Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudah Tahu Dendam Itu Bikin Sakit Hati, Mengapa Disimpan Terus?

10 Juli 2015   17:22 Diperbarui: 10 Juli 2015   17:39 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ceritakan kisah hidup saya, tanpa menyebutkan nama pelakunya dan tanpa rasa dendam ,agar pak Suwanto memahami bahwa di dunia ini bukan hanya dirinya, yang pernah di khianati bahkan direncanakan untuk menghabisi kami sekeluarga.

  • baut baut roda kendaraan kami sengaja dilonggarkan,dengan harapan kami akan kecelakaan
  • Tutup bak oli, dilonggarkan, sehingga dalam pendakian, oli kosong
  • mobil di service di bengkel. Remnya dibikin blong
  • ditangkap di manado jam 2.00 subuh
  • uang perusahaan dilarikan orang yang sudah dianggap anak sendiri
  • sahabat baik saya di Spore ,melarikan uang hasil penjualan barang 65 ton

Dari catatan ini, kasus nomor 1 sd 3 orangnya sudah mengaku. Dua yang terakhir, hingga saat ini tidak pernah bertemu dan tidak pernah kontak lagi.

Suwanto terdiam,mendengar penuturan saya. Ia menangis dan memeluk saya. Belakangan saya dapat kabar, bahwa pak Suwanto tidak pernah pingsan lagi, karena ia sudah dapat membuang dendam dari dirinya.

Untuk Bisa Memaafkan,Tidak Perlu Menunggu Jadi Orang Saleh

Sebagaimana yang sering saya tekankan, bahwa saya bukan tipe manusia yang sangat agamis. Saya adalah orang biasa biasa saja.Tidak memiliki kelebihan apapun dan pasti tidak termasuk kategori :”orang saleh”. Tapi saya bisa memaafkan mereka semua. Karena dengan memaafkan, maka hati kita lapang. Jiwa kita tidak lagi digerogoti. Pikiran kita jernih dan dapat memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan dengan hati yang lapang.

Tulisan ini jauh dari maksud melambungkan kebanggaan diri yang terselubung.. Jujur ,saya taku bangga. Karena bagi saya pribadi,bangga itu adalah saudara kandung dari kesombongan, Sedangkan kesombongan adalah awal dari kehancuran hidup seseorang.

Alangkah damainya hidup tanpa dendam.. Kita bisa tersenyum lepaas..

 

Wollongong, 10 Juli, 2015

Tjiptadinata Effendi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun