Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Memotret Gaya Ngamen di Italia

7 September 2015   20:52 Diperbarui: 8 September 2015   02:58 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia, siapapun boleh ngamen. Tidak perlu lapor dan tidak perlu license, maupun kursus. Secara mendadak, setiap orang boleh dengan bebas ngamen. Ada yang memang suaranya sangat merdu dan piawai memainkan alat musik gitar atau ukulele. Namun ada juga orang yang ngamen mengandalkan botol kosong atau kaleng bekas yang diisi pasir.

Nah tipe pengamen ini, paling cepat mendapatkan uang recehan bila ngamen di rumah makan atau di restoran bawah tenda. Bukan karena suaranya bagus, tapi karena serak serak parau . . Jadi orang yang memberikan tips, bukan karena mendengarkan nyanyiannya yang merdu, malah sebaliknya, baru saja mulutnya dibuka …Aaaaaa.. maka para tamu dirumah makan, serta merta memasukkan seribu perak, kedalam tempat penampungan uangnya, Tujuannya, agar jangan sampai telinga jadi sakit mendengarkan bunyi nggak karuan juntrungan.

Lain Indonesia, lain pula gaya ngamen di benua Kanguru. Disini sebelum ngamen, harus lulus tes terlebih dulu dan diberikan licence atau surat ijin, Tanpa ini, berani ngamen, ketangkap langsung dibui,karena dianggap mengganggu ketertiban umum.

berfoto dengan "tentara Romawi" tjiptadinata effendi

Ngamen di Italia, minimal 5 Euro perorang sekali foto/tjiptadinata effendi

Cara Unik Ngamen di Italia

Lain padang, lain pula belalangnya, Lain negeri lain pula gaya ngamennya.. Selama sebulan di Italia, dan menelusuri perjalanan dari utara ke selatan Italia, belum pernah tengok orang ngamen dengan nyanyi atau main guitar ,maupun alat music lainnya. Entah mungkin dipelosok daerah lainnya, Yang jelas selama perjalanan, tak satupun pengamen kami jumpai lagi nyanyi atau memainkan alat musik apapun.

Mereka ngamen dengan mengenakan berbagai kustum unik:

Kostum tentara Romawi

Kostum swiss guard

Kostum dewa dewi

Tarif Minimal 5 Euro

Setiap kali selesai berpose bersama, kita harus bayar 5 Euro atau setara dengan Rp. 90.000 .—(Sembilan puluh ribu rupiah). , Menurut salah seorang pengamen ini, kalau di libur musim panas, mereka panen raya, Maksudnya banyak yang mau berfoto bersama dan berarti banyak uang masuk. Karena setiap tahunnya Italia dikunjungi sekitar 60 juta wisatawan dari berbagai negara.

Nah, bagi para turis ini, momentum dapat berfoto bersama dan membayar 5 Euro, tentu tak keberatan sama sekali. Dalam sehari bisa kebagian tamu yang mau foto bareng, antara 20 hingga 30 orang, Lumayan, seharian bisa dapat antara 100 hingga 150 Euro. Dan disini tidak ada uang takut untuk preman atau tukang pukul.

Ngamen Hanya di libur Musim Panas

Para pengamen yang masih muda, hanya ngamen dilibur musim panas, Sedangkan dihari biasa, mereka melakukan pekerjaaan lainnya. Karena tidak cukup untuk biaya kebutuhan hidup, bila hanya mengandalkan hasil ngamen.

Sedangkan pengamen yang usianya sudah memasukki usia pensiun, menjadikan ngamen ,profesi tetapnya. Daripada duduk bengong dirumah, lumayan berdiri di tempat wisata dan setidaknya untuk makan siang dan malam, pasti ada, kata salah seorang pengamen, yang tidak bersedia difoto wajah aslinya.

Tentu saja hal ini merupakan hak privasinya, yang harus dihargai. Yang penting, sudah berkenan menceritakan sedikit rahasia tentang penghasilan mereka. Ada beragam cara dan jalan untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup dan setiap insan berhak memilih jalan hidupnya masing masing, Tak seorangpun berhak mendistorsinya, selama tidak mengganggu kepentingan orang lain.

Iluka, 8 September, 2015

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun