Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berbagi Pengalaman Mengemudi dari Jakarta ke Padang,Membawa Anak Anak

5 Juli 2015   18:10 Diperbarui: 4 April 2017   16:18 12289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Berbagi Pengalaman Mengemudi dari Jakarta ke Padang Bersama anak anak.

Jarak tempuh dari Jakarta ke Padang, kalau tidak ada halangan, akan menghabiskan waktu sekitar 30 jam. Termasuk berhenti istirahat dan makan di perjalanan namun tidak menginap. Jarak Jakarta Padang sesungguhnya adalah sekitar 1.300 Km. Tapi tidak bisa diukur dengan ilmu matematika 1.300 Km dibagikan dengan kecepatan rata rata maka jam sekian kita akan sampai.

Tidak ada yang mengharapkan terjadinya halangan dalam perjalanan namun di sisi lain tidak ada juga di antara kita yang dapat memastikan bahwa tidak akan ada halangan di perjalanan.

Oleh karena itu maka perlu kita mempersiapkan diri bukan hanya masalah kondisi kendaraan, tetapi juga kondisi kita sebagai pengemudi. Jangan lupa, bahwa sebagai pengemudi, maka nasib seluruh penumpang berada di tangan kita. Walaupun takdir ada di tangan Tuhan, namun kita tidak dapat secara serampangan mengambil kesimpulan bahwa kalau belum ajal berpantang mati. Tugas dan tanggung jawab atas keselamatan seluruh penumpang ada dipundak Pengemudi

Tampaknya Sepele tapi Sesungguhnya Sangat Penting

Sebelum berangkat,kendaraan saya bawa ke bengkel resmi,untuk check and recheck. Semua roda di balancing. Rem tangan dan rem kaki ,dipastikan dalam kondisi baik.Serta oli dan minyak rem.

Begitu juga kelengkapan lainnya.

  • Dongkrak
  • Pembuka roda
  • Ban serap yang siap digunakan
  • Lampu senter atau lampu baterai
  • Air radiator
  • Air penghapus kaca
  • Penghapus kaca bekerja dengan baik
  • Membebaskan daerah rem tangan dan rem kaki dari segala benda yang dapat menghalangi
  • Kaca spion dan lampu sign bekerja dengan baik
  • HP baterainya cukup sekiranya dibutuhkan panggilan emergency

Kondisi Phisik

  • Saya tidak makan terlalu kenyang ,karena akan mengantuk
  • Tidak minum obat yang berefek  rasa kantuk sangat berbahaya
  • Setiap maksimal 3 jam berhentilah sesaat minum kopi atau periksa ban
  • Bila terasa mengantuk saya pinggirkan kendaraan dan istirahat sebentar
  • Istri saya duduk disamping saya
  • Senantiasa mensupply makanan kecil untuk hilangkan rasa kantuk
  • Bila melalui jalan berkabut saya perlambat lajunya kendaraan
  • Prinsip saya lebih baik terlambat dari pada tidak pernah sampai ke tujuan
  • Bila kabut sangat tebal maka saya cari kedai yang lampunya menyala dan istirahat
  • Saya selalu menghindari berhenti ditempat sepi apalagi yang gelap.
  • Fokus pada kemudi  

Dua Kali Ban Kempes

Dalam perjalanan tiba tiba karena hujan sangat lebat sehingga lubang yang ada dijalan sama sekali tak tampak. Akibatnya roda kendaraan terhentak agak keras dan ban langsung sobek. Saya meminggirkan kendaraan dan dalam hujan lebat mengganti dengan ban serap.

Dengan pikiran, secepatnya ketemu bengkel atau tukang tambal ban dipinggir jalan, akan saya tambalkan. Ternyata belum satu jam meneruskan perjalanan, kembali ban yang satu lagi kempes karena tersobek benda tajam di jalan.

Di sekitar jalan semuanya gelap gulita.Lampu rumah penduduk tampak sangat jauh. Tidak mungkin saya tinggalkan keluarga di pinggir hutan untuk mencari tukang tambal ban. Apalagi kalau berjalan kaki di hujan lebat.

Satu satunya jalan adalah menunggu hingga pagi tiba

Rencana mau makan malam di rumah makan Padang, tidak kesampaian karena tiba tiba ban bocor keduanya. Sehingga harus sabar menunggu pagi tiba. Sementara kami semua belum makan malam.

Syukur istri saya ternyata sudah mempersiapkan mie instant dan dua buah termos air panas yang besar. Maka dengan mengisi air panas di cup mie instant, kami dapat menikmati makan malam. Walaupun masaknya tidak sempurna tetapi dalam kondisi itu rasanya mie instant tersebut sangat nikmat sekali.

Nah, sekali lagi terbukti bahwa di dalam hidup ini ada banyak hal yang tidak dapat dimatematikakan. Siapa yang akan menyangka bahwa dalam waktu kurang dari satu jam dua ban kendaraan bocor. Justru di tempat yang sunyi dan gelap?

Mungkin pengalaman yang mungkin sudah dianggap usang ini, masih tetap up to date,khususnya bagi yang merencanakan untuk melakukan perjalanan darat yang jauh, bersama keluarga.

Catatan tambahan:

Ban bisa kempes untuk alasan yang tidak jelas. Mungkin masuk ke lubang yang ada batuan runcing, atau ada besi paku /runcing di perjalanan. Bila terjadi ban kempes, maka perlambatlah kendaraan dan menepi ditempat yang ada penerangannya.

Cari posisi di mana dapat diletakkan dongkrak dengan aman. Karena tanah yang lembek, akan sangat berbahaya, Bila dongkrak sudah digunakan jangan pernah melonggokkan kepala ke bawah badan kendaraan karena bisa saja tiba tiba dongkrak melorot .

Ketika roda sudah diganti dengan ban  serap, pastikan ketika menguncinya,seluruh baut terkunci dengan baik. Caranya, kunci secara merata terlebih dulu, baru dikencangkan. Hindari,mengencangkan baut pada salah satu posisi saja karena akan menyebabkan roda tidak terpasang dengan baik.

 

Wollongong, 6 Juli, 2015

Tjiptadinata Effendi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun