Asal Mau Berusaha, Hidup Selalu Menyediakan Jalan
Belajar ilmu hidup tidak perlu berguru kepada Professor karena seorang professor belum tentu paham apa yang sesungguhnya dimaksudkan dengan ilmu hidup. Kita bisa memetik pelajaran, bahkan dari sosok yang tampil dan tampak :”kampungan” Hidup itu sesungguhnya merupakan proses pembelajaran diri tanpa akhir “Learn from the cradle into the grave” Bukankah sudah ada pribahasa yang mengingatkan kita agar belajarlah sejak dari buaian?
Belajar dari Universitas Kehidupan akan membuka mata hati kita, untuk jangan sampai terkontaminasi atau terdistorsi dengan apa saja yang berbau negative. Untuk menghindari agar jangan sampai kita terperosok kedalamnya
Ini bukan fiksi,Ntapi hasil kajian pribadi selama 17 tahun mengunjungi hampir setiap pelosok nusantara. Bertemu dengan jutaan orang berbicara dan bergaul dengan mereka. Dan ternyata banyak diantaranya yang sangat senang menyanyikan lagu yang bernada sumbang.
Judulnya beragam,antara lain saya kutip disini,beberapa judul :”Lagu dan Nada” Sumbang:
- Susaah
- Disini susah,disana susah
- Cari kerja setengah mati
- Nggak ada pekerjaan yang cocok
- Mau dagang ,nggak ada modal
- Dagang apa ya.modal Cuma 1 jutaan
- Saya sudah tua,mau kerja apa lagi
- Mau santai ah,biar anak anak saja yang kerja
- Pura pura sakit enak, santai dirumah anak cucu datang terus
- Sudah coba usaha, tapi gagal
- Emangnya gampang dagang itu
- Bapak belum pernah coba susah,makanya gampang ngomongnya
- Teruus dan teruss ,hingga tidak mampu lagi berkeluh kesah
Faktor apa saja yang mempengaruhi sikap mental banyak orang, sehingga terjerat pada kesukaan yang tidak sehat,yakni melantunkan lagu yang itu itu juga,walaupun lagu itu bernada sumbang dan sangat tidak enak didengar?
Pengaruh negative dalam keluarga
Ayah sebagai pemimpin rumah tangga, orang yang seharusnya memberikan contoh teladan dan semangat hidup pada keluarga ,entah sadar ataupun tidak,menularkan contoh contoh hidup yang negative. Pagi hari kening sudah berkerut. Murung dan uring uringan
Pulang kerja, letih lesu dan wajah tak enak ditengok,sehingga anak dan istri ,tidak berani menyapa :”monster” dalam keluarga ini. Karena setiap kata yang keluar, akan disambut dengan nada ::”Aku cape tahu!?” atau :” jangan ganggu aku dengan segala tetek bengek,”