Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masjid Raya Sumatera Barat- Termegah Terbesar Tahan Gempa

5 November 2015   06:54 Diperbarui: 5 November 2015   07:20 4247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Raya Sumatera Barat: Terbesar-Termegah dan Tahan Gempa

Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid terbesar dan termegah dan tahan gempa ini berlokasi di tempat paling stategis, persis di jantung ibu kota. Tepatnya, di persimpangan antara Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan KH Ahmad Dahlan, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.

Lokasi yang sangat strategis ini, tentu sangat menguntungkan, bila kelak bangunan megah ini,siap untuk menjadi tujuan wisata religi di Sumatera Barat. Dibagian barat bangunan ini, tampak belasan pekerja ,sedang merampungkan anak tangga untuk menuju ke bangunan utama.

Peletakkan batu pertama, dilakukan 21 Desember 2007.,namun baru mulai dibangun pada tahun 2008 . Pertama kalinya, Masjid Raya Sumatera Barat digunakan untuk ibadah pada Februari tahun lalu,

Pembangunan masjid raya ini telah melewati empat tahap. Tahap pertama untuk menyelesaikan struktur bangunan menghabiskan waktu dua tahun sejak dimulai pada awal tahun 2008. Tahap kedua dilanjutkan dengan pengerjaan ruang salat dan tempat wudu pada 2010. Tahap ketiga selama tahun berikutnya meliputi pemasangan keramik lantai dan eksterior masjid.

Tiga tahap pertama berjalan dengan mengandalkan akomodasi APBD Sumatera Barat sebesar Rp103,871 miliar, Rp15,288 miliar, dan Rp31 miliar. Memasuki tahap keempat yang dimulai pada pertengahan 2012, pengerjaan menggunakan kontrak tahun jamak. Tahap keempat menggandalkan anggaran sebesar Rp25,5 miliar untuk menyelesaikan ramp, teras terbuka yang melandai ke jalan. Pekerjaan pembangunan sempat terhenti selama tahun 2013 karena ketiadaan anggaran dari provinsi.

Megah dan Tahan Gempa, Namun Terkendala Dana

Konstruksi masjid terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang sholat terletak di lantai dua, yang terhubung dengan teras terbuka .Kendati dirancang dan didisain tahan gempa,namun tidak mengurangi kemegahan Masjid Raya Sumatera Barat ini.Walaupun pembangunan,maish butuh perjalanan panjang, sebelum masuk ke finishing touch..

Warga Sumatera Barat patut berbangga,karena punya masjid besar dan megah yang memiliki gaya arsitektur yang menawan .. Meski belum rampung sepenuhnya, masjid ini,sudah jadi tujuan wisata religi di Ranah Minang ini.

Bangunan utama terdiri dari tiga lantai dengan luas area sekitar 40.000 meter persegi yang mampu menampung sekitar 20.000 jamaah. Tak hanya itu, masjid ini dirancang mampu menahan gempa hingga 10 SR sekaligus shelter lokasi evakuasi bila terjadi tsunami

Untuk saat ini pada lantai pertama masjid terdapat ruang salat, toilet, wudhu, juga areal parkir. Lantai kedua yang merupakan ruang utama dalam masjid ini digunakan sebagai tempat salat. Lantai ketiga yang berbentuk letter U dapat digunakan untuk beribadah sebab belum dikeramik masih proses pembangunan.

Ruang utama memiliki interior yang menarik dan unik. Pada tahun 2015 ini interior di dalam masjid baru dipasang, bagian mihrabnya dibuat menyerupai bentuk batu Hajar Aswad dengan atapnya terdapat ukiran nama-nama Asmahul Husna yang berwarna emas dengan latar putih. Karpet permadani yang digunakan untuk sajadah ini merupakan hadiah kiriman dari pemerintah Turki.

[caption caption="gambar rencana bangunan masjid raya sumatera barat (suriaatmaja,wordsress,com"]

Nah, uniknya, masjid ini tidak memiliki kubah melainkan beratap khas rumah Minangkabau. Masyarakat Sumatera Barat terkenal dengan pepatah Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, yang artinya adat bersendikan kepada agama, dan agama bersendikan kitabullah (Al-Quran).

Hal itu yang tercemin dalam Masjid Raya Sumatera Barat ini. Sebenarnya, atap masjid ini menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan empat kabilah suku Quraisy saat berselisih pendapat mengenai pemindahan batu Hajar Aswad di Mekkah. Bila diperhatikan, keempat sudut dari atap masjid ini berbentuk gonjong yang seperti yang terdapat pada rumah adat Minangkabau.[[/caption]

Kemudian, dinding masjid berbentuk ukiran tempat Al-Quran dengan empat sudut yang mengandung arti dalam budaya Minangkabau sebagai tau di nan ampek, yakni Al-Quran, Injil, Taurat dan Zabur.

Tersirat juga makna adat nan ampek, yaitu :

  • adat nan subana adat,
  • adat nan diadatkan
  • adat nan taradat
  • adat istiadat

Keterangan singkat:

adat nan subana adat adalah adat yang sesungguhnya. Yang tidak akan berubah karena perjalanan waktu .Hal ini tercermin dalam pribahasa :" adat nan tak lapuak den hujan dan tak lakang dek paneh"

adat nan diadatkan, bisa saja berubah ,sesuai perubahan jaman.

Dinding masjid yang memiliki ukiran segitiga yang didalamnya terdapat enam sudut ini sempat menjadi perbincangan berbagai kalangan, namun sebenarnya memiliki filosofi yaitu tiga tungku sajarangan, tiga tali sapilin (ulama, ninik mamak, cadiak pandai) yang harus memegang teguh rukun iman sebagai pengikat seluruh elemen yang ada ditengah-tengah masyarakat.

Rencana Membangun Menara 99 Meter Senilai 80 Miliar Rupiah!

Pembangunan Masjid Raya Sumatera Barat sudah mencapai 49 persen, telah menyerap dana pembangunan yang bersumber dari APBD Sumatera Barat sebesar Rp 202,2 Miliar. Untuk melanjutkan pembangunan Masjid tersebut, masih dibutuhkan lagi dana mencapai Rp 220 Miliar.

Rencana untuk membangun menara setinggi 99 meter,yang akan memakan biaya sebesar 80 Miliar rupiah., belum tampak terealisasi,Namun setidaknya, Sumatera Barat sudah memiliki Masjid yang tidak kalah indah dan megah ,dibandingkan dengan Masjid Lakemba yang terkenal di Sydney.Diharapkan kelak akan menjadi Ikon Utama bagi Sumatera Barat dan sekaligus menjadi objek wisata religi. bagi wisatawan mancanegara.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Raya_Sumatera_Barat /Dewan Masjid dan sumber lainnya)

Padang, 05 November, 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun