Setelah bolak balik sana sini, akhirnya istri saya mengatakan bahwa rencana perjalanan adalah sebagai berikut :
- Sydney – Kualumpur
- Kualumpur – Amsterdam
- Amsterdam- Venezia
Total seluruh perjalanan akan memakan waktu. Sekitar 32 jam ,termasuk penerbangan dan waktu jedah di dua lokasi stop over. Untuk terbangnya saja, sekitar 24 jam.dengan menggunakan pesawat dari maskapai Malaysian Airline dan KLM. Total biaya 6.700 dolar pulang pergi..untuk kami berdua.. ,termasuk asuransi 1.500 dolar.
“Gimana ,,? Kalau setuju saya langsung bayar” Kata istri saya. “Oke ,sayang… setuju” kata saya. Maka semua urusan administrasi dituntaskan oleh istri saya ,didampingi oleh putri kami .Irvianty.yang lebih paham seluk belum berkomunikasi.
24 Jam Terbang ,Apa saja yang dilakukukan?
24 jam terbang, bisa menjadi suatu hal yang sangat membosankan, tetapi sebaliknya bisa merupakan kesempatan yang amat menyenangkan hati. Tegantung dari cara dan sikap kita menjalaninya. .Antara lain dengan jalan mengisinya dengan :
- Membaca
- Menulis
- Komunikasi dengan penumpang
- Minum air yang cukup
- Berjalan mengitari ,agar kaki tidak membengkak ,akibat duduk belasan jam
- Menikmati makanan yang dihidangkan
Ketemu Kompasianer di Pesawat
Selama berjam jam duduk selain membaca dan menukis, serta tentu tidak lupa menikmati makanan yang disediakan, maka saya keluar dari kursi den berjalan mengitari sekeliling tempat duduk kami.
Berpapasan dengan soerang wanita ,yang juga sedang :” jalan jalan” dalam pesawat .Tiba tiba berhenti dan menyapa :” Hai Pak Tjpta yaaa…Aduh ,senang bisa ketemu disini. Nama saya Elly. “ sesungguhnya pikiran saya sibuik memikirkan..siapa yaa? Koq tahu nama saya dan sepertinya sudah akrab..Belum sempat saya dapatkan jawabannya, Elly sudah menyambung:” Saya pembaca setia tulisan pak Tjip. Tapi belum berani menulis Jadi sementara jadi Silent Reader dulu di Kompaiana”
Nah, baru saya temukan jawabannya ternyta Elly kenal saya ,karena membaca tulisan saya di Kompasiana. “Wah, saya foto ya Pak Tjip. Ntar mau di perlihatkan pada teman teman, Dan tanpa menunggu jawaban , Elly langsung jrepret liwat HP nya.
Kompasiana Obat Rindu Tanah Air
Menurut Elly, ada ratusan orang Indonesia di Belanda yang menjadi silent readers Kompasiana, Namun ,seperti dirinya sendiri, masih belum berani untuk menulis.Sudah pernah mencoba berkali kali menulis,tapi kemudian dihapus lagi, karena kuatir kalau nggak ada yang baca ,kan malu, " kata Elly.