Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Puluhan Ribu Orang Berbondong ke Vatican?

26 Juli 2015   20:53 Diperbarui: 26 Juli 2015   21:05 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Mengapa Orang Mau Datang Dari Berbagai Belahan Dunia Hanya Untuk Dapat Menyaksikan Vatican dari Dekat?

Menengok ada puluhan ribu orang berjejal di hampir sepanjang jalan jalan di Vatican, membuat kita berpikir,apa sih sesungguhnya daya tarik Vatican? Apalagi menyaksikan puluhan ribu orang rela antrian berjam jam ,hanya untuk dapat masuk ke dalam gereja Santu Petrus..

Menyaksikan gaya mereka masuk kedalam gereja, maka walaupun tidak mengadakan research ataupun menginterview mereka satu persatu, dapat diambil kesimpulan , bahwa sebagian besar pengunjung bukan beragama Katholik. Kalau orang beragama Katholik, pasti setidaknya , gaya masuk ,maupun body language nya, akan menampilkan setidaknya sedikit rasa hormat. Seperti halnya bila orang beragama Islam masuk ke Masjid atau yang beragama Budha masuk ke Wihara.

 

 

Namun yang tampak ,adalah para pelancong  yang melenggang masuk  dengan mata celigak celiguk kiri kanan,serta jeprat jepret sana sini. Beberapa orang wanita yang  berpakaian minim, diminta mengunakan jaket atu syal untuk menutupi bagian bagian tubuh mereka yang open house.  Selain itu adalah pemeriksaan senjata tajam,apapun bentuk dan ukurannya, akan ditahan atau kalau keberatan, sipemilik boleh memilih untuk keluar bersama barang bawaanya.

Jadi dapat dikatakan sebagian terbesar dari para pengunjung, mendatangi Vatican, bukanlah karena alasan keagamaan, melainkan semata mata hanya untuk berwisata ria.

 

Setiap Jengkal Bangunan dan Ornamen ,serta Lukisan Kuno,Sungguh Dikawal Keasriannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun