Â
Â
Mengapa Orang Mau Datang Dari Berbagai Belahan Dunia Hanya Untuk Dapat Menyaksikan Vatican dari Dekat?
Menengok ada puluhan ribu orang berjejal di hampir sepanjang jalan jalan di Vatican, membuat kita berpikir,apa sih sesungguhnya daya tarik Vatican? Apalagi menyaksikan puluhan ribu orang rela antrian berjam jam ,hanya untuk dapat masuk ke dalam gereja Santu Petrus..
Menyaksikan gaya mereka masuk kedalam gereja, maka walaupun tidak mengadakan research ataupun menginterview mereka satu persatu, dapat diambil kesimpulan , bahwa sebagian besar pengunjung bukan beragama Katholik. Kalau orang beragama Katholik, pasti setidaknya , gaya masuk ,maupun body language nya, akan menampilkan setidaknya sedikit rasa hormat. Seperti halnya bila orang beragama Islam masuk ke Masjid atau yang beragama Budha masuk ke Wihara.
Â
Namun yang tampak ,adalah para pelancong yang melenggang masuk dengan mata celigak celiguk kiri kanan,serta jeprat jepret sana sini. Beberapa orang wanita yang berpakaian minim, diminta mengunakan jaket atu syal untuk menutupi bagian bagian tubuh mereka yang open house. Selain itu adalah pemeriksaan senjata tajam,apapun bentuk dan ukurannya, akan ditahan atau kalau keberatan, sipemilik boleh memilih untuk keluar bersama barang bawaanya.
Jadi dapat dikatakan sebagian terbesar dari para pengunjung, mendatangi Vatican, bukanlah karena alasan keagamaan, melainkan semata mata hanya untuk berwisata ria.
Â
Melirik sejak dari tembok dinding masuk ke negara yang termasuk terkecil di dunia ini,sudah menampakan bahwa kekunuoan bangunan dinegara mini ini, sungguh sungguh di kawal dan dijaga keasriannya.
Memang ada renovasi disana sini, tapi hal hsnya dilakukan pada bangunan penunjang bagi fasilitas para pendatang. Misalnya kran air minum ,yang ada di hampir setiap sudut, walau didisain seperti tampak kuno, tapi jelas hanya merupakan banguan baru,yang di poles agar tampak kuno.
Kran air yang tampaknya hanya sebuah hal yang spele,namun dimusim panas yang gersang ini, sungguh sungguh sangat memberikan kemudahan bagi para pelancong, Karena dalam saat saat seperti ini, setiap orang tidak hanya membutuhkan 4 atau 5 botol air ,ketika harus seharian berada disana, tapi butuh belasan botol minuman agar tidak terjadi kekeringan cairan dalam tubuh.
Â
Langit langit Gedung Masih Tampilkan Keagunan Dalam Kekunoannya
Untuk dapat melahirkan rasa kekagunan terhadap ornament dan lukisan yang melekat di langit langit gedung, tak harus orang menjadi seorang seniman terlebih dulu. Kaarena charisma kekunoan yang ditampilkan, sudah lebih dari cukup untuk menghadirkan decak kagum dalam hati setiap orang yang melihatnya.
Belum lagi beragam patung yang menjadi saksi bisu ,akan kejayaan jaman keemasan Kekaisaran Romawi.. Hal inilah yang agaknya memotivasi puluhan ribu orang ,untuk datang dari berbebagai belahan dunia. Terbang belasan jam dan masih harus antri berjam jam, menyaksikan sisa sisa kebesaran jaman Kekaisaran Romawi ini. Yang sangat kentara, sungguh sungguh di jaga dan dikawal.
Â
Untuk bercerita tentang setiap lekuk bangunan dan lukisan yang memukau , tidak hanya mata, tetapi juga mampu memukau hati dan seluruh perhatian para pengunjung, serasa tak cukup kata yang ada dalam kamus hati.
Dalam kalimat lain,satu satunya jalan agar dapat secara utuh menikmati ,menghayati ,serta mengaggumi kesseluruhan bangunan dari jaman keemasan kekaisaran Romawi ini, adalah hadir disini disini seutuhnya secara pribadi
Â
Hingga malam larut dan harus kembali ke hotel untuk mengaso, bayangan dan kenangan akan keunikan ,serta penampakan lukisan lukisan kuno disiang tadi, bagaikan menghipnotis hingga jauh menembus kedalam hati dan jiwa.
Â
Memang keindahan itu ternyata mampu memukau setiap insan , yang memandangnya dengan hati. Semakin banyak berjalan. semakin banyak yang dapat dipelajari dari sejarah umat manusia.Semakin banyak yang kita mengagumi karya seni umat manusia, semakin mendalam rasa sujud syukur kita kepada Tuhan.
Ditulis di Vatican
Dan di Postingkan di Italia Selatan
27 Juli, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H