Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

40 Tahun Terpisah oleh Benua.Ternyata Tak Membuat Hubungan Kami Merenggang

16 Juli 2015   05:39 Diperbarui: 16 Juli 2015   05:39 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

keterangan foto kiri kekanan: Margaretha (berbaju merah jambu)/martha/agnes/luigino/Lina/tjiptadinata effendi

40 Tahun Terpisah oleh Benua,Ternyata Tak Membuat Hubungan Kami Merenggang

Selama empat puluh tahun berpisah, perjumpaan kami, boleh dikatakan bisa dihitung dengan jari sebelah tangan. Masih ditambah lagi dengan benua yang memisahkan kami. Namun ternyata sejauh apapun jarak memisahkan dan sesibuk apapun kehidupan berlangsung,bukanlah berarti bahwa hubungan persaudaraan menjadi retak, apalagi terputus.

Margaretha, tinggal bersama kami, sejak masih duduk dikelas 4 SD. Kemudian 40 tahun lalu melanjutkan study di Italia. Sejak saat itu kami jarang bertemu.

Margaretha adalah adik kandung dari istri saya Lina, yang bersuamikan Sandro , seorang pria Italia.Dan sejak 40 tahun lalu sudah domisili di Padova – Italia.

Kini Kami Tinggal Bersama Margaretha dan Sandro

Kehidupan itu memang unik dan penuh dengan dinamika dan romantika kehidupan. Dahulu Margaretha tinggal bersama kami,namun kini kami tinggal bersamanya di Padova Italia. Tak ada suatupun yang berbeda, baik sikapnya ,maupun perhatiannya terhadap kami. Begitu juga dengan suaminya Sandro.

Sandro tidak paham bahasa Inggeris , hanya menguasai beberapa kata bahasa Indonesia dan saya hanya mampu mengucapkan :” Selamat pagi dan terima kasih “ dalam bahasa Italia, hasil dari kursus kilat.Namun bukanlah berarti ,kami saling berdiam diri. Melainkan dalam segala keterbatasan bahasa.sejak kami datang ke Venezia dan dijemput. Sepanjang hari kami habiskan bersama sama .

Kunci Perekat Pertalian Persahabatan dan Persaudaraan

  • Saling menghargai
  • Saling memahami bahwa kami masing masing memiliki kesibukan
  • Tak pernah memaksakan kehendak
  • Tak pernah mencampuri urusan pribadi masing masing
  • Persahabatan dan persaudaraan kami,tak berporos pada kepentingan pribadi
  • Kami saling tak pernah menghitung untung dan rugi dalam keseharian
  • Persahabatan dan persaudaraan kami dilakukan dengan setulus hati

[caption caption="Margaretha dan suaminya Sandro"]

[/caption]Margaretha dan suaminya Sandro

Perlakuan Kami Kepada Margaretha Semasa Kecil Mempengaruhi Hubungan Kami

Perlakuan kami terhadap Margaretha semasa kecil dan tinggal bersama kami, tentu sangat mempengaruhi sikapnya kini, setelah menjadi orang dewasa,bahkan sudah berkeluarga.

Sejak kami di jemput di Bandara Venezia, tanggal 13 Juli yang baru lalu dan tinggal bersama di apartement mereka, setiap hari kami diajak berkeliling,dari pagi hingga malam tiba. Sejak dari sarapan ,makan siang, makan malam ,semuanya di traktir oleh Margaretha dan suaminya.

Kebahagiaan kami, bukan karena dapat numpang gratis dan makan gratis, namun ada sesuatu yang jauh lebih bernilai adalah rasa hubungan kekeluargaan yang diungkapkan mereka berdua terhadap kami. Yang merupakan sebuah kebahagiaan yang tak tergantikan.

Besok pagi,kami akan berangkat ke Milano ,untuk bertemu dengan adik istri saya yang nomor dua, yang sudah menjadi biarawati dan tinggal di Milano.

 

Ultah Pernikahan Kami yang ke 50 dirayakan di Italia

Hari ini,kami berdua mendapatkn sebuah kejutan ,yang sangat menggembirakan,yakni ultah pernikahan ke 50 tahun kami, dirayakan di rumah salah satu teman dari Margaretha. Bahkan setelah makan malam , kami masih diberikan hadiah ulang tahun pernikahan. Padahal kami baru saja kenal dengan keluarga ini. Namun karena dari Margaretha,mereka mendengarkan bahwa kami baru saja merayakan Ultah Pernikahan ke 50 kami di Jakarta, ternyata telah menggugah hati mereka ,untuk juga merayakannya di sini.

Tak ada rasanya kalimat yang tepat untuk mengucapkan rasa syukur kami kepada Tuhan ,karena telah menghadirkan teman ,sahabat dan persaudaraan yang hangat dan tulus ,dalam kehidupan kami.Mungkin ini yang dikatakan :" Hukum tabur dan tuai." Buktinya. 40 tahun sudah terpisah, ternyata tak mampu membuat hubungan kami menjadi lekang dan lapuk.

Padova, 16 Juli. 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun