Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Negara Membiarkan Anak Anak Terlantar?

15 Mei 2015   17:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:01 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_383744" align="aligncenter" width="367" caption="hanya nelayan berdassi yang kaya./tjiptadinata effendi"]

14316853161598827865
14316853161598827865
[/caption]

Pengalaman Pribadi

Tahun lalu ,kami ke Makasar ,Menginap di Hotel Losari Beach, Malamnya kami memutuskan naik beca, menuju ke restoran tenda di tepi pantai Losari untuk makan ikan bakar.

Sedang asyik menikmati makan ikan bakar yang sedap sedap pedas dan segar, tampak 4 orang anak anak seusia 5 -9 tahun datang mendekat.” Maaf bu, kalau makanannya tidak habis,jangan dibuang ya bu, Kalau boleh kami minta, Kami belum makan” kata yang paling besar diantaranya.

Saya menoleh dan menatap dalam dalam kemata si anak. Tak tampak ia menyembunyikan sesuatu atau berbohong, Bisa saja kita berpikir,anak anak ini sudah terlatih untuk bersandiwara dan pura pura lapar untuk minta uang atau pengemis. Namun sebagai orang yang sudah melalui hidup di tiga jaman, saya tidak akan mudah tertipu dengan sebuah sandiwara.

“Boleh ,boleh “ kata istri saya spontan, Karena kalau untuk membantu orang, istri saya tidak perlu ijin dulu dari saya.Sejak dulu sudah kami terapkan begitu.Tapi mana tega ,memberikan mereka sisa makanan kami?

Mereka adalah anak anak manusia, seperti juga anak dan cucu cucu kami. Mustahil kami berikan mereka sisa makanan dipiring. Maka istri saya memesan satu paket lagi ,nasi dan lauk pauknya. Selang beberapa menit, si mbak datang dengan nasi sepiring penuh dan lauk pauknya. Kami berikan kepada anak anak tersebut.

Mereka berebutan makan didepan mata kami dan dalam hitungan beberapa menit,piring terse but sudah licin tandas,.Benar benar mereka kelaparan, bukan hanya sekedar minta minta.

“ Ayah kami sudah 3 hari tidak kelaut pak,karena badai” kata salah seorangnya tanpa diminta. “ Masih mau lagi” tanya saya.

“Terima kasih pak ,bu..Alhamdulilah,kami sudah kenyaang sekali. Baru kali ini kami dapat makan seenak ini …”

Tiba tiba saja ,saya jadi cengeng dan air mata saya jatuh sebutir ,,,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun