Terus tidak lupa setiap anak diberikan angpau,yang diisi dengan uang kertas baru . Melihat anak anak semuanya sangat senang dan wajah berseri seri, serasa kami berada di surga……….
Apalah artinya uang yang dibagikan ,dibandingkan dengan kegembiraan yang dapat kami berikan kepada mereka?
Gelombang Kedua Datang Lebih Banyak lagi
Selesai dapat angpau dan menikmati kue apa adanya, anak anak ini pamit pulang kerumah masing masing.Hanya selang 30 menit kemudian ,ternyata gelombang kedua dari rombongan anak anak inipun datang ,jauh lebih banyak. Entah darimana mereka,kami tidak peduli.
Kata Pak RT yang datang melihat keramaian dirumah kami, mengatakan :” Pak Tjipta, luar biasa, Pak wali kota saja kalah jauuh..” katanya sambil geleng geleng kepala
Jadi Tradisi Setiap Tahun
Sejak saat itu, maka setiap hari raya Idul Fitri, sudah jadi tradisi,kami adakan open house .Dan belakangan yang datang bukan hanya anak anak,tetapi ibu ibu mereka juga ikut datang. Maka secara resmi, setiap tahun kami merayakan tiga kali hari raya,yakini : Natal ,Tahun Baru dan Idul Fitri”
Kami Sangat Merindukan Keadaan Seperti itu,namun Takkan Pernah Akan Kami Dapatkan Lagi
Jujur ,setiap kali hari raya Idul Fitri, kami berdua senantiasa merindukan saat saat berbahagia,ketika mampu membuat anak anak sekampung tertawa ceria. Namun semuanya hanyalah kenangan indah ,yang tak mungkin lagi kami raih.
Dalam kenangan, 01 Juli, 2015