Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gagal Terus, Apa yang Salah Pada Diri Saya?

22 Februari 2016   10:26 Diperbarui: 4 April 2017   16:29 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usaha ini gagal Ganti usaha juga gagal. Apa yang salah pada diri saya? Pertanyaan inilah yang dulu menghantui diri saya selama bertahun tahun. Yang tidak ditemukan jawabannya di buku manapun. Inilah saat saat awal, saya memasukki  Universitas kehidupan. Menyangka dan sangat yakin, bahwa semua hal itu gampang diraih. Akibatnya, bagaikan terhempas dari tempat yang tinggi, akibat angan angan melambung, tanpa dasar. Pemahaman tentang ilmu kehidupan..........

Dua Mata Pelajaran Pokok di Universitas Kehidupan

Ibarat sekeping mata uang, yang selalu memiliki dua sisi berbeda, serta merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, begitu juga dalam hidup ada paket pelajaran pokok ilmu kehidupan, yakni: ” kegagalan dan kesuksesan”. Setidaknya, itulah yang saya alami selama perjalanan panjang ,menekuni jalan hidup, yang licin terjal dan terkadang tak mengenal belas kasih

Hasrat hati untuk segera melompati jurang dan langsung tiba di pulau impian, ternyata gagal total dan harus saya bayar teramat mahal. Dari kejadian inilah, berawal saya belajar ilmu hidup, bahwa orang tidak mungkin melompat dan langsung meraih sukses, Karena kegagalan adalah bagian dari kesuksesan itu sendiri.

Begitu terpukau oleh kisah kisah yang menginspirasi dan memotivasi diri, sehingga  melupakan sesuatu yang tak kalah pentingnya dari kesuksesan, yakni kisah kisah kegagalan demi kegagalan, Sebelum yang disebut sebut tadi mampu menggengam kesuksesan ditangannya.

Belajar dari  Setiap Peristiwa Hidup,Jadikan Kita Semakin Memahami Misteri Hidup. Bahwa:

Antara terciptanya sebuah impian hingga terwujudnya menjadi sebuah kenyataan, ada jembatan yang harus diseberangi. Karena tidak ada jalan pintas menuju kepada kesuksesan. Dari hidup melarat, hingga mencapai cita citanya, seseorang harus menjalani suatu rentang waktu. Mungkin dalam jangka waktu singkat ,namun, bisa juga dalam waktu yang panjang.

Dalam kurun waktu inilah kegagalan demi kegagalan bisa terjadi. Tanpa mengikut sertakannya ,maka berarti ada mata rantai yang terputus, antara hidup melarat hingga menjadi sukses, yakni : "kegagalan" Kegagalan adalah pelajaran yang paling mahal uang sekolahnya Bukan sukses yang mahal harganya, tapi keduanya merupakan mata pelajaran pokok dalam kehidupan kita.

Tanpa melalui semuanya ini, maka seseorang akan menjadi gamang dan tidak akan kuat mempertahankan kesuksesannya.. Setiap orang berhak memiliki definisi tentang arti kata "sukses" dalam hidupnya. Sukses bagi seseorang, belum tentu sukses untuk orang lain. Karena apa yang kita peroleh dengan bersusah payah, kerja keras bertahun tahun, mungkin saja bagi orang lain, tidak ada apa apanya.

Sesuatu yang kita miliki, setelah menabung bertahun tahun lamanya, bisa saja bagi orang lain,dapat dibeli dalam waktu sekejab. Karena itu ,janganlah pernah, kita membandingkan: ”pencapaian kita” dengan pencapaian orang lain.

Karena hanya akan menghadirkan :

  • Rasa kecewa
  • Berkecil hati
  • Merasa percuma saja semua usaha  bertahun tahun
  • Karena ternyata bagi orang lain,dapat dimiliki,sambil duduk dikursi goyang.
  • Akibatnya mengikis rasa syukur yang ada dalam diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun