Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Panik, Cara Ampuh untuk Hindari Kecelakaan

6 Juli 2015   10:01 Diperbarui: 6 Juli 2015   10:17 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

pengisian angin ban harus seimbang, Kesenjangan isi angin,menyebabkan kendaraan berjalan tidak stabil

Kecelakaan Bisa Dihindari ,Bila Kita Tidak Panik

Banyak kecelakaan terjadi ,karena kepanikan Pengemudi. Antara lain, ketika di jalan toll tiba tiba ban pecah. Pengemudi panic,terus kendaraaan tidak terkendali. Akibatnya : menabrak kendaraan di samping ,terjadi tabrakan beruntun,karena pengemudi dibelakang tidak dalam kondisi waspada.

Atau dalam perjalanan, kendati kendaraan baru saja selesai di check and recheck di bengkel,bukan tidak mungkin tiba tiba saja terjadi rem blong,sementara kendaraan sedang melaju. Pengemudi panik dan petaka itupun terjadilah.

Sesungguhnya bila masing masing Pengemudi senantiasa waspada,maka banyak kecelakaan ,seharusnya dapat dihindari.

Pengalaman 52 tahun Mengemudi

Tulisan ini asli pengalaman pribadi saya. Surat Ijin Mengemudi yang pertama ada ditangan saya adalah pada tahun 1963,yakni ketika saya berusia 20 tahun . Memiliki SIM ditangan,bukan berarti secara serta merta pemegang SIM mantap dalam mengemudi. Apalagi kalau SIM didapat dengan jalan pintas.

Saya dapatkan SIM setelah 4 kali gagal ikut test. Jadi asli hasil dari belajar dengan tekun. Saya pernah mengemudikan berbagai kendaraan : bemo. Angkot, truk ,sedan, kijang dan minibus . Sangat bersyukur hingga saat ini ,belum pernah saya menabrak kendaraan lain atau kecelakaan lalu lintas . Yang pernah terjadi adalah mobil bagian belakang penyok di tabrak kendaraan lain dan pernah juga ada kendaraan yang mundur dengan kencang dan tidak hati hati,hingga bumper kendaaran bagian depan penyok. Tapi yang namanya kecelakaan , dengan sangat bersyukur tak pernah saya alami

Hal ini bukan berarti semua berjalan mulus. Tahun lalu dari Bandung kembali ke Jakarta, di jalan toll dengan kecepatan laju kendaraan 100 – 110 km per jam ,tiba tiba ban kendaraan pecah. Tidak tahu sebabnya. Dari kaca spion sedetik saya melirik,ada bus yang juga berlari sangat kencang dan berada diposisi sebelah kiri. Dengan kendaan yang melaju miring, saya memberikan sign kiri dan menanti sedetik hingga bus lewat. Sesaat kemudian, kendaraan sudah saya pinggirkan dengan selamat. Ternyata ban terkena pecahan logam dan terbelah. Saya ganti dengan ban serap dan kami melanjutkan perjalanan dengan selamat.

Andaikata saya gugup dan secara tanpa sadar langsung mengalihkan kendaraan ke kiri, tidak dapat dibayangkan apa yang bakal terjadi,karena ada bus yang dalam hitungan detik meluncur dengan kecepatan tinggi.

Rem Blong Saat Kendaraan Melaju Kencang

Dilain waktu, saya dan istri berkendaraan menuju ke Bukittinggi.. di pendakian Singgalang ,tiba tiba rem blong,sementara di sebelah kiri ada truk yang sedang melaju. Saya coba memompa beberapa kali, tetapi hasilnya nol. Dalam detik itu juga,rem tangan saya tarik dan menganti ke persenling satu..sementara itu lampu sign saya nyalakan kekiri.. Karena kalau persneling free,kendaraan akan meluncur kebawah. Mesin saya matikan dan mencari batu untuk menganjel roda kendaraan. Kami selamat.

Angin Ban Tidak Seimbang Sebabkan Kendaraan lari Tidak stabil

Mengisi angin ban,jangan mengandalkan kira kira ,tapi melalui tester angin,yang akurat,karena bila tekanan pada ban tidak sama, kendaraan akan melaju dengan tidak stabil..Secara tidak langsung sudah mengundang tejadinya keceakaan , Jadi mengisi ban, jangan diserahkan pada orang bengkel pinggir jalan, saya,tapi kita harus turun dan memastikan bahwa memang sudah diisi seimbang, berdasarkan tester angin. Karena bisa saja merasa sudah diisini, tapi sesungguhnya anginnya tidak masuk kedalam ban, melainkan terbuang keluar. Akbatnya kendaraan akan berjalan miring

Berkendara di Jalan Licin dan Berminyak

Kita tidak dapat mengontrol keadaan ,maupun kondisi jalan. Ada kalanya melalui jalan licin,karena ada kendaraan lain,yang mengalami kerusakan hingga oli nya berceceran dijalan raya dan membahayakan penguna jalan lainnya.

Bila menghadapi situasi ini, maka hal yang perlu diingat adalah :

Jangan menginjak rem secara berlebihan ,karena kendaran bisa berputar arah atau terbalik.Karena bila secara tiba tiba Pengemudi menginjak rem sekuat kuatnya, justru akan menyebabkan roda kendaraan bagaikan terkunci. Akibatnya akan terjadi seperti yang dituliskan diatas.

Tiba Tiba Dihadang Banjir

jangan main terobos. karena dapat berakibatkan berlebaran dijalan. Karena sekali mesin kendaraan terendam air, maka harus turun mesin, Butuh 2 atau 3 jutaan rupiah dan baru siap dalam tiga hari. Jadi sabar.. pastikan bahwa jalan yang akan ditempuh ,sesuai kendaraan kita .Kalau kijang bisa lewat,belum tentu kendaraan sedan juga bisa.

Kesimpulannya adalah :

  • Kalau berniat melakukan perjalanan jauh, fokuslah pada kemudi/waspada
  • jangan penah mengemudi bila tidak ada SIM, karena secara psikologis  akan hadrikan was was dalam diri
  • Seandainya terjadi sesuatu kerusakan,JANGAN PANIK
  • Karena kepanikan merupakan penyebab terbesar terjadinya kecelakaan.
  • Belajarlah cara mengunakan dongkrak dengan benar
  • Jangan mengampangkan semua hal
  • Karena kalau posisi dongkrak tidak benar, bukan hanya body kendaraan menjadi penyok
  • Roda kendaraan tidak akan terangkat keatas,sehingga tidak memungkinkan untuk ganti ban

Memilik SIM saja,bukan jaminan ,harus di ikuti dengan kesiapan pengemudi secara matang.

Masih ada waktu untuk mempersiapkan diri,sebelum berkendara pulang mudik.

Semoga ada manfaatnya bagi pengemudi yang akan membawa keluarganya dalam perjalanan jauh.

Wollongong. 7 Juli,,2015

Tjiptadinata Effendi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun