Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cara Australia Mempersiapkan Anak-anak Masuki Universitas Kehidupan

12 Januari 2016   18:12 Diperbarui: 12 Januari 2016   20:06 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk anak SMP gaji berkisar 8 dolar perjam

Kalau SMA sekitar 10 -12 dolar perjam

Mahasiswa antara 15 – 20 dolar perjam

Mereka bekerja part timer dan terdaftar. Jadi andaikata ada pemeriksaan dari aparat, mereka tidak usah sembunyi, apalagi sampai lari lari, karena nama mereka terdaftar sebagai pembayar pajak.

Memang ada satu dua orang, yang umumnya dari restoran Asia, yang mengaji para remaja dan tidak dilaporkan karena dimasukkan dalam daftar anggota keluarga. Dan ini secara formal tidak ada masalah, karena jumlah karyawannya hanya beberapa orang.

Mendidik anak-anak sejak dari SMP hingga selesai kuliah, berarti selama lebih kurang 10 tahun mereka sudah dipersiapkan menjadi anak-anak yang terdidik. Dan selama bekerja ini, anak-anak ini memiliki kesempatan sangat luas untuk melamar pekerjaan. Sehingga begitu mereka lulus, mereka tinggal memilih: pindah ke pekerjaan baru atau masih betah di tempat kerja lamanya.

Cucu-cucu kami di sini ada yang bekerja di toko roti, restoran jepang, pelatih gymnastic, wushu dan menjadi asisten pengajar di Kumon. Yang paling sulung sudah berkeluarga, memilih membuka usaha sendiri.

Mereka tidak sempat menganggur, karena seluruh waktu sudah terjadwal untuk bekerja. Bila masih mau bekerja lagi, boleh bekerja Sabtu dan Minggu di tempat lain tentu dengan bayaran gaji ekstra. Yang sulung sejak semasih kuliah sudah mampu beli mobil dengan uang sendiri walaupun mobil bekas.

Mendidik anak-anak sejak dini untuk bekerja bukan berarti memikulkan sebagian tanggung jawab orang tua kepada anak, melainkan justru agar mereka tidak lagi gamang ketika kelak harus melangkah memasuki universitas kehidupan yang keras dan terkadang tak berbelas kasih.

Iluka, 12 Januari, 2016

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun