Memaafkan Adalah Obat Paling Mujarab Dimuka Bumi
Walaupun tulisan ini bukan hasil kajian ilmiah ataupun hasil research dari pakar ilmu kesehatan, namun setidaknya artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman kami, selama belasan tahun berkeliling di lebih dari 100 kota. Bukan hanya sekedar jalan jalan, tapi tinggal dan berbaur dengan warga setempat. Kesempatan inilah saya belajar banyak tentang kehidupan. Betapa rasa sakit hati adalah penyebab terbesar, terjadinya gangguan kesehatan bagi banyak orang. Dan hal ini tidak memilah latar belakang pendidikan, budaya dan agama. Virus sakit hati ini merambah semua orang, tanpa tebang pilih.
Bu Yani, di Bandar Lampung: tidak ada hari tanpa pingsan. Ia bisa pingsan di rumah, di kamar mandi, maupun di kantor tempatnya bekerja. Gangguan kesehatan ini berawal dari masalah keluarga. Saudara kandungnya, mengajukan kredit di bank, untuk digunakan sebagai modal kerja. Namun agunan tidak memadai. Maka saudaranya mendatangi Bu Yani dan meminjam sertifikat rumahnya. Berjanji, secepatnya tanah sertifikat tanahnya diterbitkan, maka sertifikat rumah Bu Yani akan dikembalikan. Pikir Bu Yani, masa tidak percaya saudara kandung sendiri?
Maka sertifikat itupun dipinjamkan tanpa tanda terima. Berbulan bulan sudah berlalu, namun sertifikat yang dipinjam belum ada tanda tanda mau dikembalikan. Ketika diminta, saudaranya malah marah-marah. Sejak saat itu hubungan mereka retak dan sertifikat rumah dan tanah yang dipinjamkan tidak dikembalikan.
Celakanya, Bu Yani sewaktu meminjamkan sertifikat tersebut pada saudaranya, sama sekali tidak berunding dulu dengan suaminya. Maka ketika diberitahukan bahwa sertifikat dipinjam saudaranya dan tidak dikembalikan, sudah dapat dibayangkan betapa berangnya suaminya.
Menjadi Penyakit Menahun
Kondisi ini berlangsung selama tiga tahun.. Dokter yang memeriksa sampai bingung, karena tidak ditemukan kelainan pada otak ataupun organ tubuh lainnya. Namun bagi Bu Yani, tidak ada hari tanpa pingsan.
Waktu kami bertemu di Hotel Marcopolo di Lampung. Bu Yani sambil menangis menceritakan keadaannya.. Saya ceritakan bagaimana, dulu saya juga mengalami hal yang sama, walaupun beda lokasi dan beda materi yang dipinjamkan. Saya sarankan, satu satunya obat yang dapat menyembuhkan adalah: ”memaafkan”
Pada awalnya, Bu Yani, sangat keberatan, katanya tidak mungkin saya memaafkan saudara saya yang telah menipu diri saya. Namun, setelah berbicara panjang lebar, akhirnya Bu Yani memahami dan berjanji akan memaafkan saudaranya.
Dan luar biasa dalam waktu beberapa hari kemudian, Bu Yani sembuh, tanpa obat, hingga saat ini. Justru, setelah ia memaafkan, entah karena dorongan apa, tanpa diminta sertifikatnya dikembalikan lagi oleh saudaranya. Dan sejak itu mereka rukun kembali.
Contoh ini, hanya satu dari sekian banyaknya kejadian kejadian yang dapat kita saksikan, bahwa rasa sakit hati, dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan:
- Insomnia
- Pusing, mual
- Emosi menjadi sangat labil’
- Gampang gembira dan gampang marah
- Kehilangan kontrol diri
- Dan seterusnya.
Menyimpan Dendam Ternyata Dapat Mengakibatkan Keguguran Berkali Kali
Citra yang tinggal di Batang, sudah berkali kali keguguran. Sudah kedokter specialis kandungan, dokter spesialis penyakit dalam, namun hasil record medis, semuanya baik. Tidak ada kelainan, yang dapat menyebabkan gugur nya kandungannya hingga berkali kali.
Diantarkan oleh suaminya, kami bertemu di Hotel Istana, dalam acara pertemuan sosial. Dari ceritanya, Citra juga merasa dikhianati sahabat baik nya.Bukan masalah uang, namun curhat pribadinya kepada sahabat baiknya, ternyata disebar luaskan dan dijadikan olok olokkan. Maka sejak saat itu hubungan persahabatan mereka putus dan menyisakan rasa sakit hati yang mendalam.
Akbatnya tidurnya gelisah, menjadi emosionil dan sering kali lepas kontrol diri dalam bertutur kata dan bertindak. Ditambah dengan keguguran berulang kali, menyebabkan hidupnya terasa semakin menurun.
Sama dengan bu Yani, saya juga menceritakan hal yang sama, bagaimana saya sempat masuk rumah sakit, akibat ditipu sahabat baiksaya. Baru setelah saya mampu berdamai dengan diri saya sendiri dan dapat memaafkannya, secara menakjubakan saya sembuh dan pulih seperti sediakala.
Bersyukur, setelah dipraktekkan oleh Citra, ternyata kondisinya pulih dan belakangan anaknya sudah 3 orang dan sehat semuanya.
Saya sendiri secara pribadi sudah merassakan getirnya menyimpan dendam dan kemarahan terhadap sahabat saya yang telah "menusuk" dari belakang, saya pernah sakit paran dan mengalami depresi.. Syukur kemudian didukung oleh istri da keluarga, saya dapat memaafkan dan melupakannya, Dan sejak saat itu secara bertahap saya mengalami kesembuhan, hingga pulih.
Karena itu terlepas dari ukuran: ”kebenaran yang empiric atau kebenaran yang postulat”. inilah cuplikan dari perjalanan hidup kami dan dengan sepenuh hati menyatakan, bahwa: ”memaafkan adalah obar yang paling mujarab”.
25 Feb 16
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI