Saya terdiam
“Itulah Effendi, anda kurang perhatian pada teman teman. Anda sibuk di Australia.
Tek Ho sudah lama almarhum. Si Eng yang bintang kelas sudah 10 tahun lalu,si Goan sudah 5 tahun…si waty sudah lamaa.. tidak ada… “ Sofyan mengucapkan dengan suara perlahan,namun bagi saya bagaikan petir disiang bolong.
Sebelum ia melanjutkan menyebut nama nama teman saya yang sudah almarhum dan almarhumah..buru buru saya, hentikan pembicaraannya ./” Sudah ….sudah Fian…jangan teruskan… stoop/” kata saya setengah memohon.
Namun entah sedang menumpahkan kekesalan hatinya kepada saya, yang dianggap tidak peduli teman teman lama, Sofyan terus melanjutkan..:” Anda tahu adiknya si guan… juga sudah meninggal… Tetangga anda si gie dan dua adiknya, juga sudah lama tiada… “
Saya sungguh sudah tidak mampu menahan diri lagi.. Saya berdiri dan dengan wajah sungguh sungguh ,mengatakan pada Sofyan,,, :” Sudah …sudah Fian…jangan diteruskan please… .Saya justru datang untuk memberikan surprise pada teman teman, sungguh saya tidak tahu mereka sudah tiada…maafkan saya…”
Sejak saat itu,,,menanyakan keberadaan teman teman semasa sekolah dulu, sungguh merupakan sesuatu yang menakutkan bagi saya…
Maka saya minta tolong pada teman saya ,untuk mengumpulkan mana yang masih tersisa dan berharap kami bisa berjumpa dalam kunjungan kami ke Padang.Saya sudah berjanji pada diri saya, untuk tidak lagi menunda untuk membuat kejutan, karena akibatnya justru saya yang terkejut,karena dikira mau reuni dengan arwah teman teman saya…
Sebuah Refleksi::
Jangan pernah tunda apa yang dapat dilakukan.karena mungkin akan menyesal,seperti yang saya alami…..
Tengah malam, di Briatco, 27 Juli, 2015