Beda suku.agama.latar belakang sosial,bukanlah halangan untuk menjalin persahabatan: tjiptadinata effendi /roselina bersama teman teman di Aceh
Bukan Muslim.Bukan Pejabat ,Tapi Setiap Idul Fitri , Open House Khusus Bagi Anak anak
Sejak kami menempati rumah baru kami di Jalan Bunda I/ no. 6. Wisma Indah ,Padang,kami dengan cepat sangat akrab dengan penduduk setempat. Bertepatan, baru seminggu kami tinggal disana, hari Raya Idul Fitri tiba. Kami berkeliling mengunjungi tetangga untuk mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Seingat saya, pada waktu itu ,kami adalah satu satunya keluarga yang non muslim,yang tinggal dikomplek perumahan Wisma indah ini.
Sekitar dua jam kami salami seluruh tetangga sekeliling,maka kamipun pulang kerumah kami. Ternyata begitu sampai dirumah, didepan pagar ada puluhan anak anak sekampung berbaris didepan pagar rumah.
Begitu kami sampai,mereka langsung menyalami :” Assalamualaikuum” dan kami jawab :” Mualaikum salaam” .Terus satu persatu mereka menyalami kami dengan tangan tangan mungil mereka,sambil berucap :” Minal Aidin Wal Faisin”
Masa Tega Bilang Nggak Hari Raya?
Menyaksikan anak anak yang masih polos dan imut imut ini, bergantian menyalami kami, masa tega teganya kami mengatakan:”Maaf ya,,kami tidak merayakan Idul Fitri?”
Maka ,terlepas tindakan kami menyalahi aturan ataupun tidak,kami tidak peduli. Yang penting, kami tidak ingin mengecewakan anak anak kecil ini. Istri saya Lina sibuk mengeluarkan semua kue dan makanan kecil yang ada dirumah. Untuk dibagikan kepada anak anak tersebut,yang jumlahnya mungkin sekitar 50 an anak.
Terus tidak lupa setiap anak diberikan angpau,yang diisi dengan uang kertas baru . Melihat anak anak semuanya sangat senang dan wajah berseri seri, serasa kami berada di surga……….
Apalah artinya uang yang dibagikan ,dibandingkan dengan kegembiraan yang dapat kami berikan kepada mereka?
Gelombang Kedua Datang Lebih Banyak lagi
Selesai dapat angpau dan menikmati kue apa adanya, anak anak ini pamit pulang kerumah masing masing.Hanya selang 30 menit kemudian ,ternyata gelombang kedua dari rombongan anak anak inipun datang ,jauh lebih banyak. Entah darimana mereka,kami tidak peduli.
Kata Pak RT yang datang melihat keramaian dirumah kami, mengatakan :” Pak Tjipta, luar biasa, Pak wali kota saja kalah jauuh..” katanya sambil geleng geleng kepala
Jadi Tradisi Setiap Tahun
Sejak saat itu, maka setiap hari raya Idul Fitri, sudah jadi tradisi,kami adakan open house .Dan belakangan yang datang bukan hanya anak anak,tetapi ibu ibu mereka juga ikut datang. Maka secara resmi, setiap tahun kami merayakan tiga kali hari raya,yakini : Natal ,Tahun Baru dan Idul Fitri”
Kami Sangat Merindukan Keadaan Seperti itu,namun Takkan Pernah Akan Kami Dapatkan Lagi
Jujur ,setiap kali hari raya Idul Fitri, kami berdua senantiasa merindukan saat saat berbahagia,ketika mampu membuat anak anak sekampung tertawa ceria. Namun semuanya hanyalah kenangan indah ,yang tak mungkin lagi kami raih.
Dalam kenangan, 01 Juli, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H