foto: doc.pribadi/camera digital
CUKUP ITU LEBIH DARI PADA BANYAK
Orang yang memiliki banyak, belum tentu merasa cukup.Tidak sedikit orang yang memiliki banyak , tetapi tetap  merasa kekurangan. Bahkan tidak jarang masih mau mengambil sesuatu yang bukan haknya. Pengertian "cukup' bersifat relatif.
Cukup bagi saya,belum tentu cukup untuk anda.Setiap orang memiliki makna tersendiri dari kata cukup.Misalnya : Setiap kali selesai makan,istri saya cukup minum segelas air,tetapi saya butuh dua gelas. Mungkin orang lain butuh tiga gelas. Jadi setiap orang memiliki porsinya tersendiri,yang dapat memuaskan dirinya,bila tahu dimana batasnya,tetapi akan mendatangkan hal sebaliknya ,bila tidak tahu diri.
Hal ini juga berlaku dalam kehidupan kita. Bukan sekedar seuntai kata mutiara yang hanya di pajang di salah satu sudut dinding ataupun sekedar ungkapan basa basi.
Cukup iitu lebih dari banyak.
Ketamakan / kerakusan menghadirkan kesengsaraan.
Orang yang berkecukupan adalah orang yang paling berbahagia. Orang yang memiliki banyak,tetapi tidak pernah menikmati,apalagi mensyukuri apa yang ada padanya,karena selalu ingin lebih banyak lagi. Ibarat orang minum air laut,semakin banyak diminum,bukannya merasa puas,malah semakin dahaga. Untuk itu kita perlu menata diri ,belajar dari peristiwa hidup,agar menemukan arti dari kearifan hidup.
Kapan kita harus mengejar uang dan harta dan kapan saatnya kita harus berbagi pada orang lain. Belajar kearifan hidup,tidak pernah akan diperoleh di universitas paling beken manapun didunia ini. Belajar di bangku kuliah akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Â Ilmu yang tidak disertai penyelarasan dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan menjadi tidak berguna,malah bisa berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
Tidak satu jalan menuju ke Roma,tapi hanya satu satunya jalan untuk mencapai kearifan hidup,yaitu belajar di universitas kehidupan. Kapan waktunya? Setiap saat ,hingga kita kembali di panggil Sang Pencipta. Learning from cradle to grave - Belajar sejak dari buaian hingga ke.......
Kita bisa belajar dari setiap kejadian dari hidup ini. Bahkan dari hal hal yang kelihatan sepele. Dulu ketika hidup saya masih morat marit, saya pernah membeli sepotong kue tart. Wah,luar biasa nikmatnya...
Di lain waktu,merasa sudah memiliki cukup uang,saya beli kue yang sama ,tapi tidak sepotong, melainkan satu buah utuh. Saya senang sekali. Makan sepotong saja sudah begitu nikmatnya,apalagi kalau makan satu buah . Begitu pikir saya pada waktu itu.
Potongan pertama dan kedua saya nikmati dengan sangat lahap. Tapi setelah potongan ke empat dan kelima,saya sudah merasa mual. Akibatnya selama 2 hari saya diare dan muntah muntah... Â Saya makan melampau porsi ....
Sejak itu saya mendapatkan pelajaran bahwa: makan dan minum itu ada porsi masing masing. Bukan berarti: semakin banyak semakin enak!
Kaya raya,tapi tidak cukup membeli kebahagiaan!
foto: doc.pribadi/nokia Asha302
Salah seorang teman saya,katakanlah namanya Suprapto (bukan nama sebenarnya). Kaya raya (menurut saya). Rumahnya ada 4 Â di lokasi elite ibu kota. Suatu waktu saya dan istri diundang kerumahnya yang mewah,yang menurut teman saya ini,dibelinya dengan harga 11 miliar rupiah. Saya melirih mobil mercy ada 4 buah berjejer di garasi ,tidak terpakai..hmmm
Kami mulai bercerita hilir mudik,di pedopo rumahnya yang asri dan indah. Ada taman bunga dan kebun buah yang lagi sarat dengan buahnya..rasanya seperti berada di Taman Firdaus...padahal saya belum pernah ketaman firdaus.. Tapi begitulah rasa hati saya saat itu..Luar biasa sahabat saya Suprapto ini,pasti ia adalah orang yang sangat berbahagia!Saya sendiri baru memiliki sebuah sedan Corolla,sudah sesuatu yang "wah",tapi bagi teman saya ,mercy terbaru,bukan satu,tapi empat buah,di pajang saja di garasi....
Tiba tiba lamunan saya terputus .....
" Pak Effendi, kalau saya iri pada anda. Anda dan istri bisa begitu bebas,terbang melayang kesana kemari. Anda berdua begitu berbahagia. Andaikan saya diberikan kesempatan oleh Tuhan,saya ingin menjadi seperti anda! Saya memiliki segalanya,tapi tidak memiliki yang terpenting dalam hidup ini yaitu kebahagiaan......."
Saya terkesiap...Sungguh saya terpana...mendengarkan kata kata sahabat saya...Tentu saja tidak etis bila saya menceritakan aib orang lain,apalagi orang itu adalah sahabat saya...
Pulang kerumah,malam harinya saya tidak bisa tidur. Saya sungguh merasa sangat berdosa. Karena tadi saya sempat "terpukau" oleh "kebahagiaan" yang dimiliki sahabat saya,yaitu 4 buah rumah dan mobil mobil mewah. Saya telah melakukan hal yang amat keliru,menyamakan antara kekayaan dan kebahagiaan. Sejak saat itu ,saya pateri satu lagi pelajaran hidup : " Jangan pernah membandingkan kebahagiaan kita dengan orang lain"
Karena bila hal ini dilakukan ,maka akan menghadirkan:
menurunnya rasa syukur kita dan bahkan menjadikan kita orang yang tidak tahu bersyukur.Sejak saat itu saya tidak peduli, apakah yang bagi saya sebuah impian,misalnya memiliki sebuah mobil baru dan sebuah rumah,yang baru dapat kami wujudkan setelah bertahun tahun kerja keras,mungkin saja bagi teman teman saya bisa dibeli dalam waktu sehari ..I don't care about that. My happiness is my happiness. My destiny is in my hand and your destiny is in your hand...."
Memahami tentang makna kearifan hidup ,membuat kita semakin lega dan memupuk rasa syukur kepada Tuhan ,sehingga tidak pernah meredup.
Mohon maaf,teman teman,saya tidak bermaksud menggurui. Hanya sekedar berbagi secuil pengalaman hidup. Karena saya percaya hidup akan menjadi indah dan berarti ketika kita mampu berbagi. Dan saya tidak mungkin berbagi uang dengan anda,karena mungkin saja uang anda lebih banyak dari saya. Maka saya bagikan secarik biografi saya,yang mungkin bermanfaat bagi anda.
Sebuah kesuksesan menjadi bermakna bila tahu mensyukurinya dan akan menjadi sebuah kebahagiaan,bila kesuksesan itu bermanfaat ,tidak hanya untuk kita dan keluarga,tetapi juga untuk orang sekeliling kita. Life is to share....Hidup adalah untuk berbagi..
Salam hangat dari perbukitan yang jauh di Benua Kangguru,
Awal musim gugur,2013,
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H