Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sehebat Apapun Kita, Sekali Waktu Pasti Butuh Orang Lain

14 April 2016   12:04 Diperbarui: 14 April 2016   12:11 1927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehebat Apapun  Kita, Sekali Waktu Pasti Butuh Bantuan Orang Lain

Sehebat apapun diri kita, ada hal  yang tidak boleh dilupakan, yakni suatu waktu ,pasti butuh bantuan orang lain. Karena logikanya, sekaya apapun seseorang, mustahil  dapat mengerjakan semua hal ,tanpa bantuan orang lain.

Banyak kejadian dan contoh contoh nyata yang sesungguhnya dapat dijadikan pelajaran  hidup .Namun biasanya kalau kehidupan seseorang sedang berada di posisi yang nyaman dan aman, orang tidak sempat atau tidak mau memikirkan hal ini.Karena merasa, dengan uang  atau pengaruh yang dimiliki,maka semua hal dapat dibeli ,tanpa butuh dibantu oleh siapapun.

Contoh Kejadian

Sewaktu masih tinggal di Apartement Mediterania. Suatu hari ada pertemuan seluruh penghuni apartement, untuk membicarakan banyak hal. Antara lain: hubungan harmonis antar sesama Penghuni dan hubungan timbal balik yang baik antara Penghuni dan Pengelola Apartement. Urusan parker kendaraan ,Kolam renang ,fitness dan  banyak hal yang menyangkut kebutuhan Penghuni.

Namun belum selesai penjelasan dari Pengelola, pembicaraannya sudah di interupsi oleh salah seorang Penghuni,katakanlah namanya Yulius.yang mendominasi pembicaaran, seputar dirinya yang memiliki 4 kendaraan dan minta supaya fasilitas parker bukan hanya satu, melainkan sesuai dengan jumlah kendaraan yang ada dalam satu keluarga Lebih jauh Yulius mengritik  para Satpam yang dikatakan sama sekali tidak sopan ,karena tidak menyapanya setiap kali bertemu . Masih dilanjutkan dengan memaparkan ,bahwa menurutnya apartement ini mriip dengan rumah susun, dimana setiap orang boleh berlalu lalang.

“Yang benar aja doong…masa di apartement yang saya beli  mahal mahal. Sembarangan kroco kroco boleh saja berlalu lalang. Saya ini orang pemerintahan ,camkan itu” Kata Yulius dengan nada menghina dan menengok kiri kanan.Mungkin mengharapkan yang hadir akan memberikan applaus,namun tak seorangpun memberikan pujiannya.

Walk Out

Karena semua Penghuni diundang untuk acara :”Silaturahim “ ternyata berbuah mendengarkan kotbah :” Yulius ,Orang Pemerintahan “ maka saya minta ijin kepada Pengelola untuk meninggalkan ruangan atau walk out. Karena bila dalam suatu pertemuan, Pembicara tidak mampu menguasai pertemuan ,maka tidak ada gunanya lagi duduk buang waktu..

Begitu saya berdiri,maka satu persatu Penghuni lainnya juga berdiri , Pura pura batuk dan mau buang ludah,terus keluar ruangan. Yang lain ada alasan ke toilet dan sebagainya, yang intinya adalah :”walk out”

Kena Batu

Selang tiga hari kemudian, kami pulang larut sudah menjelang pagi, karena baru kembali dari berkendara dari Cilacap. Lumayan sekitar 9 jam berkendara, plus berhenti makan malam dan minum dijalan,sehingga kami tiba di Kemayoran sudah mendekati jam 2,00 dini hari.

Begitu masuk ke lokasi Kemayoran tampak ada kendaraan nyangkut di pagar batas jalan dengan taman.Lampu kendaraan masih bernyala . Kami mendekat dan parkir kendaran,, Tak seorangpun tampak menolong.  Saya mendekat dan lewat kaca mobil yang terbuka, tampak Yulius melambai lambaikan tangannya. “Pak  tolong pak,sudah sejak tadi saya teriak ,tapi nggak ada satupun orang dating menolong.” Kata Yulius . Namun nadanya kini, berbeda total dengan nada yang diucapkan dengan berapi api sewaktu pertemuan tiga hari sebelumnya di  Apartement

Rupanya pintu kendaraan menghantam pagar dan penyok,sehingga Yulius tidak bisa bergerak,sementara hpnya tidak tahu entah kemana. Karena saya tidak dapat mengeser badan kendaraan seorang diri,maka saya kembali ke mobil dan menuju ke apartemet yang jaraknya hanya 200 meteran dari tempat kejadian. Memanggil Satpam dan beramai ramai dating membantu Yulius.

Satpam yang dulu dikatakan tidak tahu sopan santun oleh Yulius, justru yang datang menolongnya.

Satu lagi bukti,bahwa sehebat apapun kita ,suatu waktu pasti akan tiba waktunya membutuhkan bantuan orang lain.

Belajar dari pengalaman diri sendiri adalah penting, namun lebih lengkap lagi bila kita mau belajar dari pengalaman hidup orang lain, agar tidak harus mengalami hal yang sama.

Kalau merasa diri kaya ,pintar atau hebat, ya disyukuri saja, jangan sombong, Percayalah,suatu waktu betapapun hebatnya ,kita akan butuh bantuan orang lain.

Tjiptadinata Effendi /14 April 2016

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun