Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memotret Cara Australia Didik Warganya Peduli Keadaan

17 Mei 2016   17:17 Diperbarui: 17 Mei 2016   20:06 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau ada sesuatu yang baik, walaupun berasal dari luar negara kita, tidak ada salahnya bila disimak dengan baik. Siapa tahu dapat diterapkan di negeri kita, demi untuk Indonesia yang lebih baik. Bukan untuk mengedepankan kebolehan negeri orang dan meremehkan negeri sendiri. Dalam kalimat lain, sebagai bangsa yang ingin maju, maka kita harus selalu open minded. Menerima berbagai masukan, menyaringnya dan bila diyakini bermanfaat, tentu tidak ada salahnya diterapkan dalam kehidupan di negeri kita.

keterangan foto: ditempat yang ditandai :
keterangan foto: ditempat yang ditandai :
Salah satunya adalah cara Australia mendidik warganya untuk peduli keadaan. Menjauhkan mereka menjadi manusia-manusia yang egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Mendidik dan menanamkan pada warganya sejak sedini mungkin, untuk menghargai orang lain terutama yang sudah senior. Serta mendahulukan kepentingan:
  1. Wanita hamil
  2. Orang disable/sakit
  3. Membawa anak kecil

keterangan foto: angkat kaki dan letakkan di kursi depan,didenda 200 dolar - 2 juta rupiah/tjiptadinata effendi
keterangan foto: angkat kaki dan letakkan di kursi depan,didenda 200 dolar - 2 juta rupiah/tjiptadinata effendi
Mendidik Dengan Sanksi

Bila membaca di setiap ruang bagi publik, baik di perhentian bis, maupun di dalam bis dan kereta api, bila ada penggunaan kata-kata, 'please' jangan diartikan sebagai sebuah permintaan atau sekadar saran. Karena kata 'please' ini diikuti dengan sanksi yang berat. Mulai dari 200 dolar, hingga 1000 dolar dan bisa masuk bui.

Dalam menegakkan aturan dan disiplin, di sini tidak ada kata, ”Maaf bagimu”dan tanpa tebang pilih. Sekalipun pejabat atau orang penting, yang melanggar aturan tetap akan dikenakan sanksi. Karena wewenang Polisi di sini, termasuk petugas di kereta api, tidak berada di bawah kekuasaan pejabat lainnya. Mereka berdiri sendiri dan tidak akan takut menindak siapa pun. Hal ini sudah berkali-kali dibuktikan, bahkan pejabat penting dan tokoh politik dicabut driver lisence-nya, karena mengemudi dalam keadaan mabuk.

keterangan foto: tiap warga adalah informan polisi, mereka melakukan dengan suka rela, karena sangat peduli keamanan bersama/tjiptadinata effendi
keterangan foto: tiap warga adalah informan polisi, mereka melakukan dengan suka rela, karena sangat peduli keamanan bersama/tjiptadinata effendi
Tidak Ada Main Serobot-serobot Tempat Duduk

Selama sepuluh tahun kami domisili di sini dan berpindah-pindah di tiga propinsi, belum pernah tengok ada warga yang berani serobot-serobot untuk mengambil tempat duduk di transportasi umum. Bahkan beberapa kali kami naik belakangan dan semua tempat sudah terisi penuh, maka tanpa diminta, yang merasa dirinya masih muda akan serta merta berdiri dan mempersilakan kami duduk.

semua foto: tjiptadinata effendi
semua foto: tjiptadinata effendi
Letakkan Kaki di kursi Depan 200 Dolar

Keenakan duduk, maka kaki naik ke kursi di depan kita. Kalau tidak cepat-cepat sadar diri, maka akan didenda 200 dolar. Tidak mengaku? Ada rekaman CCTV yang membuktikan bahwa memang kita melakukannya, maka di samping denda, juga akan ditahan karena berusaha membohongi petugas. Petugas di kereta berhak menahan penumpang yang melanggar aturan. Jadi mereka bukan sekadar karyawan di angkutan kereta api.

didik-warga-keempat-573aef0af5927368079df149.jpg
didik-warga-keempat-573aef0af5927368079df149.jpg
Ada Gerbong Sunyi

Ada kereta api jarak jauh, yang dinamakan Gerbong Sunyi.. Karena para penumpang yang berada dalam ruangan ini butuh waktu untuk tidur selama perjalanan. Karena mereka berangkat subuh dan melanjutkan tidurnya selama di perjalanan. Bila mau menelpon atau pun bercakap-cakap dengan teman seperjalanan, maka jangan pernah naik gerbong sunyi ini. Karena di samping akan ditegur, kemungkinan juga akan didenda.

keterangan foto: tampilkanlah sisi baik dari diri anda,karena gerbong ini untuk digunakan bersama/tjiptadinata effendi
keterangan foto: tampilkanlah sisi baik dari diri anda,karena gerbong ini untuk digunakan bersama/tjiptadinata effendi
Hindari Kasak-kusuk yang Mencurigakan

Warga Autralia adalah informan polisi. Tanpa diminta mereka akan melaporkan setiap hal yang mencurigakan, sekecil apapun. Karena mereka sangat peduli untuk keamanan dan kenyamanan bersama. Karena itu hindari kasak-kusuk, yang membuat orang sekitar menjadi curiga dan menelpon petugas. Walaupun mungkin kita akan dibebaskan karena tidak terbukti bersalah, nanum perjalanan kita sudah tertahan dan perasaan diinterogasi di negeri orang, pasti bukanlah sesuatu yang enak.

Bercanda Tentang Bom adalah Tindak Kriminal

Bercanda tentu saja boleh ,selama tidak mengganggu orang sekitar kita yang sama sama penumpang. Namun jangan pernah konyol bercanda tentang 'bom'. Karena kata 'bom' itu dikenal di seluruh dunia. Khusus di Australia, bercanda dengan menggunakan kata 'bom' adalah tindakan kriminal dan akan ditahan dan diproses untuk masuk bui.

Tidak Ada Kesempatan Terjadi Pelecehan Terhadap Wanita di Kereta Api/Bus

Tidak ada kesempatan terjadinya pelecehan, khususnya terhadap wanita, baik di dalam kereta api, maupun di bis-bis untuk umum. Walaupun terkadang penuh dan penumpang berdiri, namun tidak ada yang berani mengambil kesempatan untuk melakukan perbuatan hina. Karena begitu ada tanda tanda ke arah itu, maka salah satu dari penumpang akan menelepon. Dan pada stop-an berikutnya akan naik beberapa petugas, yang akan menyeret pelaku keluar dari gerbong kereta api. Mau lari? Pasti akan dapat ditangkap.. Dan bila melarikan diri, maka polisi yang berbadan tegap di sini tidak akan beramah tamah lagi.

Nah, tulisan ini mungkin dapat diambil yang positifnya untuk diterapkan di Indonesia dan selebihnya sekaligus jadi tips bagi yang ingin melanjutkan studinya di Australia. Jangan lupa, di sini tidak ada istilah denda damai.

Iluka, 17 Mei, 2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun