Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Candi Sari yang Terlupakan

5 Desember 2015   17:05 Diperbarui: 5 Desember 2015   17:16 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Candi Sari Yang Terlupakan

Walaupun lokasinya sangat dekat dengan Bandara International Adisucipto, namun Candi Sari ini tidak banyak dikenal orang. Walaupun sudah sangat sering bolak balik ke Yogyakarta, saya baru tahu bahwa ada candi ini.

Candri Sari ini tentu berbeda dengan Candi Sambi Sari walaupun sama-sama mengunakan nama :” Sari”. Seandainya promosi candi ini bisa dioptimalkan, maka sangat memungkinkan bagi wisatawan, baik lokal maupun dari mancanegara untuk berkunjung kesini

Karena dalam waktu satu hari, maka ada empat Candi yang sekaligus dapat dikunjungi, yakni:

  • Candi Sambi Sari
  • Candi Kalasan
  • Candi Prambanan
  • Candi Sari

Menurut keterangan yang dapat diperoleh dari penjaga disana, candi ini dibangun antara abad ke 8 dan abad ke 9. Yakin masih pada zaman Kerajaan Mataran Kuno.

Ruangan bertingkat dua berada persis di bawah masing-masing stupa, dan dipakai untuk tempat meditasi bagi para pendeta Buddha pada jaman itu. Candi Sari pada masa lampau merupakan suatu Vihara Buddha, dan dipakai sebagai tempat belajar dan berguru bagi para bhiksu.

Sayang sekali tidak ada brosur yang disediakan seperti selayaknya dilokasi wisata manapun di tempat lainnya, sehingga pengunjung tidak mendapatkan penjelasan yang lebih rinci. Secara langsung ataupun tidak kondisi ini menyebabkan semakin surutnya niat wisatawan untuk merekomendasikan keberadaan Candi Sari ini kepada teman teman dan keluarganya

Pemugaran dilakukan pada awal abad ke 20

Candi Sari ditemukan kembali pada awal abad ke-20 dan pemugaran pertama dilaksanakan antara tahun 1929 sampai 1930 .Sehingga candi yang ada sekarang ,sudah banyak yang diperbaiki sana sini, demi untuk mempertahankan keberadaannya..Candi ini berukuran 17 X 10 meter dan berada dalam pagar. Tidak tampak banyak pengunjung yang datang kesini dan hanya ada satu kios yang menjual barang barang souvenir.Karena tidak banyak pengunjung.

Tangga naik ke permukaan kaki candi telah hancur dan tak tampak diperbaiki.. Di sisi tangga terdapat sebuah tumpukan batu. Penjaga tidak dapat menjelaskan, apakah batu itu memang berada disana.Sayang sekali, peninggalan budaya bangsa, yang sesungguhnya tak ternilai ini, tersia siakan begitu saja.

  • Tak ada pemandu wisata
  • tak ada brosur
  • tak ada keterangan tertulis
  • tak ada promosi dalam bentuk apapun

Ada tertulis :" Pusaka Budaya bukan hanya milik kita semata, tapi juga warisan untuk generasi mendatang"

Sebuah pesan yang sangat simpatik,tapi sayang sekali tidak diterapkan.

 Yogyakarta, 5 Desember, 2015

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun