Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Miskin, Bukan Sarjana, Mampu Ubah Perbukitan Jadi Daerah Wisata Dunia

23 Januari 2016   10:46 Diperbarui: 23 Januari 2016   12:23 2931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pemuda Miskin, Mampu Mengubah Perbukitan Jadi Objek Wisata Dunia

Miskin dan Tidak Bisa Berbahasa Inggris

Pemuda miskin dan tidak bisa bahasa Inggris, bernama Lim Goh Tong, kelahiran Cina tahun 1918 ini meninggalkan kampung halamannya diusia 20 tahun. Ayahnya meninggal ketika Lim Goh Tong baru berusia 16 tahun sehingga dia terpaksa meninggalkan bangku sekolahnya.

Merantau ke Malaysia, hanya dengan berbekal uang seadanya yakni 100 dolar pemberian ibunya dan 75 dolar hasil tabungannya sendiri. Sesuatu yang mungkin bagi orang lain, dianggap sebuah kegilaan karena menuju kesebuah negeri yang bahasanya sama sekali tidak dipahaminya. Namun tekad Goh Tong adalah mengubah nasib! Ia tidak ingin mati sebagai orang miskin di negerinya.

Setelah berlayar selama delapan hari, ia sampai di Singpura dan harus membayar biaya pelayaran sebanyak 120 dolar, sehingga tersisa dikantongnya uang sebanyak 55 dolar. Menumpang dirumah saudara perempuannya selama dua hari dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke Malaysia dengan kereta api

Kakak iparnya berbaik hati membayarkan tiket kereta api dan memberikannya dua dollar sebagai uang saku.

Mengawali Pertualangan Sebagai Tukang Kayu

Tiba di Kuala Lumpur, Lim Goh Tong tinggal dan bekerja dirumah pamannya, membantu sebagai tukang kayu dengan gaji 80 cent sehari. Inilah awal dari kisah pertualannya yang seakan sebuah dongeng. Sejak saat itu ia memanfaatkan waktu luangnya dengan belajar berbagai hal. 

Terlalu panjang untuk diuraikan secara rinci. Hidup yang diisi dengan kerja keras dan tak pernah mengenal lelah, tidak menjadikannya lupa akan impiannya. Bahwa ia merantau ke negeri orang, tentu bukan hanya sekedar untuk bisa makan dan bertahan hidup, tapi mengubah nasibnya.

Ide Mendirikan Genting Highlands

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun