Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pantangan yang Harus Dihindari Ketika Bertanya

30 Desember 2015   21:25 Diperbarui: 30 Desember 2015   22:06 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantangan Yang Harus Dihindari Ketika Bertanya Diperjalanan

Malu bertanya sesat dijalan, Itu pribahasa lama dan kuno. Pribahas terkini ,yang diperoleh dari pengalaman hidup adalah :” Salah bertanya ,akan disesatkan dijalan” atau “Terlalu banyak bertanya ,akan menyesatkan pikiran”

Nah, agar jangan sampai terjadi ,justru setelah bertanya ,semakin sesat di jalan, perlu dicermati pantangan pantangan berikut. Prinsip dasarnya adalah pahami bahwa ketika bertanya , tidak mungkin menyetop kendaraan yang sedang melaju , Juga tidak mungkin masuk kerumah gedung untuk bertanya, Tidak juga kepada guru ,dosen atau mahasiswa yang sedang terburu buru ,agar tidak terlambat tiba di ruang belajar.

Maka sasaran utama tempat kita bisa bertanya adalah pada masyarakat ,yang kalau ditilik dari kehidupan sosialnya adalah masyarakat kelas bawah. Misalnya ke:

  • Tukang beca
  • Warung kopi pinggir jalan’
  • Pemulung
  • Bengkel sepeda motor
  • Penjual bakso /bakmi
  • Pengganguran
  • Dan semua yang mangkal dipinggir jalanan

Pada umumnya mereka menjalani kehidupan yang berat. Suasana hati dan pikiran penuh sesak.Sedikit saja pertanyaan kita yang menyinggung hati ,maka kita akan menjadi tumpahan kemarahan ..Yang bisa dalam bentuk:

Membentak :” kalau mau nanya turun dari mobil anda”

Mereka tidak mau berpikir, bagaimana kendaraan bisa dihentikan dijalan dan pengemudinya turun dari miobil , karena hati dan pikiran mereka dalam kondisi sangat sensitive. Ada perasaan marah yang tertanam terhadap orang yang naik mobil . Karena semua yang berkendaraan dianggap orang kaya ,yang menjadi penyebab ,sengasaranya kehidupan mereka

Tauk tuh.

Tanpa menengok kepada orang yang bertanya, langsung menjawab:”tauk tuh” dan terus menekuni apa yang sedang dikerjakannya, ,Merasa kehadiran orang yang bertanya ,hanya mengganggu dirinya

Nggak menjawab dan pura pura tuli

Ada juga yang pura pura tuli dan tidak mendengar, walaupun sudah berkali kali ditanyai .Begitu kita berlalu, ia akan tertawa dan mengatakan:” gua kerjain tuh orang kaya”

Atau memberikan petujunjuk yang menyesatkan

Yang paling aneh, ada yang senang dapat memberikan keterangan yang menyesatkan pada :” orang kaya:” yang bertanya. Misalnya , harusnya jalan lurus, disuruh belok kiri atau kanan,Mereka memiliki “kegembiraan” bila bisa “membalas” rasa sakit hati terhadap :”orang kaya”

Pantangan Yang Harus Dihindari Ketika Bertanya

Memahami kondisi psikologis warga “kelas bawah’ seperti yang ditulis diatas,maka perlu dipahami dan dijauhi,,hal hal yang dapat memicu kemarahan mereka pada kita ,yang dinilai:” orang kaya: “ karena menggunakan mobil .

Pertama :

Hargailah mereka dengan mengawali:” Mas/ mbak ,boleh bertanya?”

Kalimat singkat ini ,akan mengubah wajah mereka yang keras ,menjadi berperasaan,karena merasa dihargai. Jangan lupa ,orang kecil dari kelas bawah,juga senang bila merasa dihargai, Biasanya ,nada si penanya bersifat memerintah:” Mas, ,mau kehotel Borobudur lewat mana?” Nah,kalimat bernada memerintah ini, sudah cukup menjadi alasan , akan diberikan petunjuk yang menyesatkan, untuk membalas pertanyaan kita ,yang didengar ditelinganya ,sebagai sebuah perintah. Dan mereka merasa bukan anak buah kita

Hindari Bertanya :

  • Hotel
  • Lapangan golf
  • Restoran
  • tempat hiburan

Lebih baik bertanya dengan menyebutkan nama jalan,dimana hotel, lapangan golf atau restoran tersebut berlokasi.

Jangan lupa mengucapkan terima kasih,setelah mendapatkan jawaban, Mereka itu beda dengan kita latar belakang perjalanan hidupnya, tapi sesungguhnya sama dengan kita ,yakni senang bila merasa dihargai orang yang bertanya,Bila kita mau dihargai orang, maka awali terlebih dulu dengan menghargai orang lain,termasuk kepada orang orang yang karena kehidupannya ,termasuk dalam kategori :" masyaraat kelaa bawah"

Iluka, 30 Dec. 15

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun