Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ujian Hidup

18 April 2016   19:22 Diperbarui: 18 April 2016   19:34 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian di Universitas Kehidupan Jauh Lebih Rumit  Dibandingkan Ujian Manapun

Learn from the cradle to the grave yang artinya adalah ”Belajar sejak dari buaian hingga keliang lahat.” Dengan pengertian yang lebih luas, hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir. Dan pengujinya adalah kehidupan itu sendiri. Mampukah kita menekuni dan menapaki setiap ujian dan berhasil lulus tentu bermuara pada pribadi masing masing.Lika liku hidup tak pernah lepas dari dinamika kehidupan,yang senantiasa bergerak dan saat kesaat lainnya dan berubah mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu manusia yang tidak dapat mengikuti gerak dinamika hidup,akan tergerus dan hanyut dalam deras dan kerasnya arus kehidupan.

Hidup ada kalanya sangat ramah dan manis bagaikan madu,namun tanpa diduga, dalam waktu sekejab dapat berubah menjadi keras dan kejam,tanpa berbelas kasih. Dalam kondisi seperti inilah kita hidup dan belajar untuk dapat survive menghadapi segala macam persoalan dan kerumitan hidup.

Hidup Bersifat Multidimensional

 Universitas Kehidupan adalah merupakan Universitas yang multidimensional . yang mencakup semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,serta berkeluarga dan bertetangga.Yang mengacu pada moral , harkat diri sebagai manusia. Dengan memahami bahwa dalam berbagai pandangan yang bersifat pluralistik ,tetapi tetap kembali menyatu bahwa dalam pengertian berbeda beda ,manusia itu sama dihadapan Tuhan.

 Hal ini tentu tidak mampu berdiri sendiri sendiri,karena suka ataupun tidak , setiap gerak dan reaksi yang timbul, senantiasa terkait dengan dimensi social dalam segala keberagamannya.Pertikaian dan pertentangan yang ada didalam kancah kehidupan dan bagaimana kita secara arif ,menjalani hidup dan tetap konsisten pada tujuan hidup kita semula.

   Yang kalau boleh dipadatkan dalam beberapa kalimat, mungkin dapat diambil 10 point penting sebagai pedoman dasar. Karena mustahil hidup yang multi komplit dapat secara naïf dipatok dalam beberapa kalimat saja. Point point dibawah ini, hanya sekedar menampilkan garis besar dari perjuangan hidup yang harus kita lalui.sepanjang hayat.

 Yakni memahami dan yakin bahwa

  • bahwa dalam seluruh harta yang dimiliki, tidak ada hak orang lain didalamnya
  • Diri kita mampu  hidup rukun damai dalam keberagaman suku , budaya dan agama
  • Mampu mempratekkan hidup berbagi dengan sesama, tanpa membedakan latar belakang?
  • memahami bahwa setiap orang berhak untuk berbeda dengan kita
  • setiap orang berhak menentukan jalan hidupnya,tanpa paksaan
  • mampu mempratekkan ajaran kebaikan yang kita ajarkan kepada orang lain
  • menolong orang tanpa pamrih dalam bentuk apapun
  • memahami, bahwa diri kita jauh dari sempurna
  • memahami bahwa menebar kebencian itu bukan ajaran agama yang di imani
  • memahami bahwa kemenangan sejati adalah saat orang mampu mengalahkan diri sendiri

Renungan Diri

Sesekali perlu ada waktu untuk memiliki ruang sunyi untuk renungan diri,agar tidak terjebak oleh arus kehidupan ,Yang selalu berpacu dan berlomba lomba mencari uang, popularitas, jati diri,maupun dalam upaya menciptakan personal branded bagi diri.

Dengan memanfaatkan waktu sejenak dalam renungan diri , ada kesempatan  bagi kita untuk melakukan introspeksi diri,guna membenahi apa saja yang secara keliru telah kita terapkan. Untuk mendapatkan manfaat secara maksimal.disamping adanya niat ,juga tak kalah pentingnya adalah kerendahan hati. Dalam pengertian,mengakui bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan.Sebagai manusia ,kita jauh dari sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun