Misteri Lubang Jepang di Bukittinggi
Hingga saat ini ,misteri tentang Lubang Jepang ini, belum pernah terungkap. Misalnya :”Berapa ribu orang yang tewas dalam pembuatan lubang Jepang ini? Atau dimana mereka dikuburkan?”
Kalau kisah kisah horror dan mengerikan tentang Lubang Jepang ini, tentu tidak dapat dijadikan patokan ,Namun menyimak histori Lubang Jepang ini, yang dapat diperoleh dari website resmi Pemerintah Kota Bukittinggi, sebagai berikut.”
Tenaga kerja kasar untuk mengali lobang ini diambil dari orang – orang indonesia yang ditangkap dari daerah lain, seperti dari pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera Selatan dan lain sebagainya, sedangkan hasil tangkapan dari bukittinggi sendiri di bawa pula ke daerah lain untuk dipekerja paksakan pula pada proyek – proyek lainnya, seperti le loge untuk membuat jalan kereta api yang akan menghubungkan muaro sijunjung dengan pekanbaru riau. Namun pekerjaan ini tidak kunjung slesai, karena jepang keburu kalah ditangan Tentara Sekutu.”(website resmi Pemerintah kota Bukittinggi)
Bukittinggi yang sangat strategis, terletak di tengah – tengah pulau sumatera, maka penjajah jepang menetapkan kota bukittinggi sebagai pusat komando pertahanan tentara jepang di sumatera (seiko sikikan kakka) yang dipimpin oleh jenderal watanabe.
Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan ini, di antaranya adalah ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan gudang senjata.
keterangan foto: bersama mas Robby dan temannya dari dinas pariwissata kota Bukittinggi
Sebagai kubu pertahanan militer bagi jepang dibuatlah terowongan dibawah jantung Kota Bukittinggi, disamping berfungsi sebagai pertahanan juga dipersiapkan sebagai penyimpan amunisi, barak, ruang makan, rumah sakit, ruang sidang dan dapur, yang jumlah keseluruhan ruangan 27 buah dan merupakan satu komplek lengkap, seperti denah yang dapat dilihat pada dinding pintu masuk
Selain lokasinya yang strategis di kota yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan Sumatera Tengah, tanah yang menjadi dinding terowongan ini merupakan jenis tanah yang jika bercampur air akan semakin kokoh. Bahkan gempa yang mengguncang Sumatera Barat tahun 2009 lalu tidak banyak merusak struktur terowongan.
Diperkirakan puluhan sampai ratusan ribu tenaga kerja paksa atau romusha dikerahkan dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan untuk menggali terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini. Tenaga kerja dari Bukittinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakan terowongan pertahanan di Bandung dan Pulau Biak.
Tenaga kerja kasar untuk mengali lobang ini diambil dari orang – orang indonesia yang ditangkap dari daerah lain, seperti dari pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera Selatan dan lain sebagainya, sedangkan hasil tangkapan dari bukittinggi sendiri di bawa pula ke daetrah lain untuk dipekerja paksakan pula pada proyek – proyek lainnya, seperti le loge untuk m,embuat jalan kereta api yang akan menghubungkan muaro sijunjung dengan pekanbaru riau. Namun pekerjaan ini tidak kunjung slesai, karena jepang keburu kalah ditangan Tentara Sekutu.
Tenaga teknis dalam pembangunan lobang ini diambilkan dari orang – orang indonesia yang bekerja di tambang batu bara ombilin sawahlunto yang berasal dari pulau Jawa.
Semua tenaga kerja kasar tidak satu orangpun yang dapat menyelamatkan diri, semuanya meningal disebabkan kekurangan makanan dan siksaan dari tentara jepang. Sehingga kerahasiaan lobang tetap terpelihara.
Menyimak data data yang ada di dinas pemerintah kota Bukittinggi dan memasukki Lubang Jepang ini, maka mau tidak mau, pikiran kita akan menghadirkan sebuah pertanyaan:" Dimana ribuan orang tersebut dimakamkan? Mungkinkah penjajah begitu berbaik hati, untuk memulangkan kembali puluhan ribu para pekerja paksa ini kedaerah asalnya? Tentu merupakan sesuatu yang mustahil terjadi. Namun pertanyaan ini,hingga kini tetap tinggal misteri.
Sekalipun lobang ini dapat diselesaikan, namun belum sempat dimanfaatkan secara sempurna, karena jepang keburu bertekuk lutut kepada tentara sekutu akibat dua buah atom yang dijatuhkan tentara sekutu di Kota Nagasaki dan Hirosima pada tanggal 7 dan 8 agustus 1945, dan berlanjut dengan diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 oleh Soekarno – Hatta.
Kondisi Dalam Terowongan
Dari pintu gerbang, kita menurunbi anak tangga sebanyak 135 buah,
apabila anak tangga ini tingginya rata – rata 20 cm, dengan demikian 135 anak tangga berarti kita telah turun setinggi 27 m. Jika kita bandingkan lagi tempat kita berdiri sekarang dengan jalan yang ada diatas kita, mempunyai perbedaan tinggi lebih kurang 5 m. Dari perhitungan ini diketahuilah bahwa dasar lobang berkisar antara 30 sampai 40 m dari permukaan tanah. Kedalaman ini sudah cukup aman dinilai oleh jepang terhadap serangan udara dari tentara sekutu,,
Lubang Jepang ini , memiliki beberapa pintu masuk,,yakni Ngarai Sianok, Taman Panorama, samping Istana Bung Hatta dan di Kebun Binatang Bukittinggi,
Siapapun mereka, setidaknya mereka semua sudah tewas ditangan penjajah, Mereka sudah menjadi tumbal dan mempersiapkan jalan untuk kemerdekaan kita semuanya. Selamat Hari Pahlawan!
Bukittinggi, Sumatera Barat
Di Postingkan di Kemayoran, pada 10 November, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H