[caption id="" align="aligncenter" width="558" caption="he Sydney Morning Herald - Eksekusi Bali Nine Tak Ada Pengaruh Kunjungan ke Bali, Bali remains one of the most popular overseas destinations for Australians | Photo: Getty Images"][/caption]
The Sydney Morning Herald ” Bali Nine executions haven't dented demand for Bali holidays
The Sydney Morning Herald adalah salah satu surat kabar paling berpengaruh di Australia telah mengekspose berita yang cukup mengejutkan, yakni bahwa eksekusi Bali Nine sama sekali tidak berpengaruh terhadap permintaan berlibur ke Bali.
Untuk jelasnya inilah kutipan dua alinea yang diekspose oleh the Sydney Morning Herald hari ini:
“ Qantas and Webjet say travellers show no sign of boycotting popular tourist destinations in Indonesia such as Bali. In fact, they continue to fly to Bali in record numbers.
While the Abbott government made the unprecedented decision on Wednesday to withdraw its ambassador to Indonesia in protest at the executions of Andrew Chan and Myuran Sukumaran, online travel agency Webjet said demand from Australians for flights to Bali had risen by 42 per cent over the last four weeks compared with the same period a year earlier. “
"It's a personal decision what people decide to do and how people accept their views. Some people are obviously annoyed at the [Indonesian] government's decisions. [But] there are a lot of people that are not upset with the people of Indonesia,"
Qantas dan Webjet Agensi Perjalanan, menegaskan bahwa tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda untuk memboikot tujuan wisata populer di Indonesia seperti Bali. Bahkan, tercatat bahwa sejumlah penerbangan terus terbang ke Bali.
Sementara pemerintah Abbott membuat keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Rabu untuk menarik duta besarnya untuk Indonesia sebagai protes atas eksekusi dari Andrew Chan dan Myuran Sukumaran Akan tetapi, Agen perjalanan online Webjet mengatakan, permintaan dari Australia untuk penerbangan ke Bali telah meningkat sebesar 42 persen selama empat minggu dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.Hal ini sekaligus menepis suara akun yang berkoar koar, bahwa ribuan orang Australia memboikot tujuan wisata ke Bali.
Meski Menteri Luar Negeri Julie Bishop sejak dua bulan lalu,memperingatkan bahwa Australia dapat memboikot Indonesia, jika eksekusi terhadap Andrew Chan dan Sukumaran tetap dilaksanakan. Namun tak ada reaksi yang senada dengan himbauan Julie Bishop.
Seperti disampaikan oleh kepala eksekutif Qantas Alan Joyce mengatakan pada hari Rabu. bahwa maskapai tidak melihat bukti pelanggan memboikot Indonesia."Ini merupakan keputusan pribadi seseorang ,untuk memutuskan terhadap apa yang ingin mereka lakukan dan bagaimana orang menerima pandangan mereka.
Beberapa orang jelas tidak senang terhadap keputusan pemerintah Indonesia. Tapi ada banyak orang yang merasa tidak ada masalah dengan orang-orang Indonesia," katanya di sela-sela makan siang National Press Club di Canberra. Hingga saat ini tidak ada tanda-tanda dampak apapun, terhadap eksekusi yang telah terjadi. Masih menurut Kepala Esekutif Qantas, bahwa : ”Wisatawan Australia mampu memisahkan antara hubungan mereka dengan rakyat Indonesia dan keputusan dari pemerintah Indonesia.
Hal ini merupakan efek yang amat berbeda bila dibandingkan dengan efek akibat bom Bali pada bulan Oktober, 2002 dimana perjalanan dengan tujuan wisata Indonesia menukik secara drastis. Sedangkan pada kasus Bali Nine, menurut Pejabat Qantas ini, tak tampak sama sekali. Bahkan pemesanan tiket untuk penerbangan ke Indonesia, untuk yang akan datang, tetap stabil.
Hal ini setidaknya dapat memberikan gambaran secara umum, bahwa warga Australia secara umum, sama sekali tidak terpengaruh oleh apa yang dilakukan oleh Perdana Menterinya.
Mount Saint Thomas. 30 April. 2015
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI