Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Komentar yang Memiliki Kekuatan

3 Juli 2015   18:34 Diperbarui: 3 Juli 2015   18:59 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Belajar Dari Komentar Yang Memiliki Kekuatan Menggetarkan Hati

Belajar di Kompasiana ini, bukan hanya sebatas belajar bagaimana menulis yang baik. Bagaimana memilih judul yang menarik ,serta menggunakan kosa kata,serta bahasa yang tertata dengan apik dan rapi.

Selama hampir tiga tahun bergabung di sini, saya juga belajar banyak dari komentar teman teman. Saya mencoba mengcopy beberapa diantaranya, yang menurut saya mungkin dapat mewakili semua komentar yang dapat menggetarkan hati.

Mohon maaf, tentu tidaklah mungkin saya menuliskan kembali semua komentar yang sudah diterima dari teman teman,selama in. Karena itu ,saya hanya mengangkat beberapa diantaranya sebagai contoh. Maksudnya ,bukanlah berarti bahwa komentar yang tidak saya kutip disini,tidak berbobot, tetapi semata karena efisiensi waktu saja.Komentar ini saya kutip dari dua judul tulisan saya.

Komentar Komentar yang memiliki rohnya tersendiri, memiliki kekuatan dahsyat untuk memotivasi penulisnya .Serta sekaligus merupakan pelajaran berharga bagi banyak orang. Mohon maaf, nama nama yang memberikan komentar,tidak saya cantumkan. Demi untuk kenyamanan bersama.

Beberapa Komentar :

Membaca kisah hidup Pak Tjip dan Bu Lina,saya termotivasi untuk menjadi perempuan yang mampu membuat suami menuliskan artikel khusus untuk diri saya.

Hidup bagaikan roda pedati, kadang di atas, kadang di bawah.

Saya tak mengira Pak Effendi pernah jatuh sekeras itu, dan jiwanya seguncang itu. Beruntunglah Tuhan Maha Pengasih, melalui keihlasan dan kasih sang isteri.

Bu Lina, seolah seperti Malaikat penolong itu datang, hingga Bapak sekeluarga bangkit kembali seperti keadaan sekarang ini. Maha Kasih Tuhan, ini pelajaran berharga yang tak ternilai

Satu dari sekian artikel Pak Tjip yang menyentuh, saya turut "menjadi cengeng" sebab bisa mem- bayangkan bagaimana sulitnya kehidupan Pak Tjip ketika masa anak-anak dan remaja, Saya yang pernah berjualan kue masih lebih layak katimbang pengalaman Pak Tjip menjadi pemu- lung,.Tetapi saya salut pemaparan kisah masa lalu ini dan rasa bersyukur yang tidak pernah usai karena pemeliharaan-NYA atas hidup kita, aktual Pak Tjip salam dari kota hujan, Bogor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun