Sebagai penyandang gelar Champion Honour, boleh dikatakan Lina menjadi anak emas perusaahaan. Berbagai fasilitas tersedia untuk Lina:Â tiap tahun keluar negeri. Seluruh biaya perjalanan pulang-pergi dan penginapan ditanggung perusahaan. Salary puluhan juta setiap bulan. Bonus setiap 3 bulan. Undangan santap malam di sana-sini. Pokoknya seluruh pengeluaran ditanggung oleh perusahaan.
Namun kini saatnya Lina harus memilih antara karier, popularitas, uang, kemudahan-kemudahan, jalan-jalan gratis keluar negeri atau menemani suami tercinta menggapai impiannya berkelana ke seluruh jagat raya. Pilihan yang tidak mudah. Bahkan bagi Lina merupakan pilihan yang teramat berat. Tetapi hidup terkadang berada di persimpangan jalan dan orang harus memilih jalan mana yang akan ditempuhnya.
Sekali lagi Lina memandang lapat-lapat semua piagam, throphy, dan foto-fotonya bersama banker nasional yang merupakan owner dari perusahaannya bekerja. Kalau ia mengundurkan diri berarti semuanya itu hanya akan tinggal menjadi kenangan. Bukan itu saja, semua atribut yang disandangnya akan pupus secara serta merta begitu ia mengundurkan diri. Ia hanya akan berstatus: Ibu Rumah Tangga atau dalam bahasa tempo dulu statusnya adalah: ikut suami. Ia bukan lagi wanita karier. Tidak akan ada lagi tepuk tangan yang meriah untuk kesuksesannya, apalagi undangan makan malam bersama Pemilik Perusahaan. Semuanya akan sirna bagaikan bayang-bayang yang tersapu teriknya sinar mentari.
Tetapi bila ia tetap bersikukuh melanjutkan kariernya....? Tidak tega ia melanjutkan pikiran ini.
Malam sudah bertambah larut dan udara dingin semakin terasa merasuk ke tulang sumsum.... Entah sudah berapa lama ia duduk di sana... ia tidak tahu..
Perlahan-lahan Lina beranjak dari kursi dan berjalan ke kamar tidur di mana suaminya sudah terlelap. Dipandangnya wajah orang yang sudah mendampinginya dalam suka dan duka selama belasan tahun. Apakah akan tega ia melukai hatinya...?
Lina membaringkan tubuhnya. Pikirannya menerawang entah ke mana. Mungkin karena kecapaian dan beban hati yang dipikulnya, dalam waktu beberapa saat Lina tertidur....
Titik Balik Kehidupan
Pagi itu Lina datang lebih awal di kantornya, yang berlokasi di bilangan Harmoni Jakarta. Sebelum pimpinan sibuk dengan urusan rutinnya, Lina sudah masuk menghadap dan membawa sebuah map yang berisi surat pengunduran diri.
"Pak, seperti yang sudah saya sampaikan bulan lalu, setelah saya pikirkan masak-masak, saya memutuskan untuk mengundurkan diri."