Ada telpon berbunyi dimalam hari, terus panik. Pikiran langsung menerawang kepada kemungkinan terjadinya hal hal yang negatif. "Jangan-jangan…” Keringat dingin keluar dan dengan tangan gemetar menjawab telpon, ternyata :” maaf salah sambung”
Sedang duduk santai nonton TV, ada siaran bahwa beberapa orang meninggal karena keracunan makan ayam goreng . Nah, kebetulan barusan tadi pagi sarapan dengan ayam goreng disalah satu warung. Terus perasaan jadi panik, mulai terasa mual "Jangan-jangan..."
Dikesempatan lain, sewaktu mau membayar dikasir, ternyata dompet hilang. Terus panik, keringat dingin keluar. Ternyata setelah diperiksa lagi, dompet ada dalam kantong celana….
Panik Berlebihan Bisa Berakibat Fatal
Bahwa manusia memiliki rasa kuatir tentu adalah hal yang sangat wajar. Kekuatiran ,menandai rasa sayang akan anggota keluarga atau peduli diri sendiri, sehingga tidak ingin terjadi sesuatu yang akan merugikan, baik secara finansial,apalagi terhadap keselamatan diri.
Rasa cemas yang berlebihan ,mudah menciptakan kepanikan .Dan kepanikan yang over dosis bisa berakibat fatal : “ kejang, semaput, stroke, bahkan meninggal
Orang Panik :
- Tidak bisa berpikiran yang waras
- Melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain
- Kehilangan total rasa percaya diri
- Takut bertemu orang lain
- Tidak berani keluar dari zona keamanan dan kenyamanan
Kiat Kiat Atasi Gangguan Kepanikan
Jangan pernah menuntun orang lain, kejalan yang belum pernah dilalui, karena bisa jadi jalan yang menurut perkiraan kita itu sudah tepat, ternyata membawa seluruh rombongan kesasar jauh dari tempat tujuan. Hal ini berlaku juga, dalam bidang kehidupan laiinya. Jangan pernah memberikan arahan atau tuntunan ,berdasarkan buku buku yang dibaca, karena belum dibuktikan kebenarannya. Bila tetap dilakukan dan ternyata salah arah, maka tanggung jawab moral,ada pada diri kita.
Falsafah inilah yang senantiasa saya ingat disepanjang perjalanan hidup saya.Karena itu 99 persen tulisan saya adalah cuplikan biografi atau perjalanan hidup yang sudah dilalui.
Pengalaman Pribadi
- Bertubi tubi dihantam masalah hidup, menyebabkan saya tumbang,:
- Rasa percaya diri,hampir menyentuh ketitik nol.
- Saya mengurung diri dirumah.
- Saya tidak mau bertemu dengan siapapun.
- Semangat hidup rontok.
- Saya sudah tidak peduli diri. Bahkan tidak peduli keluarga saya lagi.
- Karena hasil kerja keras kami selama bertahun tahun ,lenyap ditipu sahabat baik
- Saya cepat panik
- Bunyi telpon ,jantung serasa mau copot
- Pintu terbanting angin, nafas saya langsung sesak
- Keringat dingin keluar
- Jaket bergoyang ditiup angin.,serasa ada orang lain masuk kerumah
- Makanan pokok adalah valium dan mogadon.
- Membuat saya tidur sepanjang hari dan semakin kehilangan daya hidup
Kalau Papa Mati ,Saya dan Mama Gimana?
Suatu hari ,putra kami masuk kekamar..Memandangi saya dengan sedih dan mata sayu. Memegang tangan saya dengan jemarinya yang masih kecil. :” Paa…kalau papa mati,,,saya dan mama gimana?”
Katanya dengan suara pelan. Namun bagi saya bagaikan bunyi Guntur, yang membangunkan saya dari mimpi buruk. Saya tersentak dan sadar diri ,serta memarahi diri saya sendiri:” Alangkah egoisnya saya selama ini!” Sedih karena kehilangan harta, sehingga melupakan anak dan istiri,Alangkah naifnya saya, betapa uang lebih penting bagi saya, ketimbang anak dan istri!”
Dengan berlinang air mata, saya peluk putra saya erat erat.. “Ya Tuhan….apa yang sudah saya lakukan?!” Ampunilah saya…..”
Bangun dari Mimpi Buruk
Setelah berminggu minggu saya tidak pernah mandi, hari itu saya langsung mandi. Merebahkan diri saya dilantasi dan bersujud syukur kepada Tuhan. ,karena sudah menyadarkan saya dari jalan sesat,melalui putera kami.
Sejak hari itu, saya mulai menata diri.
- Membuang semua orang penenang
- Mengawali hari dengan doa
- Membuat jadwal kegiatan
- jangan biarkan diri duduk melamun
- lakukan aktivitas apapun selama positif
- Membenahi usaha yang terbengkalai
- Membaca dan menulis jadi agenda tetap setiap hari
- Mulai mengunjungi tetangga da teman teman
- olah raga apa saja
- Setiap hari minggu kami sekeluarga keluar rumah ,rekreasi murah meriah
6 Bulan Kemudian Saya Sembuh Total
6 bulan kemudian, saya sembuh total dan kehidupan berlangsung seperti sediakala. Seiring dengan kesembuhan saya, maka kami secara mantap bisa menata untiuk membangun kembali bisinis kami yang sempat hancur berantakan.
Dengan penuh rasa syukur. Belakangan semuanya pulih ,bahkan dengan rejeki yang diberikan Tuhan, kami sudah dapat membantu orang orang yang membutuhkan, sesuai kemampuan .
Semoga artikel sederhana ini, ada manfaatnya bagi orang banyak,
Kemayoran, 30 Oktober, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H