Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Iri Hati Hanya Akan Merugikan Diri Sendiri

21 Maret 2016   20:12 Diperbarui: 21 Maret 2016   20:27 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Harus Iri Tengok Keberhasilan Orang Lain?

Mengapa harus iri pada orang lain? Bila merasa bahwa orang lain memiliki kelebihan dari kita, hendaknya di jadikan motivasi diri. Untuk bekerja lebih keras dan lebih smart.

Menengok  orang lain sudah sukses,sedangkan kita sendiri masih jauh ketinggalan, sesungguhnya dapat dijadikan cambuk diri, Untuk memacu dan memotivasi diri, untuk bekerja lebih keras dan giat. Tunjukkan pada orang lain, bahwa diri kita juga mampu meraih cita cita hidup kita.

Hal ini secara tidak langsung akan membantu membangun rasa optimisme dalam diri, yang diperlukan agar mampu bertahan dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan.Terutama dalam meraih cita cita hidup kita.

Hindari Diri dari Iri Hati

Karena iri hati akan sangat merugikan diri sendiri, antara lain:
 suasana hati yang tidak menentu

  • Pikiran yang bergalau
  • Tidak mampu lagi untuk berpikiran jernih
  • Tidak mampu mengambil keputusan dengan tepat
  • Menyebabkan orang bertindak diluar control diri
  • Iri hati bagaikan penyakit ,yang menggerogoti seluruh daya daya hidup
  • Melumpuhkan budi pekerti
  • Mendorong orang melakukan apa saja
  • Kehilangan control diri
  • Dapat menyebabkan tindakan main seruduk sana sini

Bebaskanlah Diri Kita dari Belenggu

Iri  hati dapat membelenggu jiwa orang, sehingga tidak dapat lagi berpikir dan bertindak sesuai dengan norma norma kepatutan.Karena seluruh pikiran dan hati sudah terbelenggu oleh virus yang namanya :”iri hati”

Iri hati dapat tercipta, karena orang merasa tidak mampu menyaingi orang lain .Penilaian yang meremehkan diri sendiri ini,pada akhirnya  melahirkan rasa iri,menengok kelebihan yang dimiliki orang lain. Bahkan iri hati ini ,bila dibiarkan dapat merusakkan keharmonisan dalam rumah tangga,

Suasana hati yang galau dan pikiran yang berkecamuk karena menyimpan rasa iri, menyebabkan wajah kita tidak enak ditengok. sikap dan prilaku kita juga tanpa sadar akan berubah. Yang lama kelamaan semakin mengisolasi diri dari masyarakat dan hidup menyendiri.

Karena orang yang jiwanya terbelenggu oleh rasa iri, maka seluruh harinya bertumpu pada bagaimana caranya untuk menjatuhkan orang lain.Sama sekali tidak terpikirkan untuk membangun diri dan mengoptimalkan seluruh daya hidup dan akal budi yang ada pada dirinya.

Jangan Menengok Piring Nasi Orang lain

Ibarat orang sedang makan, maka nikmatilah hidangan yang ada dihadapan kita,kendati mungkin hanya dengan lauk ikan asin,akan terasa sangat nikmatnya.Tapi begitu mata mulai menengok piring nasi orang lain dan membandingkannya dengan apa yang ada di piring kita, maka sejak saat itu,makanan yang ada didepan mata, menjadi berkurang nikmatnya.

Hiduplah dengan membebaskan diri dari belenggu iri hati. Kaena orang yang memelihara rasa iri,hidupnya akan selalu dirundung duka nestapa  .Semakin hari akan semakin dalam terperosok kedalam lubang yang digalinya sendiri,

Ada banyak contoh contoh hidup terdapat disekeliling kita, Tinggal terserah kita, maukah kita mengambil hihmahnya dengan menjadikannya proses pembelajaran diri.

Semoga tulisan kecil ini ada manfaatnya.

Wollongong,, 21 Maret , 2016

Tjiptadinata Effendi

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun