Dalam kata lain, Yanti menerima toko dalam keadaan kosong,dengan catatan membayar sewa setiap tahun. Karena sudah dipercayai selama bertahun tahun dan semua boss-boss pakaian jadi sudah kenal baik dengan Yanti, maka untuk mengisi toko ini, ia tidak perlu memohon mohon pada siapapun Malahan pelanggan lama bossnya, menawarkan barang barang pakaian jadi, secara konsinyasi. Setiap minggu Yanti wajib stor semua barang yang sudah terjual dan kemudian baru boleh mengambil yang baru.
Berkat Kerja Keras dan Kejujuran
Berkat kerja keras dan kejujuran yang selalu ditunjukkannya dalam waktu dua tahun, yanti sudah mampu membeli dengan uang tunai ,karena harganya jauh lebih murah,ketimbang membeli secara konsinyasi.
Bahkan Yanti, kini sudah memanggil seorang saudaranya dari kampung,untuk membantunya ditoko. Karena sudah tidak mungkin lagi ia mengurus semuanya seorang diri.
“Om kan tahu, sakali awak indak jujur, kaba akan tibo dikampuang dan indak ado urang nan ka maagieh gale ka awak lai ”kata Yanti menutup pembicaraan kami pada waktu itu (Om kan tahu,sekali saja tidak jujur, maka berita ini akan sampai ke kampung,dan tak seorangpun akan mau memberikan kita barang dagangan “). Yang penting : jujur, mau kerja keras dan ramah kepada pembeli, maka tidak susah hidup di Jakarta .kata Yanti mantap.
Kagum Akan Perjuangan Hidupnya
Kami berdua kagum akan perjuangan hidup Yanti, 9 tahun bekerja di Tanah Abang, Namun lebih kagum lagi tentang kejujurannya. Hal ini diakui : ”tetangga” yang bersebelahan,bahwa Yanti pintar berdagang dan sangat ramah pada siapapun.
Kini yanti setiap bulan mengirimkan uang untuk kedua orang tuanya di kampung. Bahkan rencananya tahun ini, akan mengajak seorang lagi dunsanaknya untuk membantunya di Toko. Sambil menunjuk tumpukan pakaian jadi, yang ada di samping tokonya.
Kisah orang kampung, yang kini sudah menjadi warga DKI dari karyawan, kini sudah jadi boss..
1 Maret, 2016