Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berkunjung ke Sumber Air Abadi

22 Juli 2015   05:11 Diperbarui: 22 Juli 2015   05:11 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 

Mengunjungi Sumber Air Abadi

Siang ini kami mengkhususkan diri berkunjung ke Sumber Air Abadi yang terdapat di pinggiran kota Santa Fiorna. Kalau sekedar melihat sumber air alami, sudah amat sering saya kunjungi. Karena di kampung halaman kami banyak terdapat sumber air yang jernih, misalnya lubuk Minturun dan Lubuk Peraku di pinggiran kota Padang. Masih ada Lubuk Mata Kucing di Padang Panjang dan sumber air di Batang Tabik, yang berlokasi di Payahkumbuh, Kecamatan Lima Puluh Kota.

Oleh karena itu saya merasa tertarik untuk menyaksikan dari dekat, seperti apa Sumber Air Abadi yang terkenal di pinggiran kota Fiorna ini.

 

 

 

 

Terdapat Didalam Gereja

Ternyata sumber air ini, terdapat di dalam sebuah gereja yang dibangun pada abad ke 15. Karena saya tidak mengerti bahasa Italia,maka adik kami Margaretha, bertindak sebagai penterjemah.

Pada awalnya, sumber air ini dimanfaatkan oleh para pekerja yang membangun desa pada waktu itu. Airnya sangat jernih dan sudah diuji di laboratorium dan dinyatakan layak untuk di konsumsi langsung, tanpa dimasak lagi.

Setelah pembangunan desa selesai, maka sebagai ungkapan rasa syukur, mereka mendirikan sebuah gereja disana di lokasi ini. Sumber mata air ini “dikurung” dalam gereja. Namun agar tetap dapat dimanfaatkan oleh warga, maupun pendatang,maka sumber mata air ini dijaga agar tidak terganggu dengan bangunan. Untuk Menjaga agar tidak tercemar maka sumber mata air yang dikurung ini ditutup dengan kaca tebal.

Ditampung Dalam Kolam Besar

Melalui pipa pipa, air ini disalurkan keberbagai krans untuk konsumsi umum secara gratis. Sedangkan limpahan airnya yang sangat besar, ditampung dalam kolam yang cukup luas.

Ada kisah-kisah kesembuhan orang yang minum air ini. Terlepas dari khasiatnya, apakah memang benar dapat menyembuhkan berbagai penyakit, saya sudah mencoba meminumnya. Tentu saja, di musim panas yang gersang, dapat minum air langsung dari mata airnya terasa sangat menyejukkan. Air dari sumber ini, semakin hari semakin banyak dimanfaatkan. Baik untuk warga setempat, maupun untuk turis yang berkunjung ke sini.

 

 

 

 

 

 

Gereja Terbuka 24 Jam Sehari

Gereja ini dibuka 24 jam sehari. 7 hari seminggu dan 365 hari setahun. Atau dalam kalimat lain, selalu dibuka untuk siapapun. Bagi yang mau berdoa, bisa memasukkan uang logam 50 cent Eruro dan otomatis lilin akan menyala.

Bila ingin menyalakan lampu di dalam gereja, maka masukkan uang coin satu Euro, maka lampu pun akan menyala beberapa saat.

Bagi yang ingin datang untuk menengok saja, namun tidak ikut berdoa, juga tidak ada masalah. Menurut penjaga di sana, hingga saat ini, belum pernah ada yang mencuri sesuatu dari gereja ini walaupun pintu gereja selalu terbuka.

Menyaksikan beningnya air yang mengalir, sebening kaca, menimbulkan keteduhan di hati dan di jiwa kita. Terlepas dari masalah agama dan saya sudah merasakannya pada hari ini. Teduh, nyaman dan damai.

 

Santa Fiora, 22 Juli 2015

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun