Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa di Australia Tidak Ada Sarjana Pengangguran?

3 Mei 2016   20:36 Diperbarui: 19 Mei 2016   14:31 3007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu Peremajaan Undang-undang Pekerja Anak

Perlu UU tentang pekerja anak disederhanakan, sehingga tidak multi tafsir dan memberikan peluang kepada petugas Kantor Tenaga Kerja untuk memanggil dan menginterogasi Pengusaha. Sehingga anak-anak sekolah, tidak kehilangan kesempatan untuk bekerja dan sekaligus mendapatkan kesempatan untuk belajar berbagai ketrampilan selama mereka bekerja.

Di Australia Anak-anak Resmi Dizinkan Bekerja, di Australia anak-anak sekolah, resmi diizinkan bekerja, maksimum 20 jam dengan gaji untuk anak-anak setingkat SMP sekitar 8 dolar perjam. Anak setingkat SMA 12 jam perjam dan Mahasiswa antara 16 -20 dolar perjam.

Tugas mereka adalah di McDonald, di Bakery Shop, Café, Supermarket dan lapangan kerja lainnya, yang tidak termasuk pekerjaan berat.

Rata-rata mereka bekerja bukan karena orang tua tidak mampu, tetapi mempersiapkan anak-anak sedini mungkin, memahami dan mendapatkan kesempatan untuk belajar berbagai hal selama berkerja. Pada waktu mereka lulus, maka tidak ada istilah ”Sarjana Pengangguran” di sini, karena sebelum mereka lulus jadi sarjana, mereka sudah mendapatkan pekerjaaan. Tergantung kalau mereka ingin mendapatkan pekerjaan di bidang lainnnya.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya untuk disimak demi untuk mempersiapkan masa depan anak-anak kita. Agar kelak di Indonesia tidak akan ada lagi sarjana pengangguran.

Tjiptadinata Effendi

3 Mei, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun