Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Banyak Perusahaan Tidak Mampu Bertahan

5 Maret 2016   17:27 Diperbarui: 5 Maret 2016   17:49 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Banyak Perusahan Tidak Mampu Bertahan Lama?

Banyak perusahaan tidak mampu bertahan lama. Malahan ada yang baru mulai berusaha, dalam waktu satu atau dua tahun, perusahaannya sudah tutup. Penyebabnya bukan semata mata masalah financial. Melainkan  lebih banyak disebabkan karena factor pimpinan yang tidak memahami tugasnya dengan baik.

Pemimpin perusahaan bisa jadi sekaligus pemilik, tapi bisa juga orang yang digaji untuk tugas ini, karena diyakini akan  mampu memimpin perusahaan yang diserahkan kepadanya. Dipundak orang yang memimpin perusahaan inilah tergantung mati hidupnya sebuah perusahaan. Sukses tidaknya seorang pemimpin perusahaan bukan pada gelar yang disandangnya, melainkan pada pemahamannya akan tugas tugasnya secara mendetail

Sebagian Besar Penyebabnya adalah :

  1. Instruksi yang tidak jelas atau tidak tegas
  2. Marah marah, tanpa menjelaskan, seharusnya bagaimana

Seorang Pimpinan Perusahaan adalah juga sekaligus seorang Instruktur. Jadi bukan semata duduk di meja dan memberikan perintah sana sini. Sebagai seorang instruktur, Pemimpin perusahaan harus memahami secara mendetail, bagaimana mengajarkan dan sekaligus memberikan petunjuk yang jelas,bagaimana dan apa peran masing masing dalam  perusahaan.

Contoh Instruksi Mengambang:

  • Pokoknya saya mau semua perkerjaan selesai hari ini.
  • Tidak boleh ada  yang pulang sebelum selesai
  • Kalau ada yang pulang, akan langsung saya pecat

Seharusnya instruksi yang diberikan harus rinci:

Besok pagi seluruh barang yang berjumlah 200 karung, akan diberangkatkan

Jadi semuanya harus dipersiapkan hari ini juga.

Sebutkan nama nama mereka yang bertugas :

  • mengisi barang kedalam karung
  • bertugas untuk menimbangnya
  • menjahit karung yang sudah siap ditimbang
  • memberi merek dan label pada setiap karung yang sudah siap
  • menyusun dan menghitung jumlah barang
  • dengan menyebutkan nama nama mereka, secara psikologi mereka merasa diberikan kepercayaan

Sehingga, masing masing merasa bertanggung jawab sepenuhnya akan tugas yang dipercayakan  padanya. Andaikata ada barang yang tidak dikasih merek dan label, jelas siapa yang bersalah. Begitu juga, sekiranya kelak ada klaim dari Pembeli, bahwa timbangan barang banyak yang tidak sesuai dengan daftar timbangan, maka jelas siapa yang harus bertanggung jawab.

Dengan demikian, kesalahan beberapa orang, tidak  harus ditanggung oleh semua karyawan. Dengan cara begini, mereka diajarkan untuk bertanggung jawab sepenuhnya akan pekerjaaan yang dipercayakan kepada kelompok  masing masing.

Dalam Memberikan Instruksi, Hindari Pengunaan Kata kata :

  • Terserah kalian
  • Atur sajalah mana yang baik
  • Menurut kalian gimana?
  • Kerja sama sajalah ya
  • Saya juga kurang paham
  • Aduh, gimana yaa?

Pengunaan kata kata mengambang ini, akan sangat berpengaruh negative terhadap kinerja karyawan kita. Serta sekaligus menurunkan wibawa kita sebagai seorang Pemimpin Perusahaan. Dan lama kelamaan,Boss akan diatur oleh karyawan. Karena merasa dirinya lebih pintar.

Kalau hal ini dibiarkan berlangsung terus, maka sudah dapat diramalkan,dalam waktu singkat perusahaan akan bubar. Walaupun dari segi financial, sesungguhnya perusahaan cukup sehat.

Semoga tulisan ini bermanfaat, terutama bagi yang merencanakan untuk membangun sebuah peruhasaan. Jangan lupa, bahwa seorang pemimpin Perusahaan adalah juga sekaligus seorang Instruktur..

Catatan Penulis:

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi sebagai Pimpinan Perushaan dan sekaligus sebagai owner dari Perusahaan Ekspor Kopi, Cassia dan rempah rempah, selama kurun waktu lebih dari 15 tahun. Di mana pada waktu itu, total karyawan kantor dan karyawan dibagian produksi berjumlah puluhan orang.

5 Maret, 2016

Tjiptadinata Effendi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun