Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bukan Muslim, Bukan Pejabat, Setiap Idul Fitri Adakan Open House Khusus Anak-anak

1 Juli 2015   19:15 Diperbarui: 1 Juli 2015   19:16 2026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Beda suku.agama.latar belakang sosial,bukanlah halangan untuk menjalin persahabatan: tjiptadinata effendi /roselina bersama teman teman di Aceh

 

Bukan Muslim.Bukan Pejabat ,Tapi Setiap Idul Fitri , Open House Khusus Bagi Anak anak

Sejak kami menempati rumah baru kami di Jalan Bunda I/ no. 6. Wisma Indah ,Padang,kami dengan cepat sangat akrab dengan penduduk setempat. Bertepatan, baru seminggu kami tinggal disana, hari Raya Idul Fitri tiba. Kami berkeliling mengunjungi tetangga untuk mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Seingat saya, pada waktu itu ,kami adalah satu satunya keluarga yang non muslim,yang tinggal dikomplek perumahan Wisma indah ini.

Sekitar dua jam kami salami seluruh tetangga sekeliling,maka kamipun pulang kerumah kami. Ternyata begitu sampai dirumah, didepan pagar ada puluhan anak anak sekampung berbaris didepan pagar rumah.

Begitu kami sampai,mereka langsung menyalami :” Assalamualaikuum” dan kami jawab :” Mualaikum salaam” .Terus satu persatu mereka menyalami kami dengan tangan tangan mungil mereka,sambil berucap :” Minal Aidin Wal Faisin”

Masa Tega Bilang Nggak Hari Raya?

Menyaksikan anak anak yang masih polos dan imut imut ini, bergantian menyalami kami, masa tega teganya kami mengatakan:”Maaf ya,,kami tidak merayakan Idul Fitri?”

Maka ,terlepas tindakan kami menyalahi aturan ataupun tidak,kami tidak peduli. Yang penting, kami tidak ingin mengecewakan anak anak kecil ini. Istri saya Lina sibuk mengeluarkan semua kue dan makanan kecil yang ada dirumah. Untuk dibagikan kepada anak anak tersebut,yang jumlahnya mungkin sekitar 50 an anak.

Terus tidak lupa setiap anak diberikan angpau,yang diisi dengan uang kertas baru . Melihat anak anak semuanya sangat senang dan wajah berseri seri, serasa kami berada di surga……….

Apalah artinya uang yang dibagikan ,dibandingkan dengan kegembiraan yang dapat kami berikan kepada mereka?

Gelombang Kedua Datang Lebih Banyak lagi

Selesai dapat angpau dan menikmati kue apa adanya, anak anak ini pamit pulang kerumah masing masing.Hanya selang 30 menit kemudian ,ternyata gelombang kedua dari rombongan anak anak inipun datang ,jauh lebih banyak. Entah darimana mereka,kami tidak peduli.

Kata Pak RT yang datang melihat keramaian dirumah kami, mengatakan :” Pak Tjipta, luar biasa, Pak wali kota saja kalah jauuh..” katanya sambil geleng geleng kepala

Jadi Tradisi Setiap Tahun

Sejak saat itu, maka setiap hari raya Idul Fitri, sudah jadi tradisi,kami adakan open house .Dan belakangan yang datang bukan hanya anak anak,tetapi ibu ibu mereka juga ikut datang. Maka secara resmi, setiap tahun kami merayakan tiga kali hari raya,yakini : Natal ,Tahun Baru dan Idul Fitri”

 

Kami Sangat Merindukan Keadaan Seperti itu,namun Takkan Pernah Akan Kami Dapatkan Lagi

Jujur ,setiap kali hari raya Idul Fitri, kami berdua senantiasa merindukan saat saat berbahagia,ketika mampu membuat anak anak sekampung tertawa ceria. Namun semuanya hanyalah kenangan indah ,yang tak mungkin lagi kami raih.

Dalam kenangan, 01 Juli, 2015

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun