadi orang sukses .

  1. Teman sekelas yang dulu tidak ada apa apanya ,ternyata kita sudah jadi orang penting. Jangan berkecil hati. Ucapkanlah selamat kepada teman teman kita yang sukses dan katakanlan kepada diri sendiri,bahwa suatu waktu ,kita juga akan sukses.
  2. Jangan pernah membanding bandingkan pencapaian orang lain dengan diri kita. Jadilah selalu diri kita sendiri.
  3. Jangan biarkan diri kita banyak melamun,Buatlah jadwal yang padat dengan berbagai kegiatan positif.
  4. Hindari membicarakan kejelekan orang lain, termasuk menuliskannya.
  5. Berpikirlah positif, jauhkan diri dari pikiran  negative

Hargailah sepiring nasi yang ada di depan kita, ketimbang mengurusi sebakul nasi yang bukan milik kita..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun