[caption caption="Hindari diri dan pemborosan yang kelak akan disesali seumur hidup | Foto: bbg.com"][/caption]Hindari Pemborosan Beli Barang Yang Tidak Diperlukan
Secara tanpa sadar sesungguhnya banyak orang yang ikut terbawa arus, untuk membeli barang barang yang sesungguhnya tidak diperlukannya. Kalau memang kondisi keuangan memadai, tentu tidak menjadi masalah. Tetapi justru pemborosan terbesar dilakukan oleh orang yang mengaku hidupnya pas-pasan.
HP masih dalam keadaan baik dan dapat digunakan. Namun menengok teman sekantor semua sudah beli HP model baru, maka merasa gengsi ketinggalan akhirnya ikut membeli. Hp lama disimpan di laci meja atau dibiarkan tergeletak dalam lemari.
Sepatu kerja masih sangat layak pakai, tapi karena tetangga, teman sudah membeli sepatu baru, ikut latah juga beli sepatu baru. Atau merasa malu bawa bawa laptop jadul, maka dengan mengunakan kartu kredit, beli laptop baru. Dan nasib laptop lama sudah dapat diramalkan akan dipensiunkan dan dijadikan pajangan didalam lemari.
Ini baru satu orang dalam satu keluarga, Bagaimana kalau istri juga mengikuti jejak, ganti ini dan ganti itu. Sementara anak-anak juga merengek minta dibelikan gadget. Akibatnya keuangan rumah tangga menjadi semakin parah.
Mengesek Kartu Kredit Gampang, Membayarnya Yang Susah
Bahaya yang paling berpotensi menghancurkan  perekonomian sebuah rumah tangga adalah Kartu Kredit. Begitu mudah diperoleh dan begitu mudah diajarkan cara mengambil tunai, yakni hanya dengan menekan tombol pin dan mengetik angka sejumlah uang. Dalam hitungan detik, uang sudah keluar dan berada di tangan.Â
Enak sekali rasanya. Begitu mudah mendapatkan uang dan hal ini secara tanpa sadar telah menggiring banyak orang, merasakan diri kaya dan dalam sekejap dapat menjelmakan keinginan diri, permintaan istri dan anak-anak. Caranya hanya dengan mengunakan Kartu Kredit.
Hanya dengan menggesek Kartu Kredit, maka dalam waktu singkat, di rumah sudah datang mesin cuci, lemari pakaian, motor baru, TV 36 Inch, sepeda baru dan seterusnya. Bila Kartu Kredit yang satu sudah lampau pagu penggunaan, maka gunakan Kartu kredit lainnya.
Akibat orang mengali lubang, semakin lama semakin dalam. Hingga suatu waktu, lubang yang digali terlalu dalam dan tidak mungkin lagi ditimbun, untuk diratakan dengan tanah. Pada saat itulah kesadaran baru muncul. Dan semua sudah terlambat.
HIdup sudah tidak lagi nyaman, Tiap hari ditelpon, bahkan dicari oleh Debt Collector. Karyawan bank yang sebelumnya begitu manis dan begitu sopan menyapa kita, kini berubah total. Apalagi bila masalahnya sudah diserahkan kepada Debt Collector. Maka kita akan dikejar kejar bagaikan penjahat yang melarikan diri.