Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Laki-laki yang Pernah Berada Dibibir Neraka

14 September 2015   05:10 Diperbarui: 14 September 2015   09:50 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laki Laki Yang Pernah Berada Dibibir Neraka

Laki laki muda itu berdiri dengan tangan gemetaran. Jantungnya berdebar keras. Matanya nanar menatap setumpuk uang yang ada dalam sampul di tangannya. Seumur hidup, belum pernah ia memegang uang sebanyak itu….

Laki laki ini baru dua tahun bekerja di pabrik karet ini. Hari ini adalah hari pertama ia menduduki jabatan baru di perusahaan ini yakni sebagai juru timbang dan sekaligus diberikan wewenang untuk mengeluarkan Bon Gudang. Untuk pembayaran di Kasir perusahaan.

Dihari pertama ini,,ia sudah disuguhi uang dalam sampul besar...

Memang ia tak menghitung persis berapa jumlahnya,,tapi yakin dengan uang ini, bisa digunakannya untuk membayar utangnya pada bibinya,, Membelikan pakaian yang pantas untuk wanita yang sudah dinikahinya dua tahun lalu Yang kini harus rela tinggal di pemondokan buruh bersamanya

Tiba tiba lelaki ini mendengar suara bentakan yang amat dikenalnya…yaa yaa itu suara ayahnya… :” Kita boleh miskin,,, tapi kita bukan maling ,mengerti!”

Suara itu mengingatkannya, ketika pertama kali ia mencuri sepotong bambu milik tetangga,yang menyebabkan telapak tangannya sobek menganga,,

Laki laki itu merinding,,, ia memukul kepalanya sendiri keras keras… ditutupnya sampul berisi uang itu dan dengan mantap dikembalikannya kepada toke pemilik karet,yang ada di depannya.. Ia memarahi dirinya sendiri :” Benar,..aku miskin,,,tapi aku bukan maling!”

…………..

Seakan tak percaya si toke menengok ,ketika pria ini mengembalikan sampul berisi uang yang jumlahnya tak sedikit itu….Terbelalak matanya, sambil berucap:” Kau sudah gila yaa.. Belagu kau ini,,,, apa masih kurang!?” Kau hitung dulu jumlahnya… cukup buat kau dan bini kau hidup satu tahun ngerti kau ..”

…….

Laki laki muda itu,,hanya menggelengkan kepala dan menjawab..:” Saya bukan maling...saya sudah digaji disini”

Wajah di toke merah padam..belum pernah ada yang menolak “hadiah” darinya. Sudah puluhan kali dilakukannya dan kini ,ada anak muda yang kurus dan pucat didepannya,berani menolak dan mengembalikan uang yang sudah diberikannya.

Kembali si toke membentaknya:” Hee kau belagak begok atau benar benar begok haa…?!. Apa susahnya .. kau hanya ubah dari angka 2.410 Kg, menjadi 4.102 kg, Cuma membalikan angkanya saja dank au sudah bisa memiliki uang ini. Ini baru satu kali kali dan bayangkan,kau bisa dapatkan tiap minggu aku kesini.. 2 Bulan kau kerja dan sudah itu kau bisa pulang kampung sama bini kau ,untuk bikin modal usaha.. “ Si toke kembali membujuk dan memaksanya untuk menerima, sambil kembali menyodorkan sampul berisi uang tersebut….

………

Tapi hati laki laki muda, asal Padang ini, sudah mantap. Ia menggelengkan kepala dan menolak pemberian itu.

Dan sumpah serapah itupun berhamburan dari mulut si toke:” Jadi kuli lah kau seumur hidup kau..manusia apa kau ini.. nggak tau uang… bodoh..amat kau Aseng..

Padang begoklah kau ini!”

……..

Kalau tadi laki laki muda yang dipanggil :”Aseng” hanya berdiam diri, ketika nama kampung halamannya disebut sebut, ia jadi berang, Mendekati si toke …memegang krah bajunya dan menguncangkannya,,,tanpa takut sedikitpun pada si toke yang bertubuh besar.. “Kau jangan bawa bawa nama kampungku mengerti!” Bentaknya… :”Sekali lagi kau bawa nama kampungku,,,kutimpuk kepalamu dengan anak timbangan ini.”

Si toke pucat,,,belum pernah ada orang berani melawannya,,apa lagi si laki laki kurus pucat di depannya.. Matanya melalap habis wajah si Aseng ,seolah ingin menelannya hidup hidup....

……..

Malamnya ketika pulang kepemondokan buruh, dimana ia tinggal bersama istrinya,, si laki laki asal Padang ini menceritakan pada istrinya,,,bahwa tadi ia sempat berada di bibir neraka…

Syukur ia sadar diri…

Istrinya memeluknya erat erat dan berkata:” Saya tidak mau suami saya jadi maling… biar kita hidup menderita,,, kelak badai pasti akan berlalu….

50 tahun sudah berlalu…….

Si :”Aseng” duduk memandangi istrinya yang sedang menyiapkan secangkir kopi untuknya…,

Menarik nafas dalam dalam dan dalam hati bersyukur tak habis habisnya kepada Tuhan…badai itu sudah lama berlalu.. dan kini …seperti kisah dongeng dalam kisah 1001 malam.. ia dan istrinya hidup berbahagia bersama anak cucunya di perbukitan sebuah desa di Australia

Sungguh Mahabesarlah Tuhan……

Medio September,tahun 2015

Tjiptadinata Effendi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun