Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keputusan yang Tidak Sempat Disesali

18 Mei 2016   13:59 Diperbarui: 18 Mei 2016   14:09 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keputusan Yang Tidak Sempat Disesali

Biasanya yang terjadi adalah sebuah keputusan yang keliru diambil,kelak akan disesali seumur hidup. Namun yang terjadi pada sahabat dagang saya adalah keputusannya yang keliru,tapi tidak sempat lagi disesalinya.

Pada waktu itu ,kami lagi duduk kongkow disore hari ,membahas tentang masalah fluktuasi dollar,yang menyebabkan pengusaha bisa mendadak untung banyak ,tapi juga bila tidak hati hati, mendadak bisa gulung tikar. Dikarenakan selisih nilai tukar dollar yang sangat berfluktuasi sangat tajam.

Ketika sedang asyiknya ngobrol.tiba tiba pintu diketuk oleh sekretaris sahabat saya dan mengatakan bahwa ada petugas asuransi yang minta bertemu. Spontan sahabat saya ,Yosep (bukan nama sebenarnya) ,menolak.:” Asuransi? Ya ,enggaklah, saya belum mau mati sekarang. Bilang saja saya sibuk,tidak ada waktu” .Kata pak Yosep kepada sekretarisnya. Saya sempat mengingatkan sahabat bisnis saya, bahwa kalau saat ini ia tidak mau diganggu ,mungkin dilain waktu ,menyempatkan diri,untuk mendengarkan persentasi tentang asuransi. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dihari esok. Masuk asuransi bukan menyumpahi orang agar cepat mati. Malahan menurut saya sebaliknya Yakni asuransi akan mendoakan agar setiap orang yang masuk asuransi ,jangan pernah sakit dan jangan meninggal cepat cepat. Karena setiap ada nasabahnya yang sakit atau meninggal dunia, berarti adalah pengeluaran bagi pihak Asuransi.

Namun Pak Yosep,hanya ketawa ngakak,sambil berucap :” Gua masih muda,ntar kalo  sudah tua baru beli asuransi”

Walaupun sahabat bisnis,namun tentu saya tidak berhak mendorong dorong, apalagi memaksanya masuk asuransi.Karena setiap orang berhak menentukan jalan hidupnya..Saya hanya mengatakan bahwa saya sudah mengambil satu paket asuransi yang bernama :” Whole Life” .Berarti  nilai asuransi ini tidak akan dapat saya nikmati selama masih hidup.melainkan merupakan warisan yang saya tinggalkan pada istril.

Hari Esok Belum Tentu Milik  Kita

Saya sudah lupa tentang pembicaraan asuransi. Dan baru ingat ketika dua tahun berselang,sahabat bisnis saya Yosep meninggal dirumah sakit di Singapore,setelah di operasi dan dirawat lebih dari satu bulan disana. 

Ketika jazadnya dibawa pulang kerumahnya,sebagai sahabat tentu saja saya datang berkunjunng. Didepan saya duduk putra pak Yosep,diantara beberapa kerabatnya yang lain.. Maka untuk membuka kebisuan,saya menyampaikan  rasa duka.tentang almarhum ayahnya, yang relatif masih muda dan begitu tiba tiba meninggal dunia.

Namun jawaban yang mengejutkan adalah ketika putranya mengatakan :” Banyak orang menyangka ayah saya meninggalkan harta ,Padahal uang untuk biaya penguburan ,saya yang harus ngutang sana sini.Semua uang kas sudah digunakan untuk biaya operasi dan perawatan di Singapore selama satu bulan”

Saya terdiam dan terpana .Begitu teganya putranya mengatakan hal tersebut dihadapan orang banyak. Kalau ayahnya bisa mendengarkan,maka pasti akan sangat sedih,putra yang disekolahlannya ke London,tega mengatakan hal tersebut,sementara jazadnya masih dirumah.

Dalam hati saya berguman:” Keputusan yang diambil oleh sahabat saya Yosep,tidak sempat lagi disesalinya……Ia sudah menolak,sesuatu yang sesungguhnya dibutuhkan setiap orang. Karena dalam hidup ini penuh ketidak pastian,kecuali :”lahir dan mati”

Saya bukan penjual asuransi.Tulisan ini hanya sebagai sebuah alaram bagi orang banyak.agar jangan lupa,bahwa hari esok belum tentu milik kita. Bahwa apa yang kita putuskan hari ini, akan jadi masa depan kita.Karena itu jangan sampai membuat keputusan yang keliru. Ada pribahasa mengatakan:" Yesterday is a history, to day is a gift and to-morrow is a mystery" .Kita tidak pernah tahu,apa yang akan terjadi dihari esok...........

Iluka,18 Mei, 2016

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun